Perundungan atau bullying bukanlah suatu permasalahan yang baru bagi kita mengingat banyaknya kasus yang pernah terjadi. Dilansir Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), perundungan sendiri merupakan salah satu dari tiga perbuatan yang termasuk dosa besar yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Adapun dua dosa lainnya adalah perilaku kekerasan seksual dan intoleransi.
Perundungan atau juga kerap disebut dengan bullying adalah salah satu masalah yang sering terjadi dengan korbannya yang tidak memiliki batas usia, gender, atau yang lainnya. Bahkan anak sekolah pun tidak terlepas dari kerentanan sasaran korban bullying.
Pada saat ini kasus bullying memang sangat banyak terjadi yang korbannya sendiri terdiri dari berbagai kalangan. Hal ini tentunya menjadi salah satu permasalah dalam dunia Pendidikan Indonesia yang harus segera ditangani dan dicarikan solusi agar masalah ini dapat terselesaikan karena hal ini dapat berdampak tidak baik kepada korban dan juga perkembangan Pendidikan di Indonesia jika dibiarkan berlarut-larut.
Karena besarnya dampak dari kasus perundungan atau bullying ini, pemerintah Indonesia terus melakukan beberapa upaya penanggulangan untuk mengurangi permasalahan ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggandeng UNICEF untuk bersama-sama membentuk program "Roots".
Roots sendiri adalah program pencegahan terjadinya perundungan dalam basis sekolah yang telah dikembangkan UNICEF bersama Pemerintah Indonesia, akademisi, serta praktisi pendidikan dan perlindungan anak sejak tahun 2017 dimana program ini memfokuskan untuk mengatasi perundungan dengan melibatkan teman sebaya yang memiliki pengaruh terhadap teman-temannya sebagai agen perubahan untuk dapat membawa dampak positif terhadap tindak perundungan. Adapun detail dari program Roots sebagai berikut:
1. Melakukan survei
Program Roots diawali dengan melakukan survei kepada guru dan para peserta didik terkait seputar perundungan di lingkungan sekolahnya dengan cara memberikan pertanyaan kepada mereka mengenai perundungan. Survei dilakukan secara anonim agar tetap dapat menjaga kerahasiaan dari identitas responden. Data hasil survei nantinya akan dapat dijadikan sebagai landasan pemetaan untuk pengambilan tindakan selanjutnya.
2. Pemilihan Agen perubahan
Pemilihan beberapa peserta didik untuk menjadi agen perubahan dilakukan dengan teori jejaring sosial dan metode menulis nama teman terdekat dari peserta didik. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui kuatnya pengaruh peserta didik terhadap peserta didik lainnya, sehingga beberapa peserta didik yang memiliki pengaruh kuat dapat dijadikan sebagai agen perubahan.
3. Pelatihan agen perubahan
Setelah pemilihan agen perubahan, peserta didik yang terpilih akan mengikuti pelatihan yang diberikan untuk dapat menjalankan tugasnya. Dalam pelatihan, mereka akan diberikan materi seputar perundungan dan hal-hal yang akan menjadi tugasnya sebagai seorang agen perubahan.
4. Kampanye anti perundungan
Kampanye anti perundungan adalah langkah yang dilakukan setelah pemberian pelatihan kepada agen perubahan. Acara kampanye ini diselenggarakan berdasarkan ide kreatif dari para agen perubahan yang diikuti oleh seluruh warga sekolah, mulai dari peserta didik, guru, hingga tenaga kependidikan sekolah.
5. Evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya program yang telah dilakukan. Program dapat dikatakan berhasil apabila terdapat perubahan yang mengarah positif, seperti meningkatnya kepedulian terhadap masalah perundungan dan turunnya kasus perundungan yang terjadi.
Selain melalui program Roots, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga menyampaikan upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah perundungan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yakni dengan menghadirkan aplikasi anti-bullying. Saat ini aplikasi anti-bullying masih ditahap pengembangan dan rencana akan segera diluncurkan pada akhir November 2022. Hal ini disampaikan oleh Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat saat melaksanakan Siaran Keliling Jabar di SMA Negeri 5 Karawang, Kabupaten Karawang, Rabu (16/11/2022).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI