“Siapa yang tidak memiliki rasa sayang, tidak akan disayang,” lanjut beliau.
Untuk mengalihkan kesedihan, beliau kemudian bersedekah kepada fakir miskin, untuk Ibrahim.
Kepergian Ibrahim bertepatan dengan gerhana matahari. Orang-orang menganggap peristiwa itu sebagai mukjizat Rasulullah. Mereka berpikir bahwa matahari pun ikut berduka atas kepergian putra Rasulullah itu. Namun, beliau menampik. “Matahari dan bulan hanya dua dari sekian tanda-tanda kekuasaan Allah,” kata beliau. “Peristiwa gerhana pada keduanya bukan karena menunjukkan ada yang meninggal atau yang lahir. Jika terjadi gerhana, kerjakanlah shalat.”[]
http://jumanrofarif.wordpress.com/2010/06/15/rasulullah-menangis/