Konon Masjid Al Baakhirah merupakan satu-satunya dan merupakan masjid pertama di Indonesia yang bentuknya benar-benar menyerupai Kapal Laut. Kenyataan ini tampaknya memang tidak terbantahkan. Meskipun ada masjid lain yang juga sering disebut masjid kapal atau masjid perahu, tetapi bentuknya tidak benar-benar seperti kapal, melainkan masjid yang di depannya terdapat monumen atau bangunan berbentuk kapal laut.
Sebagai contoh adalah Masjid Perahu yang terletak di Jalan Raya Serang nomor 10, Desa Cibarusah, Kota Bekasi, Jawa Barat. Masjid ini berlokasi tak jauh dari gerbang Perumahan Cibarusah Indah. Bentuk masjid ini kecil sebenarnya tidak mirip perahu. Cuma karena persis di depan masjid ini berdiri bangunan unik berbentuk perahu berwarna biru, sehingga orang sering menyebutnya sebagai Masjid Perahu.
Sejak diresmikannya pada 24 April 2016 yang lalu, keberadaan Masjid Al Baakhirah sontak menggemparkan Indonesia. Betapa tidak, masjid yang terletak di Jalan Bapak Ampi, RT 02/06, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi ini langsung menyedot perhatian beberapa awak media untuk meliputnya.
Tidak kurang dari 15 media pernah meliput keberadaan masjid unik berbentuk kapal laut ini, baik media cetak, daring (online), maupun elektronik. Sebut saja beberapa media seperti Harian PR (Pikiran Rakyat), Bandung Ekspres, Tribun Jabar, Republik, Tempo, Galamedia, jurnalsumatra.com, islamindonesia.id, news.detik.com, inilahkoran.com, MQ TV, Trans TV, Global TV, RCTI, Net., TV One, dan CNN Indonesia.
Menurut Soenaryo – salah seorang pengurus Masjid Al Baakhirah- keberadaan masjid unik berbentuk kapal laut ini tidak terlepas dari niat baik sang penggagasnya, yaitu H. Budianto (almarhum). Sebelum wafat pada 2002, mantan nakhoda kapal laut tersebut sempat mengutarakan keinginannya untuk mendirikan masjid yang bisa digunakan bagi kepentingan warga sekitar.
“Ada dua alasan utama yang melandasi bentuk masjid tersebut menyerupai sebuah kapal laut. Alasan pertama, karena almarhum H. Budianto sangat mencintai dunia pelayaran, sedangkan kedua, karena beliau ingin meneladani kisah Nabi Nuh as dalam Al Quran yang membangun bahtera demi menyelamatkan umatnya dari banjir besar,” ujar Soenaryo ketika ditemui penulis di Masjid Al Baakhirah, Minggu (21/8/2016).
Bentuk kapal yang dijadikan acuan dalam pembuatan Masjid Al Baakhirah adalah Kapal Motor (KM) Kerinci. Hal tersebut tidak terlepas dari sejarah perjalanan hidup H. Budianto yang pernah membawa kapal tersebut untuk pertama kalinya dari Jerman ke Indonesia.
"Selain Kapal Kerinci, semasa hidupnya H. Budianto juga pernah menjadi Nakhoda Kapal Kampuna dan Kapal Tampomas II. Namun karena sejarah Kapal Kerinci begitu penting, karena merupana kapal laut pertama untuk kerjasama Indonesia dengan Jerman, sehingga pihak keluarga lebih memilih kapal ini sebagai modelnya,“ tambah Soenaryo.
Delapan bulan kemudian, tepatnya pada akhir April 2016, proses pembangunan masjid yang dikejakan oleh sekira 50 orang tenaga kerja ini dianggap selesai. Kemudian pihak keluarga mengadakan acara syukuran, sekaligus secara resmi mewakafkan tanah dan bangunan masjid kepada masyarakat sekitar.
Tasyakur dan Penyerahan Wakaf Masjid
Masjid Al Baakhirah yang menjadi salah satu ikon kebanggaan Kota Cimahi ini secara resmi digunakan untuk umum pada 24 April 2016. Saat itu keluarga besar H. Budianto mengadakan acara tasyakur di kediaman mereka, Jalan Kebon Sari 157, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah. Acara ini selain dihadiri oleh keluarga besar H. Budianto, juga dihadiri oleh seluruh keluarga pekerja yang terlibat dalam pembangunan masjid, para tetangga masjid, dan tokoh masyarakat. Beberapa awak media, baik cetak, online, maupun elektronik, ikut meliput kegiatan tersebut.
Acara dimulai dengan pemberian hidangan kepada para tamu undangan. Usai menyantap makanan, pihak keluarga H. Budianto menyerahkan bingkisan kepada seluruh keluarga pekerja yang ikut terlibat dalam pembangunan Masid Al Baakhirah. Bingkisan tersebut sebagai bentuk syukur keluarga almarhum atas rampungnya pembangunan masjid tersebut.
Ketika memasuki waktu Salat Zuhur, muazin segera mengumandangkan gema azan untuk pertama kalinya. Kemudian para hadirin melaksanakan salat berjamaah. Usai salat, dilaksanakan acara penyerahan masjid secara simbolis, yaitu dari pimpinan proyek kepada perwakilan pihak keluarga besar H. Budianto. Selanjutnya perwakilan keluarga H. Budianto melaksanakan ijab kabul penyerahan wakaf Masjid Al Baakhirah kepada masyarakat yang diwakili oleh Ketua DKM Masjid Al Bakhirah, Manit Rodmiadi, S.Pd.
Prasasti wakaf sebagai tanda bahwa masjid ini sudah menjadi milik masyarakat, ditempatkan di bagian depan lambung kapal, tepatnya di dalam taman, persis di dekat jangkar kapal.
Sejak diresmikannya masjid unik berbentuk kapal laut tersebut, banyak masyarakat yang berkunjung ke Masid Al Baakhirah, baik yang datang dari dalam kota maupun dari luar kota. Umumnya mereka penasaran ingin melihat secara langsung keberadaan masjid yang kini sudah menjadi kebanggaan warga Baros, Cimahi. Mereka bukan hanya sekedar mampir dan berfoto bersama, tetapi juga memanfaatkannya untuk melakukan badah shalat.
Bagi pendatang dari luar kota yang ingin berkunjung ke Masjid Al Baakhirah, dapat masuk ke Kota Cimahi melalui pintu Tol Baros. Setelah keluar, langsung belok kiri ke arah Kota Cimahi. Beberapa ratus meter kemudian akan ketemu pertigaan jalan, lalu belok kanan menuju ke arah rel kereta api. Tidak jauh dari sana terdapat Jalan H. Haris (persis di samping Kantor Pusat Kesenjataan Artileri Medan, Kodiklat TNI AD). Masjid tersebut sudah terlihat dari jalan tersebut yang hanya berjarak sekira 50 m.
Namun jika pengunjung datang dari arah Kota Bandung, maka bisa menyusuri Jalan Raya Cibabat, Cimahi. Selanjutnya ketika menemui pertigaan, belok kiri melalui Jalan Jenderal Garot Subroto menuju ke arah Jalan Tol Baros. Ikuti saja jalan tersebut sampai bertemu lintasan kereta api.
Setelah melewatinya rel, akan masuk ke Jalan Kartini. Di sana ada pertigaan, kalau belok kanan menuju Pasar Antri atau ke Rumah Sakit Dustira, maka ambil saja jalan yang lurus arah ke Tol Baros. Sisi kanan jalan ada Taman Kartini, sedangkan sisi jalan ada Kantor Pusat Kesenjataan Artileri Medan, Kodiklat TNI AD. Sekitar 100 m akan bertemu Jalan H. Haris, lalu belok kiri. Lokasi Masjid Al Baakhirah sudah terlihat dalam jarak sekira 50 m.
Suasa Masjid Seperti Kapal Laut Sedang Berlabuh
Kalau dilihat dari kejauhan, bentuk Masjid Al Baakhirah ini menyerupai sebuah kapal yang sedang bersandar di dermaga, seperti terlihat dari foto yang diunduh dari situs tribunnews.com berikut ini:
Pada Bagian depan masjid terdapat bedug yang cukup besar dan terbuat dari kayu dan kulit dengan desain yang artistik. Selain itu juga terdapat miniatur KM Kerinci yang dibungkus dalam kaca.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H