Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jelekong, Kampungnya Para Seniman

27 Desember 2014   14:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:22 2451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_386377" align="aligncenter" width="600" caption="Baliho Selamat Datang ke Kampung Jelekong (sumber foto: J.Haryadi)"][/caption]

Oleh : J. Haryadi

Siapa yang pernah ke Bandung pasti mengenal Jalan Braga. Bagi yang belum pernah kesana, coba sesekali mampir ke sana. Salah satu jalan tertua yang terletak di pusat di Kota Bandung itu merupakan  peninggalan kolonial Belanda yang sangat terkenal keberadaanya. Disanalah sering diselenggarakan berbagai festival budaya yang sering dikunjungi berbagai turis dari mancanegara, terutama bangsa Eropa.

Jalan Braga sebenarnya termasuk jalan yang pendek, namun fenomenal. Di sana banyak berdiri bangunan-bangunan tua berarsitektur Eropa yang merupakan sisa-sisa peninggalan Belanda. Disepanjang Jalan Braga terdapat banyak pertokoan, hotel dan terdapat gedung bersejarah yaitu Museum Konferensi Asia-Afrika. Satu lagi ciri khas jalan ini adalah banyaknya pedagang lukisan, baik yang terpajang di galeri lukisan, di toko seni maupun di sepanjang trotoar.

Kalau kita perhatikan, hampir semua lukisan yang dipajang di sepanjang trotoar Jalan Braga merupakan lukisan karya para pelukis Jelekong. Ciri khas lukisan ini bisa dilihat dari objeknya yang serupa, baik itu berupa pemandangan alam yang umumnya berbentuk areal persawahan dengan kombinasi sawah, sungai dan gunung, atau berupa hutan lebat yang ada air terjunnya. Selain itu terdapat juga objek lainnya yang disukai pasar seperti lukisan aneka bunga di pot, buah-buahan, ikan koi, ikan arwana, burung, kuda, lukisan bercorak abstrak, dan dekoratif.

Beberapa contoh lukisan karya seniman Jelekong:

[caption id="attachment_386379" align="aligncenter" width="600" caption="Lukisan pemandangan alam (sumber foto: J. Haryadi) "]

14196368091215166989
14196368091215166989
[/caption]

[caption id="attachment_386381" align="aligncenter" width="600" caption="Lukisan buah-buahan (sumber foto: J. haryadi)"]

14196369571514979390
14196369571514979390
[/caption]

[caption id="attachment_386382" align="aligncenter" width="600" caption="Lukisan ikan Koi (sumber foto: J. Haryadi)"]

1419637071869876294
1419637071869876294
[/caption]

[caption id="attachment_386384" align="aligncenter" width="600" caption="Lukisan Burung Dara (sumber foto: J. Haryadi)"]

1419637195459391227
1419637195459391227
[/caption]

[caption id="attachment_386385" align="aligncenter" width="600" caption="Lukisan Kuda (sumber foto: J. Haryadi)"]

14196373031389161567
14196373031389161567
[/caption]

[caption id="attachment_386387" align="aligncenter" width="529" caption="Lukisan Abstrak (sumber foto: J. Haryadi)"]

1419637496518334827
1419637496518334827
[/caption]

[caption id="attachment_386388" align="aligncenter" width="600" caption="Lukisan Dekoratif (sumber foto: J. Haryadi)"]

1419637633657827760
1419637633657827760
[/caption]

Jelekong, Kampung Seni

Meskipun banyak lukisan Jelekong yang bertebaran di Jalan Braga, namun tidak banyak yang tahu keberadaan kampung Jelekong. Padahal lukisan Jelekong sudah merambah ke mana-mana, diantaranya ke Semarang, Bogor, Jakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bahkan sampai ke luar negeri, seperti ke Malaysia, Thailand, Arab Saudi, dan Amerika. Lukisan tersebut sengaja dikirim atau dibawa ke sana untuk diperjualbelikan.

Kalau Anda ingin mengunjungi kampung Jelekong, letaknya tidak jauh dari Kota Bandung, yaitu di daerah Bandung Selatan. Jaraknya sekitar 12 km dan bisa ditempuh dalam waktu 1 jam. Wilayah ini masuk ke dalam Kecamatan Bale Endah, Kabupaten Bandung. Lokasi ini bisa dicapai dengan melewati ruas Jalan Kopo ke arah Majalaya yang dikenal cukup padat.

Kampung Jelekong berada di daerah perbukitan, sehingga jika kita pergi kesana dari Bandung, jalannya cenderung menanjak dan melalui perkampungan penduduk yang masih asri. Setelah melewati sebuah pasar lalu belok kiri. Ikuti terus jalan tersebut sampai bertemu pertigaan jalan, lalu belok kiri dan terus menuju daerah perbukitan yang masih alami. Beberapa kilometer dari pertigaan jalan tersebut anda akan memasuki Kampung Jelekong.

Jika dilihat secara sepintas, tidak terlihat perbedaan yang mencolok antara Kampung Jelekong dengan kampung lainnya. Namun kalau anda jeli, di sisi kanan jalan terdapat plang atau baliho yang cukup besar, berupa ucapan selamat datang dari Pemda Kabupaten Bandung. Tidak jauh dari plang tersebut terdapat gapura sebagai tanda gerbang masuk ke kampung tersebut. Di sisi kiri dan kanan jalan terdapat pangkalan ojek yang siap mengantarkan tamu ke toko atau rumah penduduk yang memproduksi lukisan Jelekong.

Meskipun jalan menuju kampung ini tidak terlalu besar, namun suasana kampung Jelekong ini sangat indah. Kita masih bisa menikmati hamparan sawah yang hijau disela-sela perkampungan penduduk. Sederetan gunung dan perbukitan terlihat mengelilingi kampung ini, sehingga suasananya begitu teduh, sejuk dan nyaman. Tidak heran keindahan alam di kampung Jelekong ini menjadi primadona objek lukisan.

[caption id="attachment_386389" align="aligncenter" width="600" caption="Suasana pemandangan jalan menuju Kampung Jelekong (sumber foto: J. Haryadi)"]

1419637904245165730
1419637904245165730
[/caption]

[caption id="attachment_386390" align="aligncenter" width="600" caption="Salah satu pemandangan alam di sudut Kampung Jelekong (sumber foto: J. Haryadi)"]

14196382501470212735
14196382501470212735
[/caption]

[caption id="attachment_386391" align="aligncenter" width="600" caption="Suasana di Kampung Jelekong (sumber foto: J. Haryadi)"]

14196384671881366466
14196384671881366466
[/caption]

Kampung  ini dulunya penuh dengan pelukis, bahkan jumlahnya pernah mencapai 600 pelukis. Di sini juga sempat berdiri banyak galeri lukisan, jumlahnya lebih dari 20 buah. Namun sayangnya kondisi sekarang sudah berubah, tidak banyak lagi seperti dulu. Sudah banyak galeri dan rumah yang dulunya menjual lukisan kini sudah berubah menjadi warung atau toko yang menjual kebutuhan rumah tangga. Hanya tersisa beberapa pedagang yang masih eksis menjual lukisan.

Aktivitas warga di sini tidak jauh berbeda dengan aktivitas seperti di desa pada umumnya. Sesekali kita melihat andong (sejenis kereta kuda) melintas membawa penumpang. Kita juga sering melihat beberapa seniman sedang menjemur lukisan yang belum kering ke atap rumah atau di sisi kiri dan kanan jalan.

Salah satu hal yang menarik wisatawan datang ke desa ini adalah karena harga lukisan yang dijual di sini relatif murah, sangat berbeda kalau sudah dipajang di Jalan Braga, apalagi kalau sudah masuk ke galeri ternama. Memang tidak semua lukisan di Jelekong adalah lukisan masal dan murahan, ada juga lukisan yang mempunyai nilai jual tinggi dan sangat berkualitas, namun hanya bisa dihitung dengan jari.

Sebagai gambaran, lukisan berbagai objek tanpa bingkai dengan ukuran kecil biasanya dijual dengan harga kisaran Rp.15.000-25.000. Lukisan berukuran sedang dijual dengan harga sekitar Rp.50.000-Rp.75.000. Sementara ukuran besar dijual dengan harga 150.000 – Rp.250.000. Sementara itu khusus untuk lukisan tertentu dari pelukis yang sudah punya nama dan biasa memajang karyanya di galeri, harganya lebih tinggi yaitu berkisar dari Rp.1.500.000-Rp.7.000.000 untuk ukuran 2 m X 1 m.

Jelekong sebenarnya tidak hanya dikenal sebagai sentra lukisan, namun juga sebagai gudangnya pedalang wayang golek yang handal. Tercatat nama seniman besar Asep Sunandar Sunarya, seorang dalang wayang golek yang sangat terkenal pernah dilahirkan disini. Jika anda ingin melihat kesenian wayang golek, datang saja ke ke RW 1, Kampung Giriharja. Lokasinya sekitar 500 meter dari kantor kelurahan Jelekong.

Bukan hanya lukisan dan kesenian wayang golek yang ada di Kelurahan Jelekong, anda juga masih bisa melihat rumah adat Sunda dan berbagai jualan makanan khas Sunda di sana. Selain itu kesenian seperti jaipongan, pencak silat dan sisingaan juga tumbuh subur di sini. Di sini juga  terdapat situs alam yang menarik untuk dikunjungi seperti Goa Landak, Curug Cangkring, dan Curug Batukarut. Tidak heran kalau Kelurahan ini dijadikan salah satu tujuan wisata oleh pemerintah Jawa Barat. Sayangnya, wisatawan yang berkunjung ke sini justru kebanyakan dari luar negeri dan kurang diminati wisatawan lokal. Hal ini juga mencerminkan betapa bangsa kita masih kurang menghargai seni dan budayanya sendiri.

(bersambung ke bagian 2)

***

J. Haryadi

Wartawan Blogger

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun