Kreativitas ternyata bukan hanya milik warga kota. Buktinya, anak-anak muda yang tergabung dalam Komunitas "Biotic Sadulur" ini mampu bersaing dengan pemuda kota dalam berkarya. Kiprah mereka dalam menggelar sebuah kegiatan seni yang cukup besar patut mendapat acungan jempol. Mereka ini semuanya berasal dari Kampung Cipeureu, Desa Buana Mekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang.
Bertempat di Bumi Perkemahan Desa Buana Mekar yang bernuansa alam pegunungan nan indah, para personel Biotic menggelar pertunjukan musik bertajuk "Music Fest 2017:Biotic 10th Annyversary" pada Sabtu, 19 Agustus 2017. Kegiatan ini diikuti oleh beberapa grup musik yang ada di Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang.
 Beberapa peserta festival band yang ikut berkompetisi di antaranya adalah Grup Band Crowz Fazon dari Jeungjing, Desa Pelita Asih Kec. Slaawi, Garut; Grup Band Ska-Ruhun dari Kampung Pasir, Desa Samida Kec. Selaawi Kab. Garut; Grup Band Scared of Sunday dari Desa Limbangan, Kec. Limbangan, Kab. Garut; Grup Band Krikil Hidung dari Kampung Cipeureu, Desa Buana Mekar Kec. Cibugel Kab. Sumedang; Grup Band Counsllet dari Kampung Jaya Mekar, Desa Jaya Mekar, Kec. Cibugel, Kab. Sumedang; dan Grup Band Pe Es Ka dari Kampung Jeungjing, Desa Pelita Asih Kec. Selaawi Kab. Garut.
 Dewan juri festival band ini terdiri dari empat orang yaitu Toink alias Ipang Ahmad (Depok), Andri (Bandung), Iwan (Bandung) dan Uee (Sumedang -- Perwakilan dari panitia). Acara lomba musik ini akhirnya dimenangkan oleh Grup Band Counsllet asal Desa Jaya Mekar, Kab. Sumedang sebagai juara pertama, sedangkan posisi juara kedua dipegang oleh Grup Band Krikil Hidung.
"Selama ini pemuda di Desa Buana Mekar dikenal beringas dan tukang gelut (berkelahi). Kehadiran Komunitas BIOTIC SADULUR justru membawa angin segar ke arah yang positif," ujar polisi yang berdinas di Polsek Cibugel sejak 1993 ini dengan ramah.
Sementara itu Dadang Romansyah, anggota DPRD Kabupaten Sumedang dari PDI Perjuangan yang sengaja hadir menyaksikan acara tersebut sangat menyambut baik kegiatan positif yang dilakukan Komunitas BIOTIC SADULUR.
"Begitu kompak dan kreatifnya mereka menjalankan acara ini, sehingga kegiatan ini bisa terwujud. Saya berharap masyarakat Cibugel, terutama kaum mudanya, agar lebih kreatif dan lebih inovatif, sehingga tidak terbawa dengan pergaulan yang bisa merugikan," paparnya ketika dimintai pendapatnya tentang kegiatan tersebut.
Sejarah Berdirinya Komunitas BIOTIC Sadulur
Menurut Kang Ahep -- salah seorang pendiri Komunitas Biotic Sadulur, awalnya beberapa pemuda Kampung Cipeureu berkumpul dalam sebuah komunitas bernama BAC (Barudak Awak Club). Komunitas ini cukup solid dan kompak, sehingga cukup disegani oleh komunitas lain. Bahkan, anggotanya saat itu sudah mencapai 120 orang yang terdiri dari berbagai wilayah di Kabupaten Sumedang.
BAC bisa dibilang semacam sebuah geng, sebab banyak anggotanya yang sering berbuat onar, bertindak brutal dan anarkis. Saat itu Ahep yang masih menjadi pengurus BAC dan menjabat sebagai bendahara, merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Dia akhirnya mengundurkan diri dan membentuk komunitas baru dengan nama BIOTIC.
Nama BIOTIC merupakan singkatan dari Barisan Organisasi Toleransi Cipeureu. Kebetulan semua anggotanya berasal dari kampung  yang sama yaitu Kampung Cipeureu. Komunitas ini resmi didirikan pada 19 Agustus 2007 oleh delapan orang pemuda Cipeureu yaitu Ahep (Bgeng), Oldi, Bozes, Bontot, Ajum, Tarman, Dwer, dan Pak Oleh.
 Dua tahun kemudian anggota BIOTIC semakin berkembang dengan masuknya beberapa anggota yang berasal dari luar Kampung Cipeureu. Oleh sebab itu disepakati oleh pengurus agar namanya diubah menjadi "BIOTIC SADULUR". Sejak awal berdiri sampai sekarang, Komunitas BIOTIC SADULUR diketuai oleh Ahep (Bgeng).
Meskipun anggota BIOTIC SADULUR sudah banyak yang merantau dan bekerja di kota, tetapi kekompakan mereka tetap terjaga. Bahkan, mereka masih sering mengadakan pertemuan rutin untuk menjaga keakraban sesama mereka, juga untuk membahas perkembangan kampung halamannya.
Festival Band Yang Memukau
 Acara Festival Band bertajuk "Music Fest 2017" berlangsung hangat. Sejak pagi para penonton sudah hadir menyaksikan acara ini. Cuaca cerah disertai tiupan sepoi-sepoi angin pegunungan yang sejuk membuat para penonton tidak beranjak dari tempatnya. Acara yang digelar sejak pukul 09.00 WIB itu berakhir sampai pukul 16.00 WIB.
Salah satu kelebihan Komunitas BIOTIC SADULUR adalah mampu menghadirkan orang-orang berkualitas dibidangnya. Kali ini mereka sengaja mengundang pelukis ternama asal kota Cimahi, Bahar Malaka. Tujuannya tidak lain untuk memberikan apresiasi seni kepada masyarakat Desa Buana Mekar, agar suatu saat nanti akan lahir pelukis andal dari desa ini.
 "Saya tertarik hadir di sini karena saya tahu Komunitas Biotic ini kumpulan para pemuda kreatif yang peduli dengan kemajuan desanya. Sebagai seniman, saya ikut mendukung program yang digagas Kang Ahep sebagai Komandan Biotic Sadulur. Siapa tahu suatu saat nanti akan lahir seniman handal dari desa ini," kata Bahar Malaka ketika diwawancarai penulis.
"Pemuda desa jangan mau kalah dengan pemuda kota. Kalau kalian mau belajar dan bekerja keras, saya yakin suatu saat akan merasakan hasilnya. Teruslah mencoba mengeksplorasi kemampuan kalian. Hindari narkoba dan lakukan hal positif untuk negeri ini," papar Bahar Malaka dengan penuh semangat.
Pada kesempatan itu Bahar Malaka memberikan hadiah lukisan sebagai cindera mata kepada Komunitas Biotic yang diterima langsung oleh Ketuanya, Kang Ahep. Â
 ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H