Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengapa Menulis Masih Dianggap Sulit?

15 Desember 2015   09:29 Diperbarui: 15 Desember 2015   09:29 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi menulis itu sulit (sumber foto: (http://mindflash.com)"][/caption]

Oleh: J. Haryadi

Beberapa kali menjadi narasumber dalam pelatihan menulis, saya menemukan fakta bahwa hampir semua peserta ternyata sudah pandai menulis. Mereka mengikuti pelatihan menulis karena merasa sudah kehilangan gairah, sehingga memerlukan “penyegaran” kembali. Bahkan diantara mereka ternyata ada yang pernah menerbitkan buku sendiri.

Sejauh yang saya ketahui, para peserta pelatihan menulis umumnya sudah mengetahui teori menulis. Namun kenyataannya, mereka semua kehilangan kemampuan untuk menulis. Ketika saya menanyakan apa hambatan terbesar mereka sehingga tidak bisa menulis? Mereka menjawab dengan beragam alasan. Jawaban yang paling klise adalah karena tidak ada waktu alias sibuk. Jawaban berikutnya adalah karena kehilangan ide.

Benarkah kesibukan yang menjadi “kambing hitam” alasan seseorang tidak mampu menulis? Saya pikir pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Mengapa? Karena kita bisa dari beberapa orang tokoh terkenal yang memiliki aktivitas begitu padatnya, tetapi masih mampu melahirkan karya tulis.

Sebut saja nama Ir. Soekarno – Sang Proklamator Indonesia, Drs. Mohammad Hatta – mantan wakil presiden Republik Indonesia pertama, Prof.Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan sebutan Buya HAMKA – tokoh Islam Indonesia, Prof. Rhenaldi Kasali – Akademisi dan Praktisi Bisnis, Ridwan Kamil – Walikota Bandung, mereka semua adalah orang super sibuk yang masih menyempatkan waktu untuk menulis.

Jadi menurut saya, kesibukan bukanlah alasan utama mengapa seseorang tidak mampu menulis. Alasan yang paling tepat adalah karena orang tersebut tidak mempunyai motivasi. Cara mengatasinya yaitu dengan cara mencari dan menemukan motivasinya dulu. Kalau motivasi seseorang untuk menulis sudah ditemukan, maka sesibuk apapun aktivitasnya, pasti dirinya akan tetap meluangkan waktu untuk menulis.

Bagaimana cara memotivasi diri sendiri untuk mau menulis? Jawabannya mudah! Coba tanyakan pada diri anda sendiri, alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga anda mau menulis? Pikirkan dengan matang jawaban terbaik yang bisa keluar dari pikiran anda. Jawaban itulah yang akan menentukan seberapa besar motivasi anda untuk menulis. Semakin kuat alasannya, maka akan semakin kuat juga semangat anda untuk terus menulis.    

Saya akan coba mengajak anda bermain-main dengan pikiran. Saya akan mulai dengan beberapa pertanyaan ringan. Apakah anda memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman di bidang tertentu? Saya yakin anda pasti memilikinya. Apakah ilmu dan pengalaman yang anda miliki tersebut bermanfaat buat orang lain? Saya yakin juga pasti ada yang bermanfaat. Maukah Anda membagi ilmu dan pengalaman anda itu kepada orang lain?

Coba anda bayangkan kalau tiba-tiba saja hidup anda harus berakhir? Anda dipanggil menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Betapa sayangnya jika ilmu dan pengalaman yang anda miliki akhirnya ikut terkubur bersama jasad anda. Lalu apa yang bisa anda wariskan? Apakah harta? Mungkin harta bisa dijadikan warisan, tetapi keberadaanya belum tentu abadi. Jika saja anda sempat menuliskannya, maka ilmu dan pengalaman anda tersebut bisa dijadikan warisan berharga dan bermanfaat bagi orang lain. Amal kebaikannya akan mengalir deras sampai ke alam akhirat.

Lalu bagaimana dengan alasan tidak mempunyai ide? Benarkah ide tidak bisa dicari atau ditemukan? Coba anda pikirkan, apakah anda memiliki panca indera? Jika ya, maka ide menulis itu sangat mudah ditemukan. Manfaatkan saja mata dan telinga anda untuk melihat dan mendengar apa saja yang ada di sekitar anda untuk dijadikan sumber ide. Misalnya menonton film, melihat televisi, melihat pertunjukan seni, melihat aktivitas manusia dan lain-lain. Amati saja dengan indera anda, lalu pikirkan sesuatu. Itu semua bisa menjadi sumber ide dan bekal untuk menulis.

Tentu masih banyak lagi cara yang bisa ditempuh agar mimpi anda menjadi penulis bisa terwujud. Sarat utama kalau mau menulis yaitu harus mau mencoba dan mempraktikkannya. Jangan hanya sekedar wacana atau hanya mau belajar teorinya saja. Mulailah menulis, walau hanya satu kata. Rangkailah kata, walau hanya satu kalimat. Rangkailah kalimat, walau hanya satu paragraf. Teruslah menulis dan jangan takut salah. Kalau orang lain bisa menulis, anda pun bisa melakukannya.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun