Pemberian Hadiah Lukisan dari Pelukis Bahar Malaka ke Walikota Cimahi dan Ketua DPRD Kota Cimahi (Sumber foto: Bubun Munawar)
Oleh : J. Haryadi
Membuat kejutan pada sebuah momen penting merupakan salah satu ciri khas pelukis berambut gimbal yang pernah bermukim di Madinah, Arab Saudi ini. Oleh karena itu tidak aneh kalau pada Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-13 Kota Cimahi beberapa waktu yang lalu dirinya kembali melakukan aksi kejutan. Kali ini Bahar Malaka, memberikan kado istimewa yaitu masing-masing berupa sepotong lukisan kepada Walikota Bandung, Atty Suharti dan kepada Ketua DPRD Kota Cimahi, Ajang Rahman.
Kejadian yang berlangsung pada Sabtu (21/06/2014) di pendopo gedung DPRD Kota Cimahi tersebut dilaksanakan usai gelar Rapat Paripurna Istimewa DPRD dalam rangka Memperingati Hari Jadi ke-13 Kota Cimahi. Peristiwa ini merupakan sejarah, karena sejak Kota Cimahi berdiri, baru pertama kali ini Walikota dan Ketua DPRD menerima kado ulang tahun dari warganya.
[caption id="attachment_346615" align="aligncenter" width="500" caption="Penyerahan lukisan dari bahar Malaka ke Walikota Cimahi dan Ketua DPRD Kota Cimahi (Sumber foto: Inilah.com)"]
“Ide memberikan kado lukisan ini sebenarnya terinspirasi karena Kota Cimahi telah dinyatakan sebagai Kota Kreatif. Sebagai salah seorang warga Kota Cimahi, saya merasa tertantang untuk selalu berkreasi dengan menciptakan berbagai lukisan yang indah dan mengandung makna filosofis. Pemberian hadiah ini sekaligus merupakan ajakan Saya kepada para creator untuk terus berkarya sesuai dengan kapasitasnya demi mendukung Cimahi sebagai kota kreatif,” ujar Bahar menjelaskan.
Kado di hari istimewa ini menjadi unik dan menarik karena berupa potongan lukisan. Jika dipadukan, keduanya akan menciptakan sebuah gambar yang harmoni dan indah. Makna kedua potong lukisan tersebut masing-masing sebagai simbol legislatif dan eksekutif. Kedua lembaga ini akan bekerja dengan baik jika bisa bekerjasama sehingga bisa bersinergi dalam membangun kota Cimahi.
Lukisan beraliran surealis karya Sekjen Forum Pelukis Cimahi (FORKIS) tersebut sebelumnya dikerjakan di bengkel seni “Tepas Art Studio” miliknya yang beralamat di GangBajat, Cibabat. Kemudian diselesaikan di arena pameran pembangunan di Lapangan Rajawali, tepat sehari sebelum perayaan puncak HUT Kota Cimahi ke-13. Lukisan yang sempat menjadi tontonan masyarakat ini dikerjakan persis di depan stan Forum Pelukis Cimahi (FORKIS).
Pelukis kelahiran Cimahi yang bernama asli Gunawan ini sengaja mengambil objek pemandangan di tepi pantai dalam lukisannya. Terlihat panorama lautan tak bertepi dengan gumpalan awan diatasnya. Tampak pula sebuah bendera merah putih yang tengah dibawa terbang dua ekor merpati putih. Sementara disampingnya melayang sebuah selendang berwarna hitam putih bermotif catur. Goresan cat yang membentuk objek diatas kanvas tersebut sama sekali tidak mencerminkan warna alami, melainkan sebuah paduan warna khas Bahar Malaka. Ini semua merupakan cermin kebebasannya dalam berekspresi.
Menurut pria yang masih senang membujang ini, karya tanpa judul tersebut menggambarkan tentang makna kehidupan. Disana terdapat air, angin, langit dan tanah. Objek air laut tampak lebih dominan dibandingkan dengan objek lainnya. Hal ini sesuai dengan makna dari kata “Cimahi” yang berasal dari kata “Cai Mahi” yang mengandung arti “air cukup”. Jadi, nama Kota Cimahi mengandung filosofis sebagai sumber kehidupan.
“Bendera merah putih yang sedang dibawa oleh merpati dalam lukisanku tersebut merupakan simbol nasionalisme, negara kesatuan Indonesia. Artinya Kota Cimahi merupakan bagian dari bingkai NKRI yang harus kita pertahankan dan jaga kesatuan dan persatuannya. Majunya Cimahi sama artinya dengan membangun Indonesia”, tambah pelukis nyentrik berambut gimbal tersebut.
Hampir setiap lukisan surealis karya Bahar Malaka terdapat objek berupa selendang bermotif catur (kotak-kota hitam putih), mirip pakaian adat khas Bali. Begitu juga dengan lukisan yang diserahkannya kepada dua orang penting di kota Cimahi tersebut. Menurutnya, kain bermotif hitam putih itu mencerminkan diri kita sebagai manusia yang memiliki sisi baik dan sisi buruk. Manusia harus mengakui kelebihan dan kekurangannya. Artinya, sikap manusia harus jujur, karena kejujuran akan melahirkan kepercayaan sedangkan kepercayaan akan melahirkan kenyamanan dan kedamaian.
Jika dikaitkan antara kedua potongan lukisan tersebut dengan kedua pimpinan kota cimahi, tersirat pesan yang begitu dalam. Pelukis yang selalu berpenampilan nyentrik ini berharap terjadinya hubungan yang baik dan harmonis antara pihak Eksekutif dan legislatif. Jika kedua lembaga ini bisa sama-sama menjalankan perannya dengan benar dan saling mengisi satu dengan lainnya, maka bukan mustahil akan tercipta iklim yang kondusif dalam pembangunan kota Cimahi.
“Pemerintah dan DPRD harus bekerja sama untuk kemakmuran Cimahi. Tidak boleh egois dan bekerja sendiri-sendiri. Keduanya tidak perlu merasa sebagai pihak yang paling berperan, tetapi harus bisa bersinergi dalam membangun kota Cimahi,“ kata Bahar dengan nada serius.
Pada kesempatan itu, selain memberikan kado ulang tahun untuk Kota Cimahi, Bahar dan empat rekannya sesama pelukis Cimahi juga menggelar pameran bertajuk “Pameran 5 Pelukis Cimahi untuk Cimahi”. Para sahabatnya tersebut adalah Hamdani, Dedi Supriyadi, Yayan Rusyana dan Agus Hamdani. Mereka berlima berpameran dengan menggelar 13 karya terbaiknya.
Sebenarnya, bukan kali ini saja Bahar Malaka melakukan aksi berkesenian yang unik. Beberapa kali dalam setahun dirinya mengadakan aksi berkesenian yang sering mengundang decak kagum masyarakat. Dirinya sengaja mengambil waktu pada momen-monen penting agar apa yang dilakukannya menjadi sorotan masyarakat, sehingga pesan yang disampaikannya berdampak luas. Apalagi setiap aksi gilanya itu selalu memancing wartawan untuk meliputnya.
Beberapa aksi Bahar Malaka yang sempat diliput media cetak dan online diantaranya aksi melukis pada momen pergantian tahun baru 2013. Acara yang dilaksanakan di Taman Pustaka Bunga (Kandaga Puspa), di jalan Cilaki Bandung tersebut bertajuk “Save our forest : Message of love, from Bandung to the world”. Kegiatan berkesenian tersebut bertujuan untuk mendukung program Walikota Bandung, Riduan Kamil, dalam melestarikan hutan kota, sekaligus juga mendukung langkah yang dilakukan oleh Agus Beng, seorang warga Bandung yang peduli terhadap pelestarian anggrek hutan.
Lukisan yang dibuat pada malam pergantian tahuan baru Desember 2013 itu berbentuk sebuah lukisan dengan objek sebuah anggrek hutan. Tanaman langka tersebut merupakan simbol cintanya terhadap pelestarian hutan dan tanaman langka. Lukisan ini diselesaikannya pada malam pergantian tahun baru dan selanjutnya dipersembahkan kepada Badan Dunia, UNESCO, melalui Pemerintah Kota Bandung.
Kegiatan serupa juga pernah dilakukan Pelukis Suryalis asal Kota Cimahi ini pada malam pergantian tahun baru akhir Desember 2011 di Lantai enam Graha Pena, Makasar, Sulawesi Selatan. Acara yang mendapat respon dari masyarakat Makasar ini juga diliput oleh Harian Fajar, media terbesar di Indonesia Timur.
Pada momen tersebut Pelukis Gimbal ini melukis objek Masjidil Al-Aqso, Palestina. Lukisan yang diberi judul “Peace for Palestina” tersebut merupakan simbol pesan perdamaian dari bangsa Indonesia untuk rakyat Palestina. Bahar Malaka menyerahkan hasil karyanya tersebut ke UNICEF sebagai simbol perdamaian dari Seniman Indonesia untuk dunia.
Bahar berpendapat, Masjid Al-Aqsha yang divisualisasikannya ke atas kanvas itu merupakan simbol adanya harapan agar terwujudnya perdamaian dunia. Masjid Al-Aqsha telah memikatnya untuk dijadikan objek lukisannya karena menjadi ikon titik temu dari berbagai masyarakat religi di muka bumi ini.
Masih banyak lagi aktivitas Bahar Malaka yang sempat diliput media. Tercatat beberapa media yang pernah meliput kegiatan berkeseniannya, diantaranya Harian Pikiran Rakyat, Harian Tribun jabar, Harian Sindo, Antara News, Harian Fajar, Metro TV, Kompasiana.com, BedaNews.com, Bandungekpres.com, Haluanrakyat.com, Yahoo Indonesia News, KabarIndonesia.com, Fajaronline.com, Indonesiakreatif.net dan masih banyak lainnya.
Puluhan karya lukisnya sudah menjadi koleksi beberapa kolektor, mulai dari tokoh masyarakat, pengusaha, pejabat dan masyarakat umum. Beberapa diantaranya dikoleksi oleh kolektor dari manca negara seperti Arab Saudi, Jepang dan Prancis.
Beberapa karya terbaru Bahar Malaka :
[caption id="attachment_346623" align="aligncenter" width="630" caption="Lukisan karya Bahar Malaka 2014 berjudul "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H