Ojol dari Kota Kecil Hijrah ke Kota Besar
Fenomena pengemudi di Kota Bandung cukup menarik. Ternyata, beberapa pengemudi ini berasal dari beberapa daerah yang ada di seputar Kota Bandung, misalnya dari Sukabumi, Cianjur, Sumedang, dan Purwakarta.
Alasan mereka hijrah ke Kota Bandung karena penghasilan di daerah mereka terbatas, sementara pengemudi ojolnya lebih banyak. Kesannya ya seperti rebutan penumpang. Semua ini terjadi karena belum banyak masyarakat yang memanfaatkan jasa pengemudi ojol. Bisa juga karena memang penduduknya yang masih sedikit.
Biasanya pengemudi ojol dari daearah yang hijarh ke Bandung mengontrak kamar. Ada juga yag sengaja pergi bersama teman-temannya, lalu mengontrak rumah. Mereka membayarnya secara patungan, sehingga biayanya lebih murah.
Seminggu sekali pulang ke daerahnya untuk kumpul bersama keluarga. Namun, ada juga yang pulang sebulan sekali agar tidak terlalu banyak unag yang keluar buat ongkos perjalanan ke daerahnya.
Kondisi tersebut tentu berbeda dengan kota besar seperti Bandung. Meskipun jumlah pengemudi ojol sangat banyak, tetapi hampir semuanya mendapatkan penumpang.
Syaratnya asal mereka tidak pilih-pilih orderan dan mau bekerja maksimal. Misalnya bekerja sejak pagi hingga malam. Namun, harus tetap memperhatikan kesehatan. Makanan harus dijaga, jangan sampai telat dan waktu istirahat juga diperhatikan, sehingga tubuh yang lelah bisa kembali segar.
Pekerjaan Ojol sebagai Profesi Utama dan Sampingan
Hal yang cukup menarik dibahas adalah latar belakang pengemudi ojol. Tidak semua pengemudi ojol itu sebelumnya adalah pengangguran  atau pekerja yang sengaja keluar dari kantornya karena ingin mengadu nasib dengan mencari nafkah sendiri sebagai pengemudi ojol.
Ternyata, banyak juga para pekerja, mahasiswa, pensiunan, atau pengusaha yang menjadi pengemudi ojol. Mereka tidak malu-malu kerja di bidang ini. Selain halal, penghasilannya juga lumayan dan tidak menyita waktu. Mereka bisa melakukannya kapan saja. Suka-suka, tanpa ada yang mengaturnya alias jam kerjanya bisa diatur sendiri.
Saat saya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, justru anak muda yang menjadi pengemudi mobil ojol adalah seorang mahasiswa S-2 di sebuah perguruan tinggi di kota ini. Dia juga bekerja sebagai guru yang memanfaatkan waktu senggangnya dengan menjadi pengemudi ojol.Â