Sejak pandemi virus corona atau covid-19 masuk ke Indonesia, kondisi kesehatan, sosial, dan ekonomi masyarakat mulai memburuk. Pada Selasa, 31 Maret 2020, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo  di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, secara resmi mengumumkan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden (Keppres) terkait status kedaruratan kesehatan masyarakat.Â
"Para daerah saya minta tidak membuat kebijakan sendiri-sendiri. semua kebijakan di daerah harus sesuai dengan peraturan, berada dalam koridor Undang-undang, PP, serta Keppres tersebut," ujar Jokowi saat itu yang disiarkan secara langsung dan luas oleh beberapa televisi nasional.
Pemerintah lebih memilih opsi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam mengatasi wabah covid-19 dan tidak bisa menerapkan kebijakan lockdown, karena menurut Jokowi, Indonesia sudah belajar dari pengalaman negara lain yang menetapkan lockdown atau karantina wilayah dan setiap negara memiliki ciri khasnya masing-masing.
Selanjutnya beberapa daerah yang memiliki kecenderungan wabah covid-19 meningkat melakukan penerapan PSBB. Kebijakan ini mewajibkan masyarakat untuk bekerja dari rumah  atau Work From Home (WFH), serta dalam beraktivitas agar selalu menghindari keramaian, jaga jarak, mencuci tangan sabun atau sanitizer, dan menggunakan masker. Â
Setelah kebijakan tersebut diterapkan, kondisi pandemi covid-19 secara umum mulai menurun, walaupun di beberapa daerah masih ada yang meningkat. Akhirnya pemerintah pun menerapkan kebijakan baru yaitu tatanan normal baru atau Era New Normal. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, salah satu pertimbangan Indonesia perlu menerapkan adalah terkait dampak pandemi ini terhadap ekonomi yang dianggap sudah sangat mengkhawatirkan. Jika hal ini tidak segera diatasi bisa berdampak buruk terhadap para pekerja.
"Kenapa kita butuh ini segara? Melihat angka indikator ekonomi kita sudah separah itu. Dan perlu diketahui pekerja di Indonesia itu 55-70 juta dari 133 juta itu adalah pekerja informal sehingga mereka ini yang paling terdampak di dalam COVID-19," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian (Sesmenko) Susiwijono Moegiarso dalam diskusi online Pactoc Connect, Rabu (3/6/2020).
Meningkatnya angka pengangguran akan berkaitan dengan pergerakan konsumsi dalam negeri. Jika hal ini dibiarkan maka konsumsi yang biasanya menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, bisa anjlok dan efeknya bisa memicu konflik sosial. Menurut Susiwijono, bila situasi ini dibiarkan, negara tak akan sanggup terus-terusan memberikan bantuan sosial ke masyarakatnya karena kemampuan keuangan negara terbatas. Oleh sebab itulah beberapa aktivitas ekonomi harus segera digenjot kembali demi mencegah ekonomi jatuh lebih dalam lagi. Â (Sumber: https://finance.detik.com edisi 3 Juni 2020).
PPJI CImahi dan P3C Selenggarakan Simulasi Pernikahan
Kondisi pandemi covid-19 melanda semua lapisan masyarakat, termasuk para pengusaha yang tergabung dalam wadah Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) Cimahi dan Perhimpunan Penyelenggara Pernikahan Cimahi (P3C). Apalagi belum adanya kejelasan Pemerintah Kota Cimahi yang berkaitan dengan kebijakan pelaksaan kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut sehingga mereka mencoba membuat sebuah simulasi acara pernikahan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Bertempat di Pandiga Education Sport, pada Selasa, 29 Juli 2020, PPJI Cimahi dan P3C mengadakan gelar acara "Simulasi Protokol Kesehatan dan Keamanan Dalam Resepsi Pernikahan". Acara yang berlangsung sejak pagi itu dihadiri oleh anggota kedua organisasi tersebut serta beberapa tamu undangan, di antaranya adalah pihak TNI, POLRI, dan Pemkot Cimahi beserta dinas terkait.Â
Sebelum dilaksanakan simulasi prosesi acara resepsi pernikahan yang menerapkan protokol kesehatan dan keamanan, dilakukan dulu beberapa acara seremonial. Acara dimulai dengan kata sambutan dari perwakilan PPJI Kota Cimahi, Meti Gusmiati. Ia berharap dengan adanya simulasi pernikahan yang menerapkan protokol kesehatan tersebut, pihak Pemkot Cimahi bersedia memberikan izin kepada masyarakat untuk mengadakan acara resepsi pernikahan.
"Mudah-mudahan dengan adanya simulasi, dari wali kota, dari dinas terkait memberikan rekomendasi juga," ujar Meti penuh harap.
Acara berikutnya adalah kata sambutan dari perwakilan P3C, perwakilan venue penyelenggara, dan perwakilan Pemkot Cimahi yang diwakili oleh Kadis Budparpora Pemkot Cimahi, Budi Raharja.
Setelah acara seremonial selesai, dilanjutkan dengan simulasi akad nikah yang dimulai dengan kedatangan pengantin pria  dan pengalungan bunga melati. Kemudian diteruskan dengan simulasi acara akad nikah (ijab kabul), simulasi foto pengantin dengan memegang buku nikah, dan simulasi pemberian mahar dari mempelai pria kepada mempelai wanita.
Selanjutnya kedua pengantin dan orang tua kedua mempelai menuju panggung yang sudah disediakan untuk melakukan proses simulasi acara sungkeman. Dekorasi panggung dibuat megah selayaknya acara resepsi pernikahan yang sesungguhnya. Setelah kedua pasang orang tua kedua mempelai duduk di kursi yang sudah disediakan, kedua mempelai melakukan prosesi sungkeman secara bergiliran.
Usai sungkeman, dilanjutkan dengan simulasi mapag pengantin (penyambutan pengantin), Simulasi foto dengan crew mapag pengantin dan keluarga pengantin, simulasi ramah tamah dan foto keluarga, serta simulasi ramah tamah tamu undangan, dan terakhir adalah makan secara prasmanan. Semuanya proses tersebut dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dan keamanan. Prosesi acara simulasi pernikahan tersebut berlangsung dengan hikmat dan sukses.
Mapag Pengantin
Simulasi prosesi mapag pengantin (penyambutan pengantin) berlangsung cukup seru. Sebelum menuju pelaminan, kedua mempelai berjalan dan diarak oleh rombongan keluarga. Lengser dan Ambu yang dimainkan oleh seniman Cimahi unjuk kebolehan menyambut kedua mempelai dengan aksinya yang kocak dan menghibur. Ambu yang diperankan oleh Apih Moel  dan lengser yang diperankan oleh Abah Zatnoe, keduanya menari dengan jenaka.
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan empat penari cantik dari Sanggar Rengganis asuhan  Dewi Rengganis. Para penari yang berkostum pakaian adat Sunda dengan warna dominan merah, kuning, dan hijau ini terus menari dengan lincahnya dengan diiringi alunan musik etnik Sunda. Ambu, lengser, dan para penari yang terdiri dari Yolanda Tiara, Yulistianti Rahma, Anisa Dwi, dan Afika (Fika Anilda) membawa kedua mempelai ke arah pelaminan diikuti oleh rombongan kedua mempelai.
Tarian terus berlanjut ketika pengantin dan kedua orang tua mempelai duduk di pelaminan. Yolanda Tiara, Yulistianti Rahma, Anisa Dwi, dan
Afika menampilkan kebolehan mereka menari. Keempat penari muda tersebut masing-masing memiliki prestasi yang membanggakan. Â Misalnya Yolanda yang baru berusia 21 tahun ini pernah mewakili lomba tari rampak se Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Gadis cantik ini sering juga aktif dalam kegiatan upacara adat, komunitas lengser ambu, dan pernah ikut bermain film. Â
Selain itu, Yolanda yang juga putri dari Dewi Rengganis (pemilik Sanggar Rengganis) memiliki segudang prestasi, seperti pernah beberapa kali menjuari pasanggiri di mall, sebagai juara umum pasanggiri jaipong di kampus Universitas Jenderal Akhmad Yani (Unjani) Cimahi, sebagai juara umum pasanggiri se Bandung Raya, dan sebagainya. Kini Yolanda menjadi kreografer di Sanggar Tari Rengganis.
Penari lainnya, Afika (Fika Anilda) yang baru berusia 19 tahun memiliki prestasi yang tak kalah bagusnya. Ia pernah dua tahun menjadi juara harapan di pasanggiri upacara adat se Jawa Barat. Juga pernah menjadi juara pasanggiri rampak di STKIP Siliwangi dan menjuarai FLS2N saat masih belajar di SMA.Â
Menurut Eza Tedja Ismail, pemilik Mateja Wedding Organizer, hampir semua anggota dari P3C dan PPJi Cimahi terlibat dalam acara simulasi pernikahan tersebut. Pria yang baru setahun menikah ini  berharap pihak pemerintah kelak memberikan izin penyelenggaraan acara pernikahan setelah menyaksikan pertunjukan mereka sehingga ia bersama rekan-rekannya sesama pengusaha Wedding Organizer (WO) bisa kembali menggelar acara akad dan resepsi pernikahan di gedung, baik indoor maupun outdoor.
bisnis WO bisa berjalan lancar seperti sebelumnya dan bisa menjadi mata pencaharian utama untuk menghidupi keluarga. Jika usaha berjalan, bisa juga kembali mempekerjakan kru-kru yang selama pandemi kemarin tidak ada kegiatan sama sekali," ujar Eza yang juga anggota Calagra Cimahi ini dengan serius.Â
"Untuk acara tadi sangat mengapresiasi. Dengan adanya acara simulasi tadi, bisa menjadi acuan untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan yang saat ini masih belum diperbolehkan, bisa kembali diselenggarakan dengan protap kesehatan di masa era adaptasi kebiasaan baru, khususnya untuk Kota Cimahi. Saya berharapSeniman Ikut Berpartisipasi Meramaikan Acara Simulasi PernikahanÂ
Simulasi Protokol Kesehatan dan Keamanan Dalam Resepsi Pernikahan yang digelar oleh PPJI Cimahi dan P3C  tersebut mendapat dukungan dari Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC). Pada kesempatan tersebut DKKC mengirim utusan yaitu Apih Moel dan Abah Zatnoe dari Komunitas Lengser Ambu Cimahi (Klacima), serta empat penari yaitu Yolanda Tiara, Yulistianti Rahma, Anisa Dwi, dan Afika (Fika Anilda) dari Sanggar Rengganis.
Menurut Mulyana A. atau akrab disapa Apih Moel, kegiatan Simulasi Protokol Kesehatan dan Keamanan Dalam Resepsi Pernikahan tersebut sangat bagus bagi semua pihak, khususnya di bidang seni dan budaya. Seniman yang beralamat di RT 05/18, Cimindi/Cibeureum tersebut berharap ke depannya dibuka lagi buat acara-acara di masyarakat, baik di gedung ataupun ditempat lainnya.Â
"Kehidupan keluarga kami dari seni. Kami sangat berharap dapat kembali melakukan kegiatan seni, dan diberikan izin untuk nabeuh. Hidup kami hanya mengandalkan dari kesenian. Hanya itu yang kami harapkan dari pihak-pihak  yang terkait. Kami akan patuh menggunakan protokol kesehatan," katanya penuh harap.
Seniman lainnya yang turun mendukung acara Simulasi Protokol Kesehatan dan Keamanan Dalam Resepsi Pernikahan yang berlangsung di Pandiga Education Sport, Cimahi adalah Dewi Rengganis. Pemilik Sanggar Rengganis yang beralamat di Jalan Cihanjuang, Gang Kananga No 47 RT 02 RW 03, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara tersebut mengatakan bahwa acara yang digelar oleh PPJI Cimahi dan P3C tersebut sangat. Menurutnya, mereka mengadakan acara tersebut agar pemerintah tahu bahwa para seniman Kota Cimahi mampu mengadakan upacara adat dengan mentaati peraturan-peraturan yang ada.
"Harapan saya kepada pemerintah agar pemerintah memperbolehkan kami untuk berkarya di tengah-tengah pandemi covid-19 ini, karena kami para seniman yang usahanya bergantung pada acara-acara pementasan bisa kembali mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup kami," ujarnya serius.
Sementara itu Abef yang mewakili Forum Seni Upacara Kreatif berharap agar masyarakat, pemerintah, dan  pihak lainnya bisa melihat dan mengizinkan para seniman melakukan kegiatan berkeseniannya dan mau kembali menggunakan jasa mereka. Menurutnya, seniman itu layak dan mampu berkegiatan sambil juga melaksanakan semua protokol kesehatan yang diatur oleh pemerintah.
"Tujuan diadakannya simulasi upacara adat ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana seniman bisa bersinergi dengan vendor chatering, wedding organizer, rias pengantin, fotografer, dan lain-lain yang terlibat dalam sebuah acara wedding. Juga  untuk memperlihatkan dan membuktikan kepada pemerintah bahwa kami layak dan dapat dipercaya untuk bekerja mencari rejeki lag di wedding," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H