Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Semua Mayat Punya Hak Dimakamkan di Bumi Ini

4 April 2020   04:02 Diperbarui: 4 April 2020   19:20 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Khusus bagi kaum muslim yang mengakui Al Quran sebagai pedoman hidupnya, tentu hal keberadaan ayat-ayat tersbut tidak bisa dibantah. Oleh sebab itu janganlah berbuat sesuatu yang berlebihan.

Pelajari, resapi, dan amalkan ajaran agama dengan baik. Jangan sampai karena perasaan takut terkena virus corona melebihi ketakutan terhadap Sang Maha Pencipta, Allah SWT.

Semua Orang Punya Hak Dimakamkan Di Bumi Ini
Benarkah ada orang yang tidak punya hak dimakamkan di muka bumi ini? Seandainya yang menjadi jenazah itu adalah Anda atau keluarga Anda, bagaimana rasanya mendapat penolakan pemakaman dari masyarakat? Tentu tidak enak bukan? Sangat menyakitkan bukan?

Oleh sebab itu sebaiknya pikirkan dulu untuk melakukan suatu tindakan menolak pemakaman seseorang di daerah Anda. Seolah-olah tindakan itu benar menurut pemikiran Anda, padahal justru perbuatan itu salah dan dimurkai Allah SWT.

Apakah masyarakat yang melakukan penolakan terhadap pemakaman jenazah seseorang itu menyadari kalau mereka belum tentu mati di daerah mereka sendiri?

Bagaimana kalau seandainya mereka mati ketika sedang berada di daerah orang lain dan jenazahnya tidak dikenali akibat identitasnya hilang, lantas mau tak mau dimakamkan di daerah orang lain? Pernahkah berpikiran seperti itu?

Hidup dan mati manusia itu di tangan Allah SWT. Jangan bermimpi kita bisa memastikan kapan kita akan mati dan dimana kita akan dimakamkan. Manusia boleh saja merencakan, tetapi hak Allah untuk menentukan kapan dan dimana kita akan mati. 

Coba kita berpikir. Apakah benar seorang manusia yang meninggal akibat  terpapar covid-19 tidak berhak dimakamkan sehingga harus ditolak di sana sini?

Jangankan orang yang terpapar virus corona yang nota bene bukan kehendaknya, seorang penjahat paling sadis pun tetap punya hak untuk dimakamkan. Kalau seorang muslim yang meninggal tidak dimakamkan, lantas mau diapakan? Mau Dibakar (kremasi)? Atau dibuang ke luar angkasa? itu kan tidak sesuai dengan syariat Islam. 

Berkaitan dengan penolakan pemakaman pasien terduga terpapar covid-19, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat agar dapat menghormati dan menerima pemakaman jenazah pasien yang terduga terjangkit Covid-19. Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas berharap tak ada lagi penolakan pemakaman jenazah oleh masyarakat. 

"Kita harus bisa menerima dan menghormati serta menyelenggarakan pemakamannya dan jangan lagi ada penolakan-penolakan," ujar Anwar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/4/2020), seperti yang dilansir dari laman kompas.com, Kamis (2/4/2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun