Perjalanan saya dan teman-teman seniman ke Cirebon Jumat (21/02/2020) kemarin menyisakan catatan menarik. Saat pulang ke Bandung, kami sempatkan mampir ke rumah salah seorang seniman kondang asal Majalengka, Kuswa Budiono.
Pria kelahiran 5 September 1954 ini dikenal sebagai perupa yang andal. Karya-karyanya tersebar dimana-mana dan menjadi pajangan di tempat pribadi maupun publik. Salah satu di antaranya adalah dome eksklusif berbentuk oval bernuansa jati yang terpajang di Bandar Udara Internasional Kertajati, Majalengka. Tentu saja masih banyak lagi karya Kuswa lainnya.
Sekitar satu jam perjalanan dari Cirebon akhirnya kami sampai di rumah seniman Majalengka ini. Rumahnya terletak agak jauh dari keramaian kota. Posisinya dipinggir jalan raya dan persis di samping area persawahan.Â
Suasana sudah gelap ketika mobil yang kami kendarai merapat di depan gerbang rumah Kuswa Budiono. Seorang wanita paruh baya terlihat berjalan agak tergesa-gesa menuju pintu gerbang rumah yang tertutup. Setelah pintu dibukanya, kami pun masuk ke halaman rumahnya.
Kami berhamburan keluar mobil dan menyalami wanita tua tersebut yang tak lain adalah istri Kuswa Budiono. Perbincangan kecil pun sekadar basa-basi keluar dari mulut kami sambil menanyakan keberadaan sang seniman. Ternyata beliau ada dalam kamar dan masih asyik beristirahat.
Setelah kami masuk dan duduk di ruang tamu yang penuh dengan kucing Anggora, pria tua berambut putih itu pun menampakkan batang hidungnya. Saya bersama teman-teman, Mas Ibeng (pematung) dan Sobirin (pelukis) segera berdiri dan menyalami beliau. Suasana haru pun sempat menyelimuti ruang tamu yang sangat representatif tersebut.
Obrolan seputar kabar teman lainnya membuka percakapan kami malam itu. Lalu disambung cerita seru seputar dunia seni dan pernak-pernik nya. Sesekali terdengar suara tawa saat canda kecil terlontar sekadar untuk menghangatkan suasana.
Sambil ngobrolin soal seni, tangan pria lulusan Senirupa ITB itu mengambil sebungkus plastik. Isinya tembakau yang sudah dirajang halus. Beliau pun membungkus tembakau tersebut dengan kertas khusus, lalu membakarnya. Aroma rokok Marlboro segera memenuhi ruang tamu tersebut.Â
Tak asyik kalau cuma mengobrol saja, para seniman tersebut lalu terlihat semakin semangat ketika Kuswa mengeluarkan hasil karya drawing-nya yang menawan. Puluhan kertas dikeluarkan dari dalam kamarnya dan langsung ditunjukkan kepada kami. Hasil kreasi beliau di atas kertas pun segera kami serbu untuk dinikmati.