Perang Kerajaan (Sumber informasi masih kurang..)
- Perang Haru – Sriwijaya
- Perang Haru – Ming
- Perang Haru – Majapahit
- Perang Haru – Malaka
- Perang Haru – Pasai
Perang Kemerdekaan
- Perang Sunggal
Sumber: ‘Perang Sunggal’, Tengku Luckman Sinar (Resume).
Perang Sunggal ini adalah lintas etnis. Dalam Perang Sunggal ini rakyat Karo dibantu oleh rakyat Aceh dan rakyat Melayu.
Perang ini memakan waktu yang sangat lama dan perang ini merupakan perang terlama dan terhebat di Pulau Sumatera dan salah satu perang terhebat di Indonesia selain Perang Patimura (Ambon, Pahlawan Nasional Patimura) dan Perang Bubutan (Bali, Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai) Belanda mengalami kerugian yang sangat besar dalam perang ini. Untuk mengenangnya Belanda menakan perang ini ‘Perang Karo’, sementara orang karo menamainya ‘Perang Sunggal’.
Sultan Sunggal, Badiuzzaman Surbakti ini belum diangkat jadi Pahlawan Nasional. Penghormatan pun tidak ada sama sekali pada Pahlawan ini bahkan nama jalan di depan bekas kesultananya pun bukan nama dia (saya dulu sering termenung disini).
- Perang Pa Garamata (Kiras Bangun)
Perang ini adalah perang lintas etnis (masih mencari sumber informasinya..)
Biarpun terlambat, akhirnya Pemerintah mengakui Kiras Bangun sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
- Perang Kadir
Sumber: ‘Bukit Kadir’, Djamin Ginting (Resume).
Perang ini adalah lintas etnis. Perang ini terjadi di area perbukitan. Kadir, Kadir Saragih, seorang anak buah Letkol Djamin Ginting tewas dalam pertempuran ini dan untuk mengenangnya, bukit ini dinamakan dengan ‘Bukit Kadir’.
Perang ini telah difilmkan dengan judul ‘Oh Turang’dan mendapatkan banyak Piala Citra.
Sebuah nama jalan di Kabanjahe, Jl. Kadir.
- Perang Halilintar
Sumber: ‘Kilap Sumagan’, Letkol AR. Surbakti
Perang ini adalah lintas etnis. Komandan Pasukan Halilintar adalah Mayor Selamat Ginting atau dikenal juga dengan ‘Kilap Sumagan’. Salah satu anak buah Selamat Ginting adalah Maraden Panggabean yang kelak akan jadi Panglima TNI.
- Perang Kite Kambing
Sumber: Penuturan di Kutabuloh Simole.
Perang ini dipimpin oleh Lettu Rata Perangin-angin. Kite dalam bahasa Karo adalah Jembatan. Jembatan disini memiliki area perbukitan. Pasukan TNI dari atas bukit menghabisi Tentara Belanda disini. Lettu Rata Perangin-angin tewas secara terhormat.
Sebuah nama jalan di Kabanjahe, Jl. Lettu Rata Perangin-angin (Kempunya di Milis ini..)
- Perang Merek?
Ketika Agresi Militer Belanda yang Pertama terjadi dan Pematang Siantar telah jatuh ketanganan Belanda dan selanjutnya Belanda ingin lebih jauh lagi masuk ke Karo Gugung (Brastagi dan Kabanjahe).
Wakil Presiden Moh. Hatta dalam perjalanan ke Bukit Tinggi dari Brastagi. Dia melalu jalur Merek, tapi Belanda rupanya telah mendekati Merek. Komandan Halilintar Mayor Selamat Ginting memerintahkan kepada Komandan Kompi Kapten Bangsi Sembiring dan Kapten Pala Bangun untuk memimpin peperangan disini. Kapten Pala dan Kapten Bangsi Sembiring gugur disini? secara terhormat.
Sebuah nama jalan di Kabanjahe, Jl. Kapten Pala Bangun dan Jalan Kapten Bangsi Sembiring.
- Perang Medan Area
Perang melawan Tentara NICA, pusat peperangan ini adalah di daerah Pancurbatu, Taneh Karo. (Masih mencari sumber informasinya..)
- Perang Kemerdekaan Lainnya
Resume Perang Kemerdekaan
Strategi Perang Karo
Strategi yang digunakan adalah bumi hangus, menghancurkan milik sendiri lebih baik daripada dipakai dan digunakan musuh. Mungkin ini juga yang menyebabkan Rumah Adat Karo tinggal sedikit.
Slogan Perang Karo
Slogan Perang Karo adalah:
Namo Banci Jadi Aras, Aras Banci Jadi Namo
(Hari ini kita kalah lain waktu kita akan menang)
Bandingkan dengan motto ‘Perang Pacific’ yang dikomandoi itu General Mac Arthur yang terkenal: ‘We may lose in this battle but never in the war’.
Hierarki Perang
Komandan di depan, hal ini diperkuat dengan banyaknya perwira di Makam Pahlawan Kabanjahe. ‘Ikuti’m aku’ itu perintah sang komandan (bandingkan dengan ‘follow me’nya sebuah elite of elite sebuah pasukan terbaik di Dunia.
Makam Pahlawan Kabanjahe
Makam Pahlawan Kabanjahe adalah saksi bisu perjuangan pendahulu kita. Makam Pahlawan hanya ada dua di Indonesia, satu lagi di Surabaya, ‘hasil’ dari Perang 10 Nopember (Peristiwa Mallaby).
Nama Jalan di Kabanjahe
Banyak jalan di Kabanjahe adalah Nama para Pejuang kita ini. Di Medan, Mereka tidak dihargai, seakan karena mereka orang Karo tidak boleh digunakan di Kota Medan yang Taneh Karo.
Lagu Perjuangan
Djaga Depari mendedikasikan lagu – lagu bagi mereka:
Erkata Bedil (Bukan dari Tapanuli), Piso Surit (Bukan dari Aceh), Bulung Erdeso, Perkantong Samping dan lain – lain.
Perang Pasca Kemerdekaan
Pasca 30 S PKI
Fitnah keji terhadap rakyat Karo dengan mengatakan orang Karo adalah PKI dan pada akhirnya orang Karo benar – benar disingkirkan oleh Rezim Suharto (tentu saja ada orang dibelakang Suharto, mungkin karena dia dendam karena konon pernah ‘dikasihi’ Brigjend Selamat GInting). Peristiwa ini adalah sembilu sangat menyakitkan bagi rakyat Karo. Kecenderunganya ini adalah sebuah genocide.
Suku Karo yang tadinya tegar, tidak tunduk pada apapun selain tentu saja pada Penciptanya dan kecerdasanya tidak perlu diragukan berubah menjadi introvert dan ‘jungut-jungut’ tak menentu.
Untuk menghindari tuduhan PKI ini bahkan banyak orang Karo menghilangkan identitasnya, pokoknya semua yang berbau Karo harus dihilangkan agar tidak diketahui sebagai orang Karo. Banyak yang tidak memakai Merga Karo lagi seakan-akan  mereka tidak perlu punya harga diri lagi (Meherga) dan ada juga yang mengganti namanya khususnya dengan nama yang berbau Melayu (Nasional). Jadilah Nama orang Karo banyak yang Melayu dan itu sering menjadi cemooh dari orang lain yang memang suka mencemooh dibelakang punggung..
Peristiwa Tahura
GM. Panggabean dan pengikutnya ingin menguasai Taneh Karo. Sayangnya disini Kolonel Selamat Ginting tidak menghajar mereka sampai sarangnya, sangat disayangkan..
Penabalan Jalan Jamin Ginting
Saya sudah dapat informasinya tapi belum terlalu kuat..
Konspirasi Tingkat Tinggi di Kuta Pengkih
Bengkila MU Ginting, Bang Juara Ginting dan lainnya lebih tahu ini..
Propaganda – Propaganda Busuk Lainnya
Resume Perang Pasca Kemerdekaan (Perang Psikologi)
Perang psikologis ini sangat merugikan orang Karo, baik dari segi persatuan Karo, mental, politik, budaya dan  masa depan orang Karo, akibatnya Karo mengalami kemunduran perkembangan dalam satu generasi, sepertinya mereka telah berhasil tapi..
Seakan mereka lupa ada Tuhan Sang Pencipta yang melindungi rakyat Karo dari konspirasi dan genocide mereka. Kasih? Panganilah jering e..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H