Mana yang lebih baik taktik defensif ala Shin Taeyong atau offensive ala coach Patrick Kluivert?Â
Beberapa tahun terakhir, secara kualitas permainan Timnas Indonesia di bawah asuhan coach Shin Taeyong cukup menjanjikan karena, mampu membawa Timnas Indonesia melaju ke ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia zona Asia untuk pertama kalinya dengan memetik 1 kemenangan 2 kekalahan dan 3 kali hasil imbang. Namun, strategi bertahan coach Shin Taeyong banyak dikritik oleh para pengamat sepak bola Indonesia karena hanya mengandalkan serangan balik cepat dan itu dianggap sebagai taktik kuno.Â
Kalau kita flashback ke belakang ketika Korea Selatan yang saat itu dilatih oleh coach Shin Taeyong berhasil mengalahkan Jerman di putaran final Piala Dunia 2018 dengan skor 2-0 namun, dua gol kemenangan Korea selatan di cetak pada menit tambahan waktu melalui skema bola mati dan serangan balik, bukan dari pola serangan yang Terstruktur terkesan kemengan Korea selatan hanya keberuntungan saja.Â
Menarik kita tunggu kejutan dari Timnas Indonesia di bawah arahan pelatih baru asal Belanda Patrick Kluivert, Mampukah Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026?Â
Taktik apa yang akan dipakai oleh Patrick Kluivert tentu ini membuat kita penasaran, dilihat saat Adana Demirspor masih dibawah komando Patrick Kluivert, dari 20 pertandingan Adana Demirspor mencetak 41 gol berarti rata rata 1 pertandingan Adana Demirspor mampu mencetak 2 gol sangat terlihat jelas taktik yang dipakai oleh Patrick Kluivert adalah serangan cepat yang terstruktur dengan formasi 4-2-3-1.
Tentu fans garuda berharap Patrick Kluivert lebih baik dari STY secara taktikal maupun prestasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H