Di sisi lain, pertumbuhan populasi memberikan peluang besar bagi perekonomian. Dengan populasi usia produktif yang besar, Indonesia memiliki potensi untuk memanfaatkan bonus demografi. Populasi usia produktif, yang diproyeksikan mencapai puncaknya pada 2030, dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi jika dikelola dengan baik melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan keterampilan.Â
Dapat dilihat pada tahun 2023, jumlah penduduk dengan umur 10 hingga 14 tahun merupakan yang paling banyak, sehingga dapat diproyeksikan pada tahun 2030, penduduk yang berusia 10 hingga 14 tahun akan beralih menjadi penduduk usia produktif.
Data menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi Indonesia dari tahun 2014 hingga 2023 cenderung stabil namun memiliki tren negatif meski penurunannya sangat kecil, dengan laju pertumbuhan tahunan rata-rata sekitar 1,1%. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia tercatat sekitar 252 juta jiwa, dan angka ini terus meningkat seiring dengan laju kelahiran yang relatif stabil. Pertumbuhan populasi ini memberikan tantangan dan peluang bagi perekonomian, terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja dan layanan publik.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diukur melalui Produk Domestik Bruto (PDB), menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 5% per tahun. Pada tahun 2015, Indonesia mencatat pertumbuhan PDB sebesar 4,79%, didorong oleh konsumsi domestik yang kuat dan investasi infrastruktur yang meningkat. Namun, pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi sedikit melambat menjadi 5,03% akibat ketidakpastian global dan penurunan harga komoditas.
Tahun 2017 dan 2018 menjadi tahun yang lebih baik bagi perekonomian Indonesia, dengan pertumbuhan PDB masing-masing mencapai 5,07% dan 5,17%. Pada periode ini, pemerintah meluncurkan berbagai program untuk mendorong investasi dan meningkatkan daya saing, termasuk reformasi regulasi dan peningkatan infrastruktur. Namun, pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi kembali melambat menjadi 5,02%, dipengaruhi oleh ketegangan perdagangan global dan perlambatan ekonomi di negara mitra dagang utama.
Tahun 2020 menjadi titik balik yang signifikan bagi perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid-19. Ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang signifikan, dengan pertumbuhan PDB tercatat -2,07%. Pembatasan sosial yang diterapkan untuk menanggulangi penyebaran virus menyebabkan banyak sektor, seperti pariwisata, perdagangan, dan manufaktur, terpuruk. Banyak usaha kecil dan menengah yang terpaksa tutup, dan angka pengangguran meningkat tajam, terutama di kalangan pekerja informal.
Namun, pemulihan ekonomi yang terjadi setelah pandemi menunjukkan bahwa potensi populasi Indonesia dapat menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan. Pada tahun 2021, ekonomi Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, dengan pertumbuhan PDB mencapai 3,70%. Hal ini didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, yang berkontribusi sekitar 54,42% terhadap PDB, serta kebangkitan sektor-sektor yang sebelumnya terpuruk akibat pandemi. Pemerintah juga meluncurkan berbagai program stimulus ekonomi untuk mendukung pemulihan, termasuk bantuan sosial dan insentif bagi sektor-sektor yang terdampak.
Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat menjadi 5,31%, seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi dan peningkatan investasi. Sektor-sektor seperti perdagangan dan industri mulai pulih, dan permintaan domestik meningkat seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial. Memasuki tahun 2023, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang menurun menjadi 5,05% namun penurunannya tidak terlalu besar, hal ini menandakan bahwa pemulihan ekonomi masih berlanjut dan menunjukkan potensi pertumbuhan yang baik di masa depan.