Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pasar Kaget Gasibu yang Benar-benar Bisa Membuat Kita Kaget

21 Desember 2015   10:04 Diperbarui: 21 Desember 2015   11:55 5239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir semua jenis barang yang dagangan dijual dengan harga relatif murah. Misalnya kaos bermotif dan bertuliskan tentang Kota Bandung dijual dengan kisaran harga antara Rp15.000 sampai Rp25.000. Ada juga beragam jajanan, misalnya Sosis Bakar Jumbo yang dijual seharga Rp5.000. Selain itu terdapat arena bermain untuk anak-anak yang berada dalam lingkungan taman kota yang area disekelilingnya dipagar.

[caption caption="Arena bermain anak-anak di lokasi Pasar Kaget Gasibu (Sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

[caption caption="Arena bermain anak-anak di lokasi Pasar Kaget Gasibu (Sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

 

Aktivitas Pasar Kaget Gasibu Bandung dimulai sejak pukul 06.00 – 12.00 WIB. Namun sebagian pedagang ada juga yang berdagang hingga pukul 15.00 WIB. Mereka menempati tenda berukuran sekira 2 m X 2 m yang dirancang khusus. Sebagian juga masih ada yang berjualan di trotoar pinggir jalan atau menjajakannya secara langsung sambil menawarkan langsung kepada orang yang sedang berkunjung di sana.

Sarapan dan Belanja Buku Bekas

Minggu pagi, 21 Desember 2015, sekira pukul 07.30 WIB, Saya berangkat ke Bandung  bersama istri tercinta, sengaja ingin menikmati suasana pasar kaget Gasibu. Kami ingin jalan-jalan berdua sambil jajan dan belanja apa saja yang menarik untuk dibeli. Memang sudah lama Saya tidak berkunjung ke tempat ini, padahal jarak dari rumah kami di Jalan Cihanjuang, Bandung Barat ke sini hanya sekira 5 km dan dapat ditempuh dalam waktu sekira 30 menit perjalanan dengan kendaraan.

Sampai di Gasibu, suasana sudah terlihat sangat ramai. Saya sempat kesulitan memarkirkan kendaraan saya karena tempat parkir di sisi jalan sudah penuh. Akhirnya saya mencari lokasi parkir yang agak jauh, persis di depan sebuah kantor yang kebetulan di depannya juga dimanfaatkan sebagai lahan parkir. Beruntung di sini masih tersedia tempat parkir, itupun sudah hampir penuh.

Saya dan istri menyempatkan diri sarapan bubur di pinggir jalan, tidak jauh dari lampu merah. Beberapa pedagang makanan lain juga ada di sekitarnya seperti pedagang surabi (makanan khas Bandung yang terbuat dari bahan dasar tepung beras), gorengan dan lain-lain.  

Harganya satu porsi bubur komplit relatif murah, hanya Rp12.000 saja. Isinya terdiri dari bubur ayam, cuilan daging ayam, irisan hati ayam, irisan telor ayam, ditambah semangkuk kerupuk. Rasanya enak dan cukup untuk menghilangkan rasa lapar.

Usai makan, kami menelusuri lokasi pasar kaget yang sangat ramai. Terus terang sangat tidak nyaman kalau mau berbelanja di sini. Betapa tidak, kalau kita berhenti untuk sekedar melihat-lihat barang yang akan di beli, posisi tubuh kita akan berhimpitan dengan orang yang lewat. Maklum, lebar lorong untuk berjalan sangat sempit sehingga pengunjung terpaksa berdesak-desakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun