Berawal dari kepedulian terhadap satwa langka, khususnya Harimau Sumatera, GBSRI (Galeri Baraya Seni Rupa Indonesia) yang dipimpin oleh Lukman Zen menggelar Pameran Lukisan Online bertajuk "Art for Maunk" dengan mengambil tema "Save Tiger".Â
Karya para perupa yang ikut serta dalam ajang pameran tersebut bisa dilihat melalui https://gbsri.com  dan berbagai media sosial seperti kanal Youtube, Instagram, dan Facebook.
Link informasi seputar pameran lukisan online "Art fo Maunk"Â dan karya para perupa yang ikut dalam pameran dapat diakses melalui: youtube.com/channel; https://gbsri.com; https://www.instagram.com/galeribaraya, dan; facebook.com.
Zen yang juga merupakan direktur PT 3G Global Utama ini mengatakan bahwa kegiatan pameran lukisan sudah kerap kali dilakukannya, baik  secara online maupun offline. Namun,  baru kali ini ia mengusung tema "Save Tiger".Â
Pemilihan tema ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, semua ini bermula dari kepedulian ia dan rekan-rekannya sesama seniman terhadap pelestarian satwa langka, khususnya harimau Sumatera yang kini keberadaanya sudah berstatus kritis atau critically endagered.
"Kalau kita tidak peduli, bukan mustahil hewan tersebut dalam waktu dekat akan punah dari muka bumi ini," ungkap Zen.
Melansir kompas.com, Sabtu 25/07/2020, berdasarkan data pada 2004, populasi Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) yang hidup di alam liar diprediksi kurang dari 400 ekor dan sebanyak 300 ekor berada di penangkaran.
"Kita tidak boleh membiarkan punahnya Harimau Sumatera. Dibutuhkan upaya kolaboratif untuk memastikan bahwa habitat spesies ikonis ini dapat tetap dilindungi dan dilestarikan," ujar Zen dengan nada prihatin.
GBSRI bekerja sama dengan segenap perupa nusantara menyelenggarakan gerakan keprihatinan atas kelestarian Harimau Sumatera melalui ajang pameran lukisan secara online bertajuk "Art for Maunk". Â Kegiatan ini diselenggarakan sejak Juli-Desember 2020, sekaligus sebagai even untuk merayakan Peringatan Hari Harimau Sedunia atau Global Tiger Day (GTD) yang biasa diadakan setiap 29 Juli.
Menurut seniman asal Garut ini, melalui pameran ini ia berharap para seniman masih bersemangat berkarya dan tidak terlalu terlena dengan kondisi pandemi covid-19.
"Masih banyak yang harus kita perhatikan saat ini, selain menghadapi keadaan virus corona yang melanda dunia. Mudah-mudahan dengan gerakan ini, kesadaran masyarakat bisa terbangun untuk saling mengingatkan dalam upaya pelestarian harimau. Saya berpesan kepada pemerintah agar lebih fokus untuk menjaga habitat harimau Sumatera sehingga hewan liar ini tetap terlindungi dari perburuan liar."
Puluhan perupa nusantara dari berbagai kota turut berpartisipasi dalam pameran lukisan bertajuk "Art for Maunk" yang digelas GBSRI ini. Beberapa peserta di antaranya adalah R. Cahyadi (Bandung), Teti Eryani (Subang), Hafidz ilmi  (Malang), Nadine Ashlee Tio (Jakarta), Anwar Baidin (Pekalongan), Deni Andrianto (Bali), Bas Andiseno (Jogjakarta), Yudha Sasmito (Cirebon), Firdiana (Brebes), Taufik Nugraha (Garut), Yangboo (Surabaya), Encep Sopyan (Cianjur), Esep Raharja (Sukabumi), Iwan Widodo (Karawang), dan lain-lain.
Langkah yang dilakukan oleh Zen yang juga seorang seniman ini patut kita apresiasi. Selain menyuarakan kepedulian terhadap pelestarian satwa liar langka, ia juga mengajak rekan-rekannya sesama seniman untuk berbagi.Â
Sebagian hasil penjualan lukisan akan didonasikan untuk fakir miskin, petugas kesehatan, dan para seniman yang terkena imbas pandemi covid-19 sehingga ekonomi mereka terpuruk. Upaya ini juga merupakan salah satu bukti bahwa seniman itu bisa bersatu, serta peduli terhadap kondisi sosial dan lingkungannya. Â
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H