Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mencicipi Lezatnya Makanan Ketoprak Buatan Nawawi di Jalan Kemang Jakarta

13 Maret 2016   11:36 Diperbarui: 13 Maret 2016   12:13 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makanan ketoprak ini sekilas mirip dengan gado-gado. Bedanya, kalau gado-gado bahan utamanya sayur-sayuran yang direbus dan diberi bumbu kacang. Sedangkan ketoprak bahan utamanya adalah tahu, bihun, taoge, mentimun, dan bisa juga memakai telur rebus atau telur goreng yang dilengkapi dengan saus kacang, kecap manis, dan taburan bawang goreng. Penyajiannya ditambah dengan lontong atau ketupat yang diberi tambahan kerupuk atau emping. Biasanya ketoprak dijajakan ke jalan-jalan sambil berkeliling menggunakan gerobak dorong atau kadang-kadang mangkal di kaki lima.

[caption caption="Bentuk sajian makanan Ketoprak Betawi asal Cirebon (Sumber: http://travelgotoindo.blogspot.co.id)"]

[/caption]

Suka Duka Nawawi Berjualan Ketoprak Selama 15 Tahun

Pak Nawawi mengaku kalau kemahirannya berdagang ketoprak ini berasal dari teman-temannya satu kampung yang kebetulan sama-sama merantau ke Jakarta. Kebanyakan mereka memang berprofesi sebagai pedagang ketoprak. Kemudian bekal ilmu tersebut dijadikannya modal untuk membuka usah sendiri.

Nawawi merintis usahanya sekira 15 tahun yang lalu. Semula dia menjajakan dagangannya berkeliling kampung. Saat itu daerah Kemang belum seramai sekarang, bahkan jalanan pun masih kecil. Dia menjual ketoprak mulai dari harga Rp800, Rp1000, Rp1500 dan seterusnya sampai akhirnya sekarang bertarif Rp10.000 satu porsi. Kalau pakai telor biayanya Rp.14.000. Kemudian dia mangkal di depan kampus LPPI sampai sekarang.

[caption caption="Pak Nawawi sedang mempersiapkan ketoprak pesanan pelanggannya (Sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

Berkat hasil kerja kerasnya Nawawi mampu menghidupi seoang istri dan seorang anak yang kini sudah duduk di bangku kelas VIII SMP. Saat ini istrinya sedang mengandung anak keduanya dan usia kandungannya sudah memasuki usia 8 bulan.

Berjualan di kali lima banyak sekali suka dukanya. Pria berusia 42 tahun ini sering dipalak oleh petugas kamtib. Beberapa oknum petugas sering makan gratis di tempatnya berjualan. Tidak heran kalau ada razia, dia selalu lolos. Biasanya petugas kamtib itu akan memberitahukan kalau akan ada razia. Kalau tidak bandel dan menuruti saran mereka, biasanya aman. Tapi kalau melawan dan ngotot berjualan, ya sudah pasti ditangkap.

[caption caption="Racikan bumbu kacang yang kental dan sedap membuat dagangan Ketoprak Pak Nawawi selalu laris dan habis terjual (sumber: J. Haryadi)"]

[/caption]

Pernah suatu hari ada razia secara mendadak dan tanpa diketahui Nawawi dan teman-temannya sesama pedagang makanan. Semua gerobak teman-temannya diangkat dan dinaikan ke dalam mobil petugas. Saat itu dirinya ngotot tidak mau diangkut, sambil membawa gerobaknya menjauh dari lokasi razia. Mungkin karena banyak petugas yang mengenalnya, akhirnya hanya gerobak dirinya saja yang tidak diangkat petugas. Saat itu terpaksa dia tidak berjualan dan segera pulang ke tempat tinggalnya di Jalan Kemang utara dengan tangan kosong.

“Biasanya mulai jualan jam berapa?” tanya saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun