Menyangka kebenaran milik mutlaknya, Â
Menutup mata pada kebijaksanaan semesta.
Azazil jatuh karena kesombongan akalnya, Â
Manusia terjebak dalam prasangka batinnya, Â
Keduanya berdiri di tepi jurang yang sama, Â
Menolak rendah hati, menolak menerima.
Namun di mana letak kebenaran sejati? Â
Bukan di akal Azazil yang jenius, Â
Bukan di hati manusia yang pongah, Â
Tapi di jiwa yang tahu batasnya.Â
Kesombongan dalam kebenaran adalah racun, Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!