Menurut Ayi, sistem yang diterapkan oleh Dompet Dhuafa saat itu terhadap Kelompok Peternakan Madani adalah sistem bagi hasil dengan komposisi 40:60. Pengurus (manajemen) Kelompok Peternakan Madani mendapat bagian 40% dari keuntungan hasil penjualan ternak, sedangkan peternak mendapat bagian 60%. Uang yang diperoleh manajemen dipergunakan untuk kepentingan kelompok. Selain itu juga juga dipakai untuk kegiatan sosial seperti membayar tunggakan uang SPP anak anggota atau membantu biaya berobat bagi masyarakat yang tidak mampu.
Setiap tahun jumlah anggota Kelompok Peternakan Madani pimpinan Ayi terus bertambah dan bantuan ternak juga berkembang pesat. Bahkan kelompoknya pernah mendapat bantuan modal 380 ekor kambing dan 14 ekor sapi yang dikelola oleh 113 peternak. Dalam setahun biasanya mereka panen dua kali, yaitu pada saat menjelang Ramadhan dan menjelan Idul Adha.
Sejak 2006-2011, Kelompok Peternakan Madani pimpinan Ayi oleh Dompet Dhuafa dijadikan contoh dan menjadi sentral tempat Pelatihan Usaha Peternakan, khususnya kambing dan sapi. Dampaknya, pemerintah mulai memperhatikan pembangunan di daerah mereka. Akses jalan semakin baik dan perekonomian masyarakat juga meningkat pesat.
[caption caption="Kantor Kelompok Peternakan Madani pimpinan Tatang Ramdhani Di Desa Cipada Kecamatan Cikalong Wetan Kab. Bandung Barat (Sumber foto: J. Haryadi)"]
[caption caption="Plang Nama yang menjelaskan tentang kantor Kelompok Peternakan Madani (Sumber foto: J. Haryadi)"]
Keberhasilan Ayi dan kelompok peternaknya dalam menjalankan amanah Dompet Dhuafa tidak diragukan lagi. Faktanya, dari 16 kelompok peternak yang terdaftar dalam AKTTA Jawa Barat, hanya Kelompok Ternak Madani yang mendapat sertifikat kemandirian dari Dompet Dhuafa Bandung, karena dinilai sesuai dengan konsep Sosial Intrepreneur.
Puncaknya pada 2013, usaha Kelompok Peternakan Madani pimpinan Ayi dianggap mampu untuk berdiri sendiri dan mendapat sertifikat kemandirian dari Dompet Dhuafa Jawa Barat. Artinya, Dompet Dhuafa melepas Kelompok Peternakan Madani dari program mereka dan mendapat bantuan lagi.
Mimpi Yang Belum Terwujudkan
Sejak Dompet Dhuafa menarik kembali bantuannya terhadap usaha Kelompok Peternakan Madani, usaha mereka pelan-pelan kembali meredup dan akhirnya fakum sama sekali. Ayi dan rekan-rekannya kini hanya fokus menjalankan usaha dibidang pertanian.
“Pada realitanya, masyarakat di desa kami sebenarnya masih memerlukan bantuan. Kami belum kuat untuk berdiri sendiri. Oleh sebab itu kami masih membutuhkan investor yang siap memberi kami modal untuk melanjutkan usaha ternak kambing dan sapi yang dulu pernah sukses berjalan di sini,” ujar Ayi sambil mengepulkan asap rokoknya.
[caption caption="Rumah milik Tatang Ramdhani alias Ayi yang sederhana, tempat berteduh keluarga tercintanya (Sumber foto: J. Haryadi)"]