Dengan melihat lukisan tersebut dia berharap agar para penikmat seni bisa menghargai usaha yang dilakukan masyarakat kalangan bawah dalam berjuang mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Saya tertarik dengan bentuk gerobaknya, pedagangnya, dan para pembelinya. Saya suka tema-tema sosial. Bagus untuk dilukis karena bukan saja indah, tetapi ada pesan tersendiri dari objek yang saya lukis," ujar Guru SMAN 5 Cimahi ini dengan serius.
Berkaitan dengan kondisi pandemi virus corona atau covid-19, Dedi berharap para seniman bisa tetap berkarya dan mau belajar teknologi.
Menurutnya, berpameran lukisan tidak harus dilakukan secara fisik, tetapi bisa dilakukan secara daring dengan menggunakan teknologi internet.Â
Apalagi kondisi sekarang, lukisan agak sulit dijual. Oleh sebab itu seniman harus menghasilkan karya yang unik, kreatif, dan inovatif sehingga lebih diminati konsumen.
Selain kedua pelukis tersebut, tampil juga pelukis berambut gimbal yang lebih dikenal sebagai pelukis eksentrik yaitu Bahar Malaka. Pelukis yang satu ini sudah sering melakukan berbagai aksi seni di berbagai tempat, baik di Kota Cimahi maupun di kota-kota lainnya di indonesia.
Bahkan, pelukis yang sudah memiliki banyak penghargaan dan sering diliput berbagai media ini sebelumnya pernah beraktivitas di manca negara.Â
Saat melukis bersama tersebut, Bahar Malaka sengaja memilih dengan warna-warna terang yang khas. Akhir-akhir ini pelukis baraliran surialis tersebut sangat menyukai warna yang mencolok. Mungkin ini merupakan refeksi dari hatinya yang tengah berbunga-bunga, meskipun dalam suasana pandemi corona.
"Dua minggu terakhir saya senang dengan warna-warna kuning, hijau, dan merah. Ketika berkarya saya di ini pun warna-warna tersebut saya terapkan.
Kenapa? Karena di studio saya, juga sudah terbiasa melukis dengan warna-warna dominan tersebut," ujar Pemilik Studi Lukis "Tepas" ini sambil menghisap rokoknya lebih dalam.