“Saya sengaja memilih aliran realis naturalis dalam semua karya lukis saya, karena semua manusia faham. Artinya, tidak perlu orang berpikir terlalu keras untuk menerima pesan yang saya sampaikan melalui karya-karya saya. Saya memang termasuk orang yang sederhana dan tidak suka hal yang sulit,” ujar pelukis kelahiran Semarang ini menjelaskan.
Ki Ragil percaya kalau dirinya bisa hidup dari profesinya sebagai pelukis, meskipun banyak pelukis yang hidupnya masih memprihatinkan. Pria yang mempunyai motto hidup “tiada hari tanpa berkarya” ini selalu berusaha konsisten dengan pilihan hidupnya.
Sesuai dengan motto hidupnya, Ki Ragil selalu rajin berkarya. Baginya, hidup berkesenian itu indah. Berkarya merupakan suatu keharusan karena tanpa karya, seniman itu tidak ada apa-apanya. Dirinya akan merasa berbahagia ketika hasil karyanya mendapat apresiasi dari masyarakat.
Pengalaman Pameran dan Berorganisasi
Pria yang ketika masih kecil pernah bercita-cita ingin menjadi tenaga medis kesehatan ini ternyata mempunyai banyak sekali pengalaman. Dirinya pernah bergabung bersama pelukis Dullah, Kokpoo dan Rustamaji.Anak bungsu dari lima bersaudara ini juga sering mengadakan pameran bersama dengan para para pelukis Semarang, Solo, Klaten, Surabaya dan Jakarta.
[caption id="attachment_335684" align="aligncenter" width="502" caption="Ki Ragil bersama Pelukis Dullah di Solo (Sumber : koleksi pribadi Ki Ragil)"]
[caption id="attachment_335686" align="aligncenter" width="503" caption="Ki Ragil bersama Pelukis Rustamaji di Klaten (Sumber : koleksi pribadi Ki Ragil)"]
Sejak 1988 sampai sekarang Ki Ragil aktif mengikuti berbagai ajang pameran lukisan. Tercatat antara 1988-1990 dirinya pernah ikut pameran lukisan bersama KSSS diberbagai tempat di Kota Semarang, seperti di Metro Plasa, Universitas Dipenogoro (UNDIP), PT. Telkom Indonesia,STM Pembangunan, PPJT TBRS dan lain-lain.
[caption id="attachment_335687" align="aligncenter" width="493" caption="Ki Ragil sedang pameran di Pasar Seni Ancol (Sumber : koleksi pribadi Ki Ragil)"]
Pada 1991-1995Ki Ragil mengadakan berbagai pameran lukisan, diantaranya pameran bersama pelukis Dullah di Musium Jateng (1991), pameran bersamaRotary Club di Hotel Patrajasa Semarang (1992), pameran bersama di TBRS, Musium Jawa Tengah dan PRPP Semarang (1993),Pameran bersama Rustamaji di Klaten (1994) dan pameran bersama Agus Sudarta di TB. Gramedia Semarang (1995).
[caption id="attachment_335688" align="aligncenter" width="374" caption="Ki Ragil berpose bersama Dahlan Iskan (Sumber : koleksi pribadi Ki Ragil)"]
Dari 1996-2000 berbagai kegiatan pameran juga pernah diikuti Ki Ragil, seperti pameran bersama dengan WIC (Woman Internatonal Club) di Hotel Patrajasa Semarang (1996), pameran tunggal dalam acara Jateng Fair di PRPP Semarang (1997), pameran bersamaHari Ulang Tahun Kota Semarang di PRPP, di Plasa Simpang Lima dan di Gedung Balaikota Semarang (1996-1999) dan pameran tunggal dalam acara Jawa Tengah Fair (2000).
[caption id="attachment_335689" align="aligncenter" width="457" caption="Ki Ragil sedang menerima kunjungan Agus Darmawan (Kritikus Seni)"]
Pada 2001-2002, Ki Ragil mengikuti pameran bersama di Lawang Sewu, GerejaSimongan, Gereja Bethesda dan Plasa Sri Ratu Semarang. Dilanjutkan dengan pameran bersama luar negeri yaitu di Hotel Salzburger Tourmusschulen Bischoshofen, Austria (2003).
Selanjutnya pada 2004 Ki Ragil berpameran bersama di Musium Ronggo Warsito Semarang. Kemudian mengikuti pameran kolaborasi Semarang-Bandung di Fabulus Art Gallery Jakarta (2005), pameran di Gedung Wanita Semarang (2006), pameran bersamaKi Joko Sutejo Wayang di Plaza Simpang Lima Semarang (2007) dan pameran bersama Komunitas RadenSaleh di TBS Surakarta (2011).
Sejak 2008-2014 Ki Ragil bersama rekan-rekannya mengadakan pameran secara rutin setiap bulan Mei dan Oktober masing-masing di Kota Surabaya dan Jakarta.
Selain aktif berpameran,lulusan SMA Islam Pandanaran Klatenini juga aktif diberbagai organisasi. Dari 1990-1997 Ki Ragil diangkat sebagai Ketua Sanggar Lukis “Dimensi” di kota Semarang. Dirinya juga pernah menjabat sebagai Ketua Sanggar Seni Lukis dan Wayang “Cempaka” Semarang selama 8 tahun (1998-2006).
Kini, Ki Ragil menjabat sebagai Ketua Paguyuban Seni "Wayang Hikmah" Semarang dan sekretaris Komunitas seni lukis "Raden Saleh". Kedua jabatan tersebut sudah dipegangnya sejak 2008 sampai sekarang. Sudah enam tahun jabatan itu dipegangnya. Hal itu menunjukkan betapa besar kepercayaan para seniman terhadap dirinya.
[caption id="attachment_335691" align="aligncenter" width="538" caption="Berpose bersama Komunitas Pelukis "]
Beberapa media cetak dan elektronik pernah meliput aktivitas Pelukis sekaligus dalang tersohor ini, seperti misalnya liputan Harian Suara Merdeka ketika dirinya sedang mengadakan pameran seni lukis.Kemudian liputan televisi Cakra Semarang sebagai nara sumber Wayang Sesuluh selama 2,5 tahun. Acara tetap di TVRI Jawa Tengah sebagai dalang dan nara sumber Wayang Hikmah selama 3tahun dan liputan Surabaya TV dalam rangka kegiatan Pasar Seni di Surabaya.
Prestasi dan Penghargaan Internasional
Pelukis asal Semarang ini juga sering mengikuti berbagai lomba di luar negeri dan berhasil menyabet berbagai penghargaan. Beberapa penghargaan internasional di bidang seni lukis yang berhasil diraihnya diantaranya adalah pada ajang World Painter Contest yang diselenggarakan pada 28 Desember 2013, memperoleh Sertifikat 4 Place untuk karya yang berjudul “Ketentraman”.
[caption id="attachment_335692" align="aligncenter" width="552" caption="Certificate 4 Place pada ajang Word Painter Contest"]
Pada ajang yang sama dirinya juga memperoleh Sertifikat 5 place untuk karya yang berjudul “Pemula”. Penghargaan lainnya adalah Sertifikat 1 place untuk karya lukis lainnya.
[caption id="attachment_335694" align="aligncenter" width="534" caption="Certificate 1 Place pada ajang Word Painter Contest"]