[caption id="attachment_335669" align="aligncenter" width="430" caption="Ki Ragil alias Ragil Supadi (sumber foto : Koleksi Ki Ragil)"][/caption]
Oleh : J. Haryadi
Perkenalan saya pertama kali dengan Ki Ragil, alias Ragil Supadi terjadi media sosial Facebook. Saya sendiri bukan pelukis, namun sangat menyukai lukisan. Bahkan saat ini saya di daulat oleh teman-teman pelukis Cimahi sebagai salah satu pengurus Forkis (Forum Pelukis Cimahi).
Terus terang, Saya secara pribadi sangat tertarik dengan beberapa karya lukis seniman yang suka hang out ke mall ini, terutama lukisan Ki Ragil yang menjadikan kerbau sebagai objek lukisannya. Bagi saya, apa yang dilakukan oleh pelukis satu ini cukup unik, mengingat saat ini kerbau termasuk hewan yang sudah mulai langka dan jarang kita temui.
Kehadiran kerbau dalam beberapa karya Ki Ragil membuat saya kembali ke masa silam, ketika saya masih kecil dan sering melihat hewan ini menghiasi lawan persawahan di pinggir kampung. Maklum saat itu dikampung saya, hewan ini selalu akrab dengan petani dan biasanya dipakai untuk membajak sawah mereka. Sayangnya saat ini sudah banyak lahan persawahan yang berubah bentuk menjadi pemukiman. Para petani juga sudah tidak lagi memakai hewan kerbau untuk membajak sawah mereka.
Beberapa karya Ki Ragil dengan objek kerbau
[caption id="attachment_335670" align="aligncenter" width="619" caption="Lukisan Ki Ragil berjudul "Ketentraman""]
[caption id="attachment_335673" align="aligncenter" width="595" caption="Lukisan Ki Ragil berjudul "Mandi Pagi""]
[caption id="attachment_335674" align="aligncenter" width="608" caption="Lukisan Ki Ragil berjudul "Seiring""]
[caption id="attachment_335675" align="aligncenter" width="588" caption="Lukisan Ki Ragil berjudul "Pemula""]
Pelukis yang hobi mendalang
Pria kelahiran Klaten, 12 agustus 1965 ini bukan hanya dikenal sebagai seorang pelukis, namun dirinya juga dikenal sebagai seorang dalang. Uniknya, Ki Ragil membawa wayang sebagai media dakwah yaitu sesuai dengan agama Islam yang dianutnya.
Beberapa pementasan Ki Ragil ketika berduet dengan salah seorang seorang Kyai yaitu Gus Nuril (DR. KH Nuril Arifin Husein, MBA) bisa dilihat di situs Youtube. Diantaranya berupalakon wayang hikmah “Parit Api”, wayang hikmah “Berkah Sabar”, wayang kulit “Syeh Jangkung” dan wayang hikmah "Pengkhianat".
[caption id="attachment_335677" align="aligncenter" width="601" caption="Ki Ragil sedang menjadi dalang dalam sebuah pementasan (Sumber : http://shelf3d.com)"]
Bagi masyarakat yang berminat mengundang Ki Ragil (Ragil Supadi) dalam pementasan wayang kulit hikmah, bisa menghubungi beliau di nomor handphone08157757086, atau via telepon di (024) 76727681. Selain itu, anda bisa langsung datang ke alamat beliau di Jalan Pucang Karya V/12, Pucang Gading, Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Melukis Karena Bakat
Sejak kecil Ki Ragil sangat suka menggambar. Kemampuannya tersebut dipelajarinya secara otodidak sejak 1987. Secara formal, pria yang suka makan tahu ini juga pernah belajar seni lukis selama 7 tahun (1990-1997) di KSSS Semarang.
Kerja keras putra pasangan almarhum Tukiyo dan almarhumah Pantes ini ternyata tidak sia-sia. Beberapa penghargaan dibidang seni dan budaya pernah diraihnya. Diantaranya, pada 1988 meraih Juara II Lomba Poster Penghijauan Nasional 1988. Setahun kemudian, pada sebuah even pameran lukisan (1989), dirinya menyabet penghargaan dari Walikota Semarang. Pada 1995 dirinya mendapat penghargaan sebagai Juara I Lomba Kaligrafi se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Kemudian pada 2003 juga pernah meraih Juara II Lomba Poster Kesehatan BKKBN.
[caption id="attachment_335682" align="aligncenter" width="617" caption="Ki Ragil sedang asik melukis (Sumber : koleksi pribadi Ki Ragil)"]
Ki Ragil cukup pandai dalam melihat talenta yang ada dalam dirinya. Tidak banyak orang yang berani mengambil keputusan menjadikan bakat sebagai profesi hidupnya. Bahkan banyak orang berbakat dibidang tertentu, namun bakatnya akhirnya tidak berkembang karena dirinya memilih profesi lain dan menjadikan bakatnya hanya sekedar hobi.
Sebagai seorang pelukis, tentu saja pria yang pernah mengenyam pendidikan tinggidi STIE Semarang dan PGSLTP Negeri Klaten ini juga memiliki idola. Sebut saja nama besar sang maestro pelukis Indonesia “Basuki Abdullah” dan “Raden Saleh”. Sedangkan pelukis luar negeri yang menjadi idolanya adalah pelukis asal Belanda, Rembrandt Harmenszoon van RijndanVincent van Goghyang merupakan salah satu pelukis terbesar dalam sejarah seni Eropa.
Dalam berkarya, Ki Ragil sengaja mengambil aliran realis naturalis. Baginya, berkarya itu harus murni dan penuh dengan kejujuran. Tanpa hal itu, maka karya lukis akan terasa hamba, ibarat tubuh tanpa jiwa.
[caption id="attachment_335683" align="aligncenter" width="648" caption="Ki Ragil ditengah karya-karyanya yang fenomenal (Sumber : koleksi pribadi Ki Ragil)"]
“Saya sengaja memilih aliran realis naturalis dalam semua karya lukis saya, karena semua manusia faham. Artinya, tidak perlu orang berpikir terlalu keras untuk menerima pesan yang saya sampaikan melalui karya-karya saya. Saya memang termasuk orang yang sederhana dan tidak suka hal yang sulit,” ujar pelukis kelahiran Semarang ini menjelaskan.
Ki Ragil percaya kalau dirinya bisa hidup dari profesinya sebagai pelukis, meskipun banyak pelukis yang hidupnya masih memprihatinkan. Pria yang mempunyai motto hidup “tiada hari tanpa berkarya” ini selalu berusaha konsisten dengan pilihan hidupnya.
Sesuai dengan motto hidupnya, Ki Ragil selalu rajin berkarya. Baginya, hidup berkesenian itu indah. Berkarya merupakan suatu keharusan karena tanpa karya, seniman itu tidak ada apa-apanya. Dirinya akan merasa berbahagia ketika hasil karyanya mendapat apresiasi dari masyarakat.
Pengalaman Pameran dan Berorganisasi
Pria yang ketika masih kecil pernah bercita-cita ingin menjadi tenaga medis kesehatan ini ternyata mempunyai banyak sekali pengalaman. Dirinya pernah bergabung bersama pelukis Dullah, Kokpoo dan Rustamaji.Anak bungsu dari lima bersaudara ini juga sering mengadakan pameran bersama dengan para para pelukis Semarang, Solo, Klaten, Surabaya dan Jakarta.
[caption id="attachment_335684" align="aligncenter" width="502" caption="Ki Ragil bersama Pelukis Dullah di Solo (Sumber : koleksi pribadi Ki Ragil)"]
[caption id="attachment_335686" align="aligncenter" width="503" caption="Ki Ragil bersama Pelukis Rustamaji di Klaten (Sumber : koleksi pribadi Ki Ragil)"]
Sejak 1988 sampai sekarang Ki Ragil aktif mengikuti berbagai ajang pameran lukisan. Tercatat antara 1988-1990 dirinya pernah ikut pameran lukisan bersama KSSS diberbagai tempat di Kota Semarang, seperti di Metro Plasa, Universitas Dipenogoro (UNDIP), PT. Telkom Indonesia,STM Pembangunan, PPJT TBRS dan lain-lain.
[caption id="attachment_335687" align="aligncenter" width="493" caption="Ki Ragil sedang pameran di Pasar Seni Ancol (Sumber : koleksi pribadi Ki Ragil)"]
Pada 1991-1995Ki Ragil mengadakan berbagai pameran lukisan, diantaranya pameran bersama pelukis Dullah di Musium Jateng (1991), pameran bersamaRotary Club di Hotel Patrajasa Semarang (1992), pameran bersama di TBRS, Musium Jawa Tengah dan PRPP Semarang (1993),Pameran bersama Rustamaji di Klaten (1994) dan pameran bersama Agus Sudarta di TB. Gramedia Semarang (1995).
[caption id="attachment_335688" align="aligncenter" width="374" caption="Ki Ragil berpose bersama Dahlan Iskan (Sumber : koleksi pribadi Ki Ragil)"]
Dari 1996-2000 berbagai kegiatan pameran juga pernah diikuti Ki Ragil, seperti pameran bersama dengan WIC (Woman Internatonal Club) di Hotel Patrajasa Semarang (1996), pameran tunggal dalam acara Jateng Fair di PRPP Semarang (1997), pameran bersamaHari Ulang Tahun Kota Semarang di PRPP, di Plasa Simpang Lima dan di Gedung Balaikota Semarang (1996-1999) dan pameran tunggal dalam acara Jawa Tengah Fair (2000).
[caption id="attachment_335689" align="aligncenter" width="457" caption="Ki Ragil sedang menerima kunjungan Agus Darmawan (Kritikus Seni)"]
Pada 2001-2002, Ki Ragil mengikuti pameran bersama di Lawang Sewu, GerejaSimongan, Gereja Bethesda dan Plasa Sri Ratu Semarang. Dilanjutkan dengan pameran bersama luar negeri yaitu di Hotel Salzburger Tourmusschulen Bischoshofen, Austria (2003).
Selanjutnya pada 2004 Ki Ragil berpameran bersama di Musium Ronggo Warsito Semarang. Kemudian mengikuti pameran kolaborasi Semarang-Bandung di Fabulus Art Gallery Jakarta (2005), pameran di Gedung Wanita Semarang (2006), pameran bersamaKi Joko Sutejo Wayang di Plaza Simpang Lima Semarang (2007) dan pameran bersama Komunitas RadenSaleh di TBS Surakarta (2011).
Sejak 2008-2014 Ki Ragil bersama rekan-rekannya mengadakan pameran secara rutin setiap bulan Mei dan Oktober masing-masing di Kota Surabaya dan Jakarta.
Selain aktif berpameran,lulusan SMA Islam Pandanaran Klatenini juga aktif diberbagai organisasi. Dari 1990-1997 Ki Ragil diangkat sebagai Ketua Sanggar Lukis “Dimensi” di kota Semarang. Dirinya juga pernah menjabat sebagai Ketua Sanggar Seni Lukis dan Wayang “Cempaka” Semarang selama 8 tahun (1998-2006).
Kini, Ki Ragil menjabat sebagai Ketua Paguyuban Seni "Wayang Hikmah" Semarang dan sekretaris Komunitas seni lukis "Raden Saleh". Kedua jabatan tersebut sudah dipegangnya sejak 2008 sampai sekarang. Sudah enam tahun jabatan itu dipegangnya. Hal itu menunjukkan betapa besar kepercayaan para seniman terhadap dirinya.
[caption id="attachment_335691" align="aligncenter" width="538" caption="Berpose bersama Komunitas Pelukis "]
Beberapa media cetak dan elektronik pernah meliput aktivitas Pelukis sekaligus dalang tersohor ini, seperti misalnya liputan Harian Suara Merdeka ketika dirinya sedang mengadakan pameran seni lukis.Kemudian liputan televisi Cakra Semarang sebagai nara sumber Wayang Sesuluh selama 2,5 tahun. Acara tetap di TVRI Jawa Tengah sebagai dalang dan nara sumber Wayang Hikmah selama 3tahun dan liputan Surabaya TV dalam rangka kegiatan Pasar Seni di Surabaya.
Prestasi dan Penghargaan Internasional
Pelukis asal Semarang ini juga sering mengikuti berbagai lomba di luar negeri dan berhasil menyabet berbagai penghargaan. Beberapa penghargaan internasional di bidang seni lukis yang berhasil diraihnya diantaranya adalah pada ajang World Painter Contest yang diselenggarakan pada 28 Desember 2013, memperoleh Sertifikat 4 Place untuk karya yang berjudul “Ketentraman”.
[caption id="attachment_335692" align="aligncenter" width="552" caption="Certificate 4 Place pada ajang Word Painter Contest"]
Pada ajang yang sama dirinya juga memperoleh Sertifikat 5 place untuk karya yang berjudul “Pemula”. Penghargaan lainnya adalah Sertifikat 1 place untuk karya lukis lainnya.
[caption id="attachment_335694" align="aligncenter" width="534" caption="Certificate 1 Place pada ajang Word Painter Contest"]
Pada November 2013 ki Ragil juga memperoleh penghargaan Sertifikat Best Artis di Malaysia pada ajang International Master of Art Contest “Ghafar Bahari Award”.
[caption id="attachment_335695" align="aligncenter" width="385" caption="Certificate for Best Artists pada ajang International Master of Art Contest "]
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H