Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pasar Kaget Gasibu yang Benar-benar Bisa Membuat Kita Kaget

21 Desember 2015   10:04 Diperbarui: 21 Desember 2015   11:55 5239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pasar Kaget Gasibu (sumber: J.Haryadi)"][/caption]

Oleh: J. Haryadi

Apakah Anda pernah berkunjung ke Kota Bandung? Rasanya sudah banyak orang yang pernah datang ke kota yang sejuk ini. Selain karena banyak sekolah kedinasan milik pemerintah dan militer, di kota ini juga banyak terdapat tempat berbelanja pakaian murah, tempat jajanan aneka kuliner dan tempat hiburan, sehingga dikenal juga sebagai tempat berwisata.

Nah, kalau Anda kebetulan sedang jalan-jalan ke Kota Bandung, coba sempatkan mampir ke Gedung Sate – pusat pemerintahan Gubernur Provinsi Jawa Barat. Bentuk bangunannya yang indah bisa menjadi objek foto yang menarik. Persis di depannya terdapat Lapangan Gasibu yang biasa digunakan warga Kota Bandung untuk berolah raga.

Pada hari Minggu, lokasi di dekat Lapangan Gasibu biasanya penuh dengan lautan manusia. Di sana terdapat pasar kaget yang menjual berbagai dagangan dengan harga murah. Namun karena lokasinya berdekatan dengan prapatan lampu merah, jangan kaget kalau kemacetannya luar biasa.

Belanja Barang Murah

Setiap Minggu, pasar kaget yang lokasinya persis dimulai dari pinggir jalan depan Gasibu, tepatnya di taman kota sampai ke lokasi Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat dipenuhi dengan ratusan pedagang. Berbagai jenis barang dagangan dijual di sana, seperti aksesoris, kaca mata, dompet, topi, tas, sepatu, jam tangan, casing handphone, pakaian, buku, mainan anak-anak, makanan dan minuman.

[caption caption="Pedagang makanan di lokasi Pasar Kaget Gasibu (Sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

[caption caption="Pedagang minuman di lokasi Pasar Kaget Gasibu (Sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

[caption caption="Pedagang mainan anak-anak di lokasi Pasar Kaget Gasibu (Sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

[caption caption="Pedagang pakaian di lokasi Pasar Kaget Gasibu (Sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

Hampir semua jenis barang yang dagangan dijual dengan harga relatif murah. Misalnya kaos bermotif dan bertuliskan tentang Kota Bandung dijual dengan kisaran harga antara Rp15.000 sampai Rp25.000. Ada juga beragam jajanan, misalnya Sosis Bakar Jumbo yang dijual seharga Rp5.000. Selain itu terdapat arena bermain untuk anak-anak yang berada dalam lingkungan taman kota yang area disekelilingnya dipagar.

[caption caption="Arena bermain anak-anak di lokasi Pasar Kaget Gasibu (Sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

[caption caption="Arena bermain anak-anak di lokasi Pasar Kaget Gasibu (Sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

 

Aktivitas Pasar Kaget Gasibu Bandung dimulai sejak pukul 06.00 – 12.00 WIB. Namun sebagian pedagang ada juga yang berdagang hingga pukul 15.00 WIB. Mereka menempati tenda berukuran sekira 2 m X 2 m yang dirancang khusus. Sebagian juga masih ada yang berjualan di trotoar pinggir jalan atau menjajakannya secara langsung sambil menawarkan langsung kepada orang yang sedang berkunjung di sana.

Sarapan dan Belanja Buku Bekas

Minggu pagi, 21 Desember 2015, sekira pukul 07.30 WIB, Saya berangkat ke Bandung  bersama istri tercinta, sengaja ingin menikmati suasana pasar kaget Gasibu. Kami ingin jalan-jalan berdua sambil jajan dan belanja apa saja yang menarik untuk dibeli. Memang sudah lama Saya tidak berkunjung ke tempat ini, padahal jarak dari rumah kami di Jalan Cihanjuang, Bandung Barat ke sini hanya sekira 5 km dan dapat ditempuh dalam waktu sekira 30 menit perjalanan dengan kendaraan.

Sampai di Gasibu, suasana sudah terlihat sangat ramai. Saya sempat kesulitan memarkirkan kendaraan saya karena tempat parkir di sisi jalan sudah penuh. Akhirnya saya mencari lokasi parkir yang agak jauh, persis di depan sebuah kantor yang kebetulan di depannya juga dimanfaatkan sebagai lahan parkir. Beruntung di sini masih tersedia tempat parkir, itupun sudah hampir penuh.

Saya dan istri menyempatkan diri sarapan bubur di pinggir jalan, tidak jauh dari lampu merah. Beberapa pedagang makanan lain juga ada di sekitarnya seperti pedagang surabi (makanan khas Bandung yang terbuat dari bahan dasar tepung beras), gorengan dan lain-lain.  

Harganya satu porsi bubur komplit relatif murah, hanya Rp12.000 saja. Isinya terdiri dari bubur ayam, cuilan daging ayam, irisan hati ayam, irisan telor ayam, ditambah semangkuk kerupuk. Rasanya enak dan cukup untuk menghilangkan rasa lapar.

Usai makan, kami menelusuri lokasi pasar kaget yang sangat ramai. Terus terang sangat tidak nyaman kalau mau berbelanja di sini. Betapa tidak, kalau kita berhenti untuk sekedar melihat-lihat barang yang akan di beli, posisi tubuh kita akan berhimpitan dengan orang yang lewat. Maklum, lebar lorong untuk berjalan sangat sempit sehingga pengunjung terpaksa berdesak-desakan.

Saya sempat tertarik dengan lapak penjual buku bekas milik seorang pria setengah baya. Maklum, sebagai seorang penulis, ketika melihat buku, timbul keinginan untuk membelinya. Ternyata ada saja buku yang menarik saya untuk membelinya. Buku berjudul “KOMPAS: Menulis dari Dalam”, terbitan Kompas tahun 2007, langsung berpindah tangan dengan harga Rp20.000. Buku lawas setebal 329 halaman itu terbilang murah. Meskipun buku lama, tetapi saya belum membacanya. Mudah-mudahan bisa menambah wawasan saya dalam ilmu kepenulisan.

Lokasi Penuh Sampah

Kami terus menelusuri kios demi kios, lapak demi lapak, untuk mengamati suasana. Sesekali saya dan istri foto berdua dengan gaya selfie, meniru gaya anak muda. Kami tidak peduli kalau sesungguhnya usai kami tidak muda lagi. Juga tidak peduli apakah ada orang yang memperhatikan kelakuan kami berdua, yang penting happy! He..he..he...

[caption caption="Foto selfie, narsis bersama istri (sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

[caption caption="Foto selfie, narsis bersama istri (sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

Sayangnya, dibalik rasa senang bisa menikmati suasana pasar kaget, kami merasa kecewa dengan kondisi kebersihan di sekitarnya. Masih banyak padagang dan pengunjung yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan. Mereka membuang sampah sembarangan, sehingga terlihat kotor. Padahal tidak jauh dari lokasi tersebut terdapat tong sampah. Anehnya, ada tong sampah yang justru kosong. Mungkin karena lokasi tong sampah ini jauh dari keramaian sehingga pengunjung malas membuang sampah ke sana.

[caption caption="Sampah berserakan di sekitar lokasi jualan makanan (sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

[caption caption="Sampah berserakan di sekitar taman kota, masyarakat terlihat tidak peduli (sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

[caption caption="Sampah berserakan di sekitar taman kota, masyarakat terlihat tidak peduli"]

[/caption]

Menurut pengamatan saya, ada kemungkinan jumlah tong sampah tidak sebanding dengan jumlah pedagang yang ada di sana. Saya sendiri mengalami kesulitan ketika harus membuang sampah, terutama ketika berada dilokasi sekitar lorong tenda. Saya tidak melihat ada tempat sampah di sana. Saya juga tidak melihat ada petugas kebersihan yang bertugas.

[caption caption="Penulis membuang sampah di tempat tong sampah yang masih kosong di sekitar taman kota (sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

Saya berharap  ada kesadaran dari para pedagang yang berjualan di seputar pasar kaget agar memiliki kepedulian terhadap kebersihan. Misalnya menyediakan plastik besar untuk menampung sampah dari para pengunjung yang berbelanja barang dagangannya. Juga ada kepedulain dari pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan, agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.

Selain itu, lebih bijaksana lagi kalau pemerintah kota menyiapkan petugas kebersihan di lokasi sekitar pasar kaget. Petugas ini selain membersihkan lokasi, juga mengawasi dan menegur petugas atau pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Kalau perlu diberikan denda jika ada orang yang tertangkap tangan membuang sampah sembarangan. Hal ini penting untuk mendidik masyarakat agar peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Semoga suatu saat kita bisa berkunjung ke Pasar Kaget Gasibu Bandung dengan suasana yang lebih nyaman, bersih dan teratur.

*** 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun