Pagi ini cahaya mentari memang terlihat indah, tapi tidak dengan hatiku.
Bagiku batin ini serasa terpenjara, bagai dibingkai besi yang rapat.
Lalu, bagaimana dengan mimpiku yang masih terpendam di dadaku?
Ah, kepastian itu tak pernah hadir, setidaknya sampai detik ini.
Gundah, resah, dan gelisah, mewarnai batinku yang terombang-ambing tak menentu.
Mengapa corona belum juga pergi?
Mengapa pandemi ini begitu betah bersemayam di negeri ini?
Beribu-ribu pertanyaan terus menghardik kepalaku yang tetap membisu.
Pikiran ini tak mampu melawan kehendak takdir Illahi yang Maha Mumpuni.
Apalah arti diri ini yang tak ubahnya bagai setitik debu di jagad raya ini.