Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Nature

Musim Hujan, Dinanti atau Dibenci ?

3 November 2013   21:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:38 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1383488947652629540

[caption id="attachment_299136" align="aligncenter" width="420" caption="Musim Hujan (sumber gambar : http://indonesiainquery.com)"][/caption]

Oleh : J. Haryadi

Indonesia sekarang  tengah memasuki musim hujan. Hal yang ditakutkan oleh sebagian masyarakata adalah terjadinya banjir, terutama di daerah-daerah tertentu yang rawan. Banjir bukan saja melanda kota, namun bisa juga melanda penduduk yang tinggal di pedesaan.

Sebenarnya hujan merupakan anugerah dari Allah SWT, namun ada sebagian masyarakat menganggapnya sebagai musibah sehingga membenci kehadirannya. Bagi masyarakat yang memerlukan air hujan seperti misalnya para petani , tentu kedatangan hujan sangat dinantikan. Saatnya bagi mereka untuk bercocok tanam, seperti menaman padi dan sayur-sayuran. Sebaliknya, bagi masyarakat daerahnya sering terkena banjir, kehadiran hujan justru  membuat mereka dilanda ketegangan, karena khawatir mendapat musibah banjir yang bisa datang kapan saja tanpa diundang.

Menurut Penulis, hujan  merupakan anugerah dari Tuhan kepada manusia dimuka bumi. Hujan sesungguhnya bentuk kasih sayang-Nya, karena hujan mendatangkan air yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Bisa dibayangkan kalau dalam jangka waktu lama tidak turun hujan, betapa banyak orang yang menderita karenanya. Kalaupun kehadiran hujan sering menimbulkan bencana seperti banjir, penyakit flue, pilek dan diare, namun itu semua seusngguhnya akibat kelalalian manusia dalam menjaga lingkungannya, bukan kesalahan Tuhan.

Berkaitan dengan kehadiran hujan, alangkah baiknya kita justru menyambut kehadirannya dengan pandangan positif. Kalaupun ada dampak negatifnya, hal itu bisa diantisipasi sejak dini sehingga efek negatifnya berkurang atau hilang sama sekali.

Apa saja yang bisa kita lakukan ketika hujan tiba ? Ternyata banyak sekali, mulai dari mengantisipasi banjir sampai menjadi peluang bisnis. Informasi selengkapnya sebagai berikut :

1.Membersihkan Lingkungan

Semua warga masyarakat sebaiknya mempersiapkan diri kedatangan musim hujan dengan membersihkan lingkungannya, seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan selokan, membuang genangan air dan sebagainya.

2.Membuat Taman

Sekecil apapun halaman rumah anda sebaiknya ada tamannya. Selain berfungsi untuk keindahan, tanaman juga bisa menyehatkan tubuh karena pada siang hari biasanya tumbuhan menyerap zat CO2 dan menghasilkan O2. Disamping itu, ketika hujan tiba, tanahnya berfungsi juga sebagai serapan air sehingga air hujan tidak langsung mengalir ke selokan.

3.Memasang paving block

Sebagian besar masyarakat perkotaan yang mempunyai lahan sedikit biasanya menyemen halaman rumahnya. Tindakan ini menyebabkan air hujan tidak bisa menyerap ke tanah, melainkan langsung ke selokan sehingga selokan penuh dengan air. Sebaiknya semen tersebut diganti dengan paving bolck yang menyediakan pori-pori atau ruang bagi tanah untuk menyerap air hujan.

4.Mengontrol Traffic Light (lampu rambu lalu lintas)

Musim hujan juga ditandai dengan kemacetan lalu lintas. Salah satu sumber kemacetan tersebut adalah padamnya lampu traffic light yang ada di perempatan jalan.  Petugas lalu lintas yang bertanggung jawab menangani traffic ligh sebaiknya rajin mengontrol kondisi perangkat tersebut sehingga dipastikan semuanya berjalan dengan normal. Jika ada perangkat yang bermasalah bisa segera diatasi sebelum datangnya hujan.

5.Sedia payung sebelum hujan

Setiap warga sebaiknya sudah mempersiapkan diri dengan kehadiran musim hujan dengan memeriksa/membeli/menyediakan berbagai perlengkapan seperti :

·Payung

·Jas hujan

·Sepatu karet

·Peralatan kebersihan seperti kain pel, ember, tempat sampah, sapu, sikat, obat anti septic dan lain sebagainya.

·Vitamin C dan suplemen lainnya

·Memeriksa kondisi AC dan Wiper mobil pribadi, sebab jika musim hujan kedua perangkat ini sangat diperlukan sekali dalam berkendaraan.

·Memeriksa atap rumah apakah ada yang bocor.

·Menyiapkan peralatan untuk mengungsi, misalnya dus, keranjang plastik, ember besar, tali, kain dan sebagainya yang digunakan untuk mengemas barang.

·Membuat tempat penampungan barang sementara diatas loteng rumah, sehingga ketika banjir tiba, barang-barang yang bisa diangkut bisa disimpan disana.

6.Saatnya Petani Bercocok Tanam

Musim hujan justru menjadi berkah bagi para petani. Tersedianya limpahan air hujan bisa dimanfaatkan untuk menanam padi di sawah dan menaman aneka sayuran di kebun.

7.Menampung dan Menyuling Air Hujan

Air hujan yang berlimpah kalau dimanfaatkan dengan baik bisa menjadi sumber air bersih yang murah. Caranya adalah dengan menampung air hujan dalam sebuah bak atau drum plastik, lalu disuling sehingga menghasilkan air bersih.

8.Membuka Usaha Musiman

·Jasa penyewaan payung. Biasanya ini dilakukan oleh anak-anak dan remaja putus sekolah. Banyak tempat usaha yang memungkinkan usaha ini bisa berjalan, misalnya di pinggir pertokoan. Ketika hujan tiba, banyak orang terjebak hujan, sehingga anda bisa menawarkan jasa untuk mengantar pelanggan ke kendaraannya atau ke taxi.

·Menjual payung dan jas hujan.

·Jasa mengangkut motor yang terjebak banjir dijalan. Kejadian ini sering sekali terjadi di perkotaan. Caranya dengan membuat rakit yang terbuat dari kayu atau bambu dan diberi pelampung dari ban dalam bekas.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun