Mohon tunggu...
Ardan
Ardan Mohon Tunggu... Freelancer - Cakep

Hari kerja nulis buat brand di agensi, akhir pekan ngeblog di menjadicontentwriter.id

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Percakapan Mba-Mba XXI dengan Cleaning Service di Pintu Masuk Bioskop

1 April 2023   22:50 Diperbarui: 1 April 2023   22:58 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mama barangkali tidak paham bahwa penolakan Alinea untuk tidak langsung mengenakan jilbab pemberiannya di usianya yang waktu itu jelang 3 tahun adalah hal wajar bagi toddler. Anak-anak di usia seperti itu memang sering kali menolak sesuatu yang diberikan karena hal tersebut adalah sesuatu yang baru bagi mereka. Ditambah cara Mama yang agak memaksa. Bukan karena saya yang tidak pernah membacakan ayat Kursi di ubun-ubunnya. Hah!

Dilihat dari sudut pandang psikologi, manusia ternyata selalu ingin jadi superior dibandingkan dengan manusia lainnya. Kita tidak pernah ingin terlihat menyedihkan atau memalukan dibanding orang lain. Makanya, ketika kita mengomentari dan menghakimi kehidupan seseorang selalu ada rasa puas di dalam diri bahwa hidup kita jauh lebih baik.

Hal ini diperparah dengan adanya media sosial di mana manusia berlomba menunjukkan sisi terbaik dari dirinya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.

Kita tentu paham betul bahwa mengomentari dan menghakimi orang lain bisa jadi su'udzan. Ada banyak referensi yang menyebutkan bahwa hal ini dilarang sebab merupakan perbuatan tercela. Sementara dari sudut pandang tasawuf, kelakuan ini merupakan penyakit hati yang bisa merusak diri kita tanpa disadari.

Tidak makan dan minum selama 30 di bulan Ramadan mungkin hanya sementara, tapi semoga dengan begini hasrat dan nafsu kita terlatih untuk menahan; termasuk menahan diri untuk tidak mengomentari kehidupan orang lain.

Makna Ramadan yang mungkin tidak kita sadari dari laku asal kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun