Mohon tunggu...
Jumah
Jumah Mohon Tunggu... Ilustrator - Illustrator

Sedang kuliah di universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, prodi geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Interpetasi Citra Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan

20 Maret 2024   13:39 Diperbarui: 21 Maret 2024   21:53 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interpretasi Citra Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan

Jum'ah

Mahasiswa Geografi Universitas Lambung mangkurat, Banjarmasin, Indonesia 

Email adresses: 2210416220021@mhs.ulm.ac.id

Abstrak: Kabupaten Tapin adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kabupaten ini memiliki ibu kota di Rantau, dan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di bagian tengah Kalimantan Selatan. Kabupaten Tapin memiliki beragam potensi sumber daya alam, seperti pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk menginterpretasi citra dan menganalsis kekurangan maupun kelebihan dari masing masing citra.

Kata Kunci: Interpretasi, Tapin, Citra, Sentinel 

Abstract: Tapin Regency is a district located in South Kalimantan Province, Indonesia. This district has its capital in Rantau, and is one of the districts located in the central part of South Kalimantan. Tapin Regency has a variety of natural resource potential, such as agriculture, plantations and mining. Image interpretation is the activity of reviewing aerial photos and/or images with the aim of identifying objects and assessing the significance of these objects. This practicum is carried out with the aim of interpreting images and analyzing the advantages and disadvantages of each image.

Keywords: Interpretation, Tapin, Citra, Sentinel 

  • PENDAHULUAN
  • Kabupaten Tapin adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kabupaten Tapin adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Rantau, yang merupakan bagian dari kecamatan Tapin Utara (Lasmi et al., 2015). Kabupaten Tapin memiliki luas wilayah 2.174,95 km² dan jumlah penduduk sebanyak 196.412 jiwa (2023), dengan kepadatan penduduk 91 jiwa/km².
  • Secara topografi sebagian besar wilayah Tapin terdiri dari dataran rendah yang didominasi oleh hutan rawa gambut, hutan hujan tropis, serta lahan pertanian dan Perkebunan (Rahman et al., 2022). Namun, terdapat juga beberapa daerah yang berbukit di bagian pedalaman. Kabupaten Tapin dilintasi oleh beberapa sungai utama, seperti Sungai Riam dan Sungai Tapin.
  • Wilayah Tapin memiliki keanekaragaman hayati yang kaya. Hutan-hutan di sekitar wilayah ini menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna, termasuk spesies langka dan dilindungi. Kabupaten Tapin memiliki iklim tropis dengan dua musim utama, yaitu musim hujan dan musim kemarau (Osly et al., n.d.). Curah hujan cenderung tinggi, terutama selama musim hujan, yang seringkali menyebabkan banjir di beberapa daerah. Kondisi geografis Tapin yang subur mendukung pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi utama. Tanaman seperti kelapa sawit, karet, dan padi menjadi komoditas utama yang dibudidayakan di wilayah ini (Rumada et al., 2015).
  • Meskipun memiliki wilayah yang luas dan beragam, aksesibilitas ke beberapa daerah di Tapin mungkin masih terbatas karena kondisi infrastruktur yang belum sepenuhnya terkoneksi dengan baik. Namun, pemerintah terus melakukan upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan pembangunan infrastruktur di wilayah ini. Secara keseluruhan, kondisi geografis Tapin menciptakan potensi besar untuk pengembangan ekonomi dan pembangunan, namun juga menimbulkan tantangan yang perlu diatasi oleh pemerintah dan masyarakat setempat (Pahleviannur, 2019).
  • Interpretasi citra adalah proses menganalisis dan memahami makna dari gambar atau citra digital. Hal ini melibatkan pengamatan, identifikasi objek atau fitur dalam gambar, serta penafsiran terhadap informasi yang disajikan oleh gambar tersebut. Interpretasi citra umumnya dilakukan dalam berbagai bidang, termasuk penginderaan jauh, ilmu kedokteran, ilmu forensik, robotika, dan banyak lagi. Dalam konteks penginderaan jauh, interpretasi citra melibatkan penggunaan teknik-teknik untuk menganalisis citra satelit atau pesawat tanpa awak lainnya untuk memperoleh informasi tentang permukaan bumi, termasuk penggunaan spektral dan spasial untuk mengidentifikasi objek atau fitur tertentu (Sabari et al., 2010).
  • Intepretasi citra melibatkan keterampilan pengenalan pola, penggunaan algoritma dan teknik pengolahan citra, serta pemahaman konteks di mana gambar tersebut dihasilkan. Hal ini penting dalam banyak aplikasi di mana pemahaman informasi dari gambar memiliki dampak signifikan.
  • Analisis interpretasi citra memiliki banyak keuntungan, terutama dalam berbagai bidang seperti ilmu geospasial, kedokteran, keamanan, pertanian, lingkungan, dan sebagainya (Dimyati et al., 2022). Tujuan dari interpretasi citra dapat bervariasi tergantung pada konteksnya, tetapi beberapa tujuan umumnya termasuk:
  • Pengenalan Objek dan Fitur: Tujuan utama dari interpretasi citra adalah untuk mengidentifikasi objek, fitur, atau pola yang ada dalam citra. Ini dapat mencakup pengenalan bangunan, jalan, tanaman, atau objek lainnya dalam citra satelit, fotografi udara, atau gambar medis.
  • Analisis Geospasial: Dalam konteks pemetaan dan penginderaan jauh, interpretasi citra bertujuan untuk memahami fitur geografis dan topografi dalam citra untuk tujuan pemetaan, pemantauan lingkungan, dan perencanaan tata ruang (Ambarwari et al., 2023).
  • Deteksi Perubahan: Dengan membandingkan citra dari waktu ke waktu, interpretasi citra dapat membantu dalam mendeteksi perubahan dalam fitur fisik atau lingkungan tertentu. Hal ini dapat digunakan dalam pemantauan perubahan tanah, perubahan iklim, atau perubahan pembangunan.
  • Klasifikasi dan Segmentasi: Interpretasi citra juga dapat melibatkan pengelompokan atau klasifikasi piksel dalam citra ke dalam kategori atau kelas tertentu berdasarkan karakteristiknya. Ini termasuk penggunaan teknik seperti klasifikasi berbasis aturan, klasifikasi berbasis piksel, atau klasifikasi berbasis objek.
  • Analisis Kualitatif dan Kuantitatif: Interpretasi citra dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif dari fitur atau objek dalam citra. Ini dapat mencakup estimasi luas lahan, volume objek, atau estimasi jumlah populasi tanaman.
  • Pemantauan Lingkungan: Dalam pemantauan lingkungan, interpretasi citra digunakan untuk memantau kondisi lingkungan seperti deforestasi, degradasi tanah, perubahan tutupan lahan, atau polusi lingkungan.
  • Diagnostik Medis: Dalam bidang kedokteran, interpretasi citra digunakan untuk mendiagnosis penyakit atau kondisi medis. Ini termasuk interpretasi citra MRI, CT scan, atau citra radiografi untuk mendeteksi penyakit atau cedera.
  • Keamanan dan Pertahanan: Dalam keamanan dan pertahanan, interpretasi citra digunakan untuk mendeteksi ancaman, memantau pergerakan musuh, atau memetakan wilayah untuk tujuan keamanan nasional.
  • Tujuan interpretasi citra bervariasi tergantung pada domain aplikasinya, tetapi secara umum, interpretasi citra bertujuan untuk menghasilkan pemahaman yang berguna dari informasi yang terkandung dalam citra.

  • METODE
  • Kabupaten Tapin merupakan salah satu bagian dari provinsi Kalimantan Selatan yang secara geografis terletak pada 2°32’43″ hingga 3°00’43″ LS dan 114°46’13″ hingga 115°30’33″ BT. Praktikum dilakukan dengan menyiapkan citra sentinel 2, Citra Landsat 8 dan Citra Harmonized Landsat Sentinel yang kemudian diinterpretasi lalu dianalisis. Tujuan dari Interpretasi Citra adalah untuk menggidentifikasi suatu objek da peran dari objek tersebut.
  •  
  • HASIL DAN PEMBAHASAN 
  • Jenis-Jenis Citra Kabupate Palu
  • Citra Sentinel 2
    • Obyek
    • Unsur Intrepretasi Citra
    • Rona
    • Warna
    • Bentuk
    • Ukuran
    • Tekstur
    • Pola
    • Bayangan
    • Situs
    • Asosiasi
    • Kebun Sawit
    • Sedang
    • True Color

    • Besar
    • Sedang
    • Menyebar
    • Samar
    • Permukiman
    • Jalan
    • Sungai

    • Jenis Citra: Citra Sentinel 2
    • Kebun kelapa sawit biasanya mudah dikenali dalam citra ini karena keunikan distribusi warna dan teksturnya.
    • Kelebihan: Resolusi Spektral yang Tinggi, Resolusi Temporal Tinggi, Resolusi Spasial yang Baik, Data Bebas Akses, Konsistensi dan Kontinuitas, dan Aplikasi Multi-DimensiKemampuan untuk Mengatasi Awan
    • Kelemahan: Ketergantungan pada kondisi Atmosfer, dan keterbatasan dalam spektrum elektromagnetik

    • Citra Landsat 8

      • Obyek
      • Unsur Intrepretasi Citra
      • Rona
      • Warna
      • Bentuk
      • Ukuran
      • Tekstur
      • Pola
      • Bayangan
      • Situs
      • Asosiasi
      • Jalan
      • Terang
      • coklat

      • Kecil
      • Halus
      • Memanjang
      • Tidak ada
      • Permukiman
      • Perkebunan
      • Perkebunan

      • Jenis Citra: Citra Landsat 8
      • Kelebihan: resulosi Spektral yanh tinggi, Resolasi ruang yang baik,
      • Kekurangan: Sensitivitas terhadap awan, resolusi spasial yang terbatas, Keterbatasan dalam identifikasi fenomena kecil, dan perilaku Cahaya pada waktu tertentu

      • Citra Harmonized Landsat Sentinel
      • Obyek
      • Unsur Intrepretasi Citra
      • Rona
      • Warna
      • Bentuk
      • Ukuran
      • Tekstur
      • Pola
      • Bayangan
      • Situs
      • Asosiasi
      • Sungai
      • Gelap
      • Coklat Kekuningan

      • Lebar 25 meter
      • Halus
      • S
      • Samar
      • Permukiman
      • Perkebunan
      • Jenis Citra: Harmonized Landsat Sentinel
      • Kelebihan: Resolusi spasial yang tinggi, frekuensi Pengambilan gambar yang tinggi, Konsistensi dan keberlanjutan.
      • Kekurangan: Resolusi spasial terbatas, keterbatasan dalam spektrum elektromagnetik, Pemerosesan dana analisis yang rumit, ketergantungan pada cuaca dan penyelarasan waktu
      • KESIMPULAN
      • Dari 3 Jenis citra sebagai data yang kemudian diinterpretasi pada Kabupaten Tapin, dapat diketahui baik kekurangan maupun kelebihan dari masing-masing jenis citra. Interpretasi citra adalah proses pemahaman dan analisis terhadap gambar atau visual, baik itu dalam bentuk foto, ilustrasi, atau gambar lainnya. Dalam interpretasi citra, seseorang memeriksa berbagai elemen visual seperti warna, bentuk, tekstur, dan komposisi untuk menafsirkan pesan atau makna yang terkandung di dalamnya. Interpretasi citra dapat dilakukan dalam berbagai konteks, termasuk seni, ilmu pengetahuan, pengenalan pola, dan bidang lainnya. Ini melibatkan kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menghubungkan informasi visual untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang gambar tersebut.
      • DAFTAR PUSTAKA
    • Ambarwari, A., Husni, E. M., & Mahayana, D. (2023). Perkembangan Metode Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh dalam. Jurnal Filsafat Indonesia, 6(3), 465–473.

      Dimyati, A. E. F., Somantri, L., & Sugito, N. T. (2022). Klasifikasi Berbasis Objek Citra Satelit Sentinel 2 untuk Pemetaan Perubahan Lahan di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan Dan Profesi Kegeografian, 19(1), 24–28. https://doi.org/10.15294/jg.v19i1.33958

      Lasmi, R., Sawitri, S., & Yuwono, B. D. (2015). Kajian Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Identifikasi Objek Pajak Bumi dan Bangunan. Jurnal Geodesi Undip, 4(1), 20–31.

      Osly, P. J., Ihsani, I., Sipil, J., Teknik, F., Pancasila, U., & Stuttgart, F. H. (n.d.). Interpretasi citra dan pengaruh ukuran pixel terhadap luas lahan hasil interpretasi 1.

      Pahleviannur, M. R. (2019). Pemanfaatan Informasi Geospasial Melalui Interpretasi Citra Digital Penginderaan Jauh untuk Monitoring Perubahan Penggunaan Lahan. JPIG (Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Geografi), 4(2), 18–26. https://doi.org/10.21067/jpig.v4i2.3267

      Rahman, A., Utami, W., & Sutaryono. (2022). Geography Pendekatan Interpretasi Visual Dan Digital Citra Pleiades Untuk Klasifikasi Penutup Lahan. Jurnal Kajian Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 10(1), 18–31. http://journal.ummat.ac.id/index.php/geography

      Rumada, I. W., Kesumadewi, A. I., & Suyarto, R. (2015). Interpretasi Citra Satelit Landsat 8 Untuk Identifikasi Kerusakan Hutan Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 4(3), 234–243. http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT

      Sabari, H., Mahasiswa, T. K., & Citra, I. (2010). FKIP UNIVERSITAS TADULAKO Risma Fadhilla Arsy Dosen Pendidikan Geografi FKIP Universitas Tadulako. 62–72.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun