Mohon tunggu...
Jumari Hammasa
Jumari Hammasa Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 1 Sebatik Barat

Seorang Ibu dari seorang puteri, hobbi memasak dan mencoba memaksimalkan potensi lewat menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

12 Agustus 2024   17:12 Diperbarui: 12 Agustus 2024   17:16 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin


Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Perkenalkan saya Jumari, S. S  Calon Guru Penggerak angkatan 10 Tahun 2024 dari SMP Negeri 1 Sebatik Barat Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Pada tulisan kali ini saya akan menuliskan Tugas Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin  berupa rangkuman   dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak.
Tugas Koneksi Antar materi dimulai dengan menjawab 4  pertanyaan pemantik  sebagai berikut :

  • Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya: "Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).Bob Talbert Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

 Kutipan "Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik" (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best) oleh Bob Talbert menekankan pentingnya mengajarkan anak nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang lebih mendalam daripada hanya mengajarkan kemampuan dasar seperti menghitung. Kutipan ini menuntun kita  agar mengajarkan anak untuk mengerti dan menghargai nilai-nilai kebajikan  seperti kejujuran, kerja keras, dan empati adalah lebih penting daripada hanya mengajarkan kemampuan akademik. Nilai-nilai kebajikan akan membantu anak tumbuh menjadi individu yang lebih baik dan siap menghadapi tantangan hidup, serta membantu murid  tumbuh menjadi individu yang lebih berintegritas dan siap menghadapi kehidupan nyata.


  • Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak penting dalam setiap keputusan yang kita buat. Pengambilan keputusan yang berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan akan membentuk lingkungan belajar yang aman, adil, dan kondusif. Jika seseorang menjunjung tinggi nilai empati dan kepedulian terhadap orang lain, keputusan yang mereka buat cenderung mempertimbangkan kesejahteraan orang lain. Hal ini bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, penuh dukungan, dan harmonis.

  • Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya akan  berkontribusi pada proses pembelajaran murid melalui beberapa cara dalam pengambilan keputusan: menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan coaching,dan  juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful), Mengutamakan Nilai Kebajikan Universal,Berpihak pada murid dan dapat dipertanggunjawabkan.

  • Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Kutipan Georg Wilhelm Friedrich Hegel, "Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis," maksudnya adalah bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan atau keterampilan, tetapi juga pada pembentukan karakter moral dan etis individu. Hegel menekankan bahwa tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan karakter moral individu sehingga mereka dapat berkontribusi secara positif pada masyarakat.Kutipan ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran haruslah berpihak pada murid dan bersumber pada nilai-nilai kebajikan universal. Hal ini mencakup mengutamakan perkembangan murid, mendorong kolaborasi antar guru, dan mengembangkan profil pelajar Pancasila yang berfokus pada wellbeing dan ekosistem pendidikan sekolah. Sehingga keputusan yang diambil akan memberikan dampak positif bagi lingkungan belajar dan membantu murid menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi)

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

  1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Konsep Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani dari Ki Hajar Dewantara memiliki kaitan yang erat dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Ing Ngarso Sung Tulodho (Di Depan Memberi Teladan) sebagai pemimpin, memberi teladan dalam pengambilan keputusan berarti memimpin dengan contoh yang baik. Keputusan yang diambil harus berdasarkan nilai-nilai moral dan etika yang tinggi, sehingga menjadi panutan bagi anggota tim atau organisasi. Ing Madya Mangun Karso (Di Tengah Membangun Semangat)  dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin berada di tengah-tengah tim atau organisasi untuk mengarahkan dan menggerakkan anggota tim. Pemimpin yang baik tidak hanya membuat keputusan sendirian, tetapi juga melibatkan orang lain dalam proses tersebut, mendengarkan ide dan masukan mereka. Ini menciptakan rasa memiliki di antara anggota tim, yang pada akhirnya meningkatkan semangat dan komitmen mereka terhadap keputusan yang dibuat. Tut Wuri Handayani (Di Belakang Memberi Dorongan atau Dukungan) setelah keputusan diambil, peran pemimpin adalah mendukung pelaksanaan keputusan tersebut. Ini mencakup memberikan sumber daya, bimbingan, dan motivasi yang diperlukan agar keputusan dapat dijalankan dengan baik. Pemimpin juga perlu memonitor pelaksanaan keputusan, memberikan umpan balik, dan membantu mengatasi hambatan yang mungkin muncul. Dengan memberikan dukungan yang tepat, pemimpin memastikan bahwa keputusan yang diambil dapat berhasil diterapkan dan mencapai hasil yang diinginkan.

2.  Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk prinsip-prinsip yang kita gunakan saat mengambil keputusan. Nilai-nilai ini adalah keyakinan dan standar pribadi yang kita anggap penting, dan sebagai panduan internal ketika kita dihadapkan pada pilihan atau dilema. Nilai-nilai yang kita miliki membentuk kerangka acuan atau panduan untuk bagaimana kita melihat dunia dan bagaimana kita memutuskan apa yang benar atau salah. Misalnya, seseorang yang memiliki nilai kejujuran yang kuat akan cenderung membuat keputusan yang transparan dan jujur, bahkan dalam situasi yang sulit. Seseorang yang memiliki nilai ketenangan dan kesabaran akan lebih cenderung untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, bahkan di bawah tekanan. Mereka mungkin akan lebih mempertimbangkan semua aspek sebelum membuat keputusan akhir.Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita adalah fondasi dari prinsip-prinsip yang kita gunakan dalam pengambilan keputusan.  Nilai-nilai ini  tidak hanya memengaruhi cara kita menilai situasi, tetapi juga bagaimana kita bereaksi terhadapnya dan tindakan apa yang kita ambil. Oleh karena itu, memahami dan menyadari nilai-nilai pribadi sangat penting untuk membuat keputusan yang konsisten, etis, dan selaras dengan keyakinan kita.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran. Coaching adalah proses interaktif yang membantu individu mengembangkan keterampilan, termasuk kemampuan untuk mengambil keputusan yang efektif. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Penerapan  alur percakapan  coaching  TIRTA dan penggunaan  4 paradigma, 3 prinsip, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, memastikan bahwa keputusan yang diambil berdasarkan analisis yang mendalam , efektif, mengandung nilai nilai kebajikan, dan  dapat dipertanggungjawabkan.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan, terutama dalam masalah dilema etika. Guru yang memiliki kesadaran diri tinggi dan mampu mengelola emosinya dengan baik akan lebih mampu menghadapi  tantangan dengan tenang dan rasional  serta tetap  fokus dalam mengambil keputusan. Dengan kemampuan sosial emosional yang baik, guru dapat membantu murid  dalam mengelola emosi serta membangun hubungan yang positif dengan muridnya, hal ini akan membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, di mana murid merasa nyaman untuk berbicara dan meminta bantuan dalam menghadapi dilema etika.

5 Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika sering kali berkaitan erat dengan nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Nilai-nilai ini memengaruhi cara pandang, pemikiran, dan tindakan pendidik dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah etika. pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat memperkuat nilai-nilai kebajikan universal dan meningkatkan kemampuan pendidik dalam mengambil keputusan yang positif dan berdampak baik bagi lingkungan pembelajaran.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat dalam konteks pendidikan sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Keputusan yang diambil harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian Keputusan, dan berpihak pada anak , akan menghasilkan  keputusan yang tepat dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi murid, serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran secara keseluruhan.

7.  Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika di lingkungan Anda dapat terkait dengan perubahan paradigma yang terjadi, seperti :

  • Perubahan paradigma dapat menimbulkan pertentangan besar karena masih banyak pola berpikir yang berpedoman "kebiasaan" yang berlaku.
  • menyatukan pendapat banyak orang yang memiliki pandangan berbeda  sehingga akan tetap ada pihak yang tidak puas terhadap keputusan yang sudah diambil.
  • hukum dan kebijakan yang ada kadangkal  tidak memberikan panduan yang jelas atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal ini menambah kerumitan dalam membuat keputusan yang etis dan sah.
  • Seiring dengan perubahan sosial dan budaya, paradigma dalam pendidikan juga berubah. Misalnya, pendekatan yang lebih inklusif dan berpusat pada siswa mungkin menuntut perubahan dalam cara pendidik membuat keputusan. Perubahan paradigma ini bisa menjadi tantangan ketika pendidik harus meninggalkan cara berpikir lama dan mengadopsi perspektif baru yang mungkin belum sepenuhnya mereka pahami atau setujui.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pendidik sangat memengaruhi pengajaran yang memerdekakan murid, yaitu pendekatan yang memungkinkan siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi dan kebutuhan individual mereka. Keputusan yang menghargai keunikan  murid dan memberi mereka ruang untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar akan memerdekakan mereka. Ini mencakup memberi mereka pilihan dalam materi pembelajaran, metode penilaian, dan proyek yang mereka kerjakan, sehingga mereka dapat belajar sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka. Mempertimbangkan perbedaan individu akan mendukung pembelajaran yang inklusif,  mendukung diferensiasi pengajaran, seperti menyesuaikan materi atau metode pengajaran berdasarkan kemampuan dan minat siswa, akan membantu setiap siswa mencapai potensi maksimal mereka. Dengan mempertimbangkan perbedaan individu dan memberikan ruang bagi siswa untuk tumbuh sesuai dengan keunikan mereka, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang benar-benar memerdekakan.

9  Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan akademik, emosional, dan sosial siswa. Keputusan yang bijaksana dan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan yang memerdekakan akan memberdayakan siswa untuk menjadi individu yang berdaya saing, beretika, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Seorang pemimpin yang memahami tanggung jawab ini akan berupaya untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang benar-benar mendukung pertumbuhan setiap siswa.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Modul ini menekankan pentingnya mengambil keputusan yang tepat dan berdasarkan nilai-nilai Kebajikan yang berpihak pada murid dengan  menerapkan  4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan mengintegrasikan pemahaman dari modul 1.1 hingga 2.3, seorang pemimpin pendidikan dapat membangun lingkungan yang tidak hanya efisien dan produktif tetapi juga bermartabat dan manusiawi, di mana setiap individu dihargai dan didorong untuk mencapai potensi terbaiknya, baik dalam hal profesional maupun personal.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman tentang konsep-konsep yang dipelajari di modul  3.1 tentang dilema etika dan bujukan moral, empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian Keputusan memberikan saya pemahaman baru  untuk menghadapi situasi kompleks dalam lingkungan pendidikan. Modul ini telah memberikan saya pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya pengambilan keputusan yang tepat dalam konteks dilema etika dan bujukan moral, serta bagaimana menggunakan paradigma pengambilan keputusan, prinsip pengambilan keputusan, dan langkah-langkah sistematis untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpihak pada murid

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Ya, saya pernah mengalami situasi di mana saya harus mengambil keputusan yang sulit sebagai seorang pemimpin dalam sebuah dilema moral. Sebelum mempelajari modul ini, saya cenderung mengandalkan perasaan  dan nilai-nilai pribadi saya dalam pengambilan keputusan. Namun, setelah mempelajari modul ini, saya menyadari bahwa ada metode yang lebih sistematis dalam menangani dilema moral, dengan menggunakan , 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, menerapkan keterampilan coaching  dengan mempertimbangkan nilai kebajikan dan kepentingan peserta didik.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini, saya memahami perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral,  saya juga mengalami perubahan pemahaman tentang metode dan pendekatan  yang dapat saya terapkan  dalam pengujian dan pengambilan keputusan.Sebelumnya, saya cenderung mengambil keputusan berdasarkan  perasaan, nilai nilai kebajikan yang saya miliki serta  pengalaman pribadi. Namun, sekarang saya akan menggunakan pemahaman baru saya tentang  4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, menerapkan keterampilan coaching  dengan mempertimbangkan nilai kebajikan  dan memperhatikan dampak jangka panjang dari keputusan yang saya buat, baik untuk diri saya sendiri maupun untuk orang lain yang terlibat dan terutama untuk kepentingan murid.  

14.  Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai individu, mempelajari topik modul ini sangat penting bagi saya karena modul ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana menghadapi   bujukan moral dan dilema etika dengan pendekatan yang lebih sistematis. Ini membantu saya menjadi lebih sadar dan reflektif tentang nilai-nilai Kebajikan yang saya miliki serta bagaimana membuat keputusan yang lebih lebih berpihak pada kepentingan murid. Sebagai seorang pemimpin, topik ini sangat relevan karena memberikan saya alat dan kerangka kerja untuk menangani situasi bujukan moral dan dilema etika  dengan lebih efektif. Dengan memahami berbagai paradigma, prinsip dan dampak jangka panjang dari Keputusan saya , diharapkan akan menghasilkan Keputusan yang  lebih bijaksana, adil dan dapat dipertanggungjawabkan.


Semoga tulisan ini bermanfaat, wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sebatik Barat, 12 Agustus 2024



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun