Hadir dalam acara itu seluruh asisten KSAL, di antaranya Asrena Kasal Laksda TNI Agung Pramono, Aspam Kasal Laksda TNI I Putu Yuli Adnyana, Aspers Kasal Laksda TNI Djoko Teguh Wahojo, dan Aslog Kasal Laksma TNI Ir Harry Pratomo.
Selain itu, hadir pula Pangarmatim Laksda TNI Sri M. Darojatim, Dankormar Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington, Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Kasirun Situmorang, Kadispenal Laksma TNI Manahan Simorangkir, pejabat Teras TNI AL dan pejabat TNI/Polri, sipil serta sesepuh penerbang.
Tamu undangan lainnya yang ikut hadir di antaranya perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang diwakili oleh Sekda Kabupaten Pasuruan - Agus Sutiadji, Dandim 0819 Pasuruan - Letkol Inf Herry Suprapto, serta beberapa alim ulama seperti KH Nawawi Abdul Djalil, Kiyai Subadar, K.H. Idris Hamid, Kiyai Abdullah Siradj, dan Kiyai Fuad. Tujuan kehadiran mereka bisa menjadi saksi mata atas dibukanya lapangan terbang tersebut.
Orang nomor satu di jajaran TNI AL itu menjelaskan sesuai rencana tata ruang kawasan latihan, maka area Kolatmar akan terus dikembangkan menjadi tempat latihan integrasi dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) secara ideal yang terdiri dari KRI, Pesawat Udara dan Marinir, tanpa hambatan penerbangan komersial.
Menurut KSAL, pemberian nama lapangan terbang grati dengan sebutan Lapangan Terbang TNI AL R.E.B.O. Tjokroadiredjo bertujuan untuk menghormati jasa R.E.B.O. (Raden Eddie Boedie Outomo), sosok penerbang militer Indonesia yang pertama kali lulus dan mampu menerbangkan pesawat Jet Vempire dari Royal Air Force di Inggris pada tahun 1959.
"Penerbang R.E.B.O. adalah pendiri Penerbangan TNI AL pada era tahun 1960-an yang bergelar Kapten, dan beliau adalah sosok penerbang yang membanggakan militer TNI AL Indonesia," ungkap KSAL dalam sambutannya.
KSAL melanjutkan,"Beliau dikenal sebagai pendiri Penerbangan TNI AL, dan turut mewujudkan pendirian Pangkalan Udara Angkatan Laut Waru (Pualwa) tahun 1956, yang kini lebih dikenal sebagai Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, serta berjasa di berbagai operasi yang digelar TNI Angkatan Laut."
KSAL menjelaskan bahwa keberadaan Lapangan Terbang TNI AL Grati sengaja dirancang untuk memenuhi kebutuhan latihan terbang bagi siswa penerbang TNI AL. Mereka telah dididik di sekolah penerbang Kobangdikal maupun latihan terbang dalam gladi tugas tempur, sebelum melaksanakan operasi.
"Sebelum di Grati ini, latihan terbang siswa menggunakan Lapangan Terbang Ahmad Yani Semarang. Hal itu dilakukan karena tingginya traffic penerbangan komersial di Lapangan Terbang TNI AL Juanda yang dikelola sebagai Bandara Internasional," jelas KSAL.
Sebelumnya, lapangan terbang grati ini dibangun secara bertahap selama enam tahun yaitu dari 2007-2013. Lapangan terbang tersebut memiliki panjang 1200 meter dan lebar 40 meter, serta memiliki taxi dan apron yang mampu menampung pesawat latih sebanyak delapan buah. Juga terintegrasi dengan berbagai kawasan latihan seluas 37,6 hektar untuk lapangan tembak, tank dan infantry, penerjunan, pembaretan, marshaling, rafling dan mountenering.