Pemberontakan PKI Musso mengalami kegagalan karena pemimpin-pemimpin komunis seperti Musso, Sumarsono, Amir Sjarifuddin tidak mempelajari pola berpikir, pandangan hidup dan struktur sosial bangsa Indonesia yang memang sudah sejak lama merupakan masyarakat yang memiliki bermacam-macam paham, pandangan hidup dan struktur sosial.
Juga mereka salah perhitungan dalam menganalisa dan menilai situasi politik Indonesia pada waktu itu. FDR/PKI menganggap bahwa kaum buruh tani merupakan kelompok terbesar masyarakat Indonesia.Â
Kekuatan politik sebelum terjadinya pemberontakan pun seharusnya sudah dapat dijadikan bahan analisa tentang kekuatan lawan dan kekuatan PKI sendiri, sampai dimana sebenarnya kemampuan mereka.Â
Tetapi para pemimpin PKI tidak mau tahu atau tidak tahu, mereka terlalu berambisi memperjuangkan garis politiknya sehingga tidak memikirikan situasi negara yang masih dalam keadaan bahaya karena ancaman Belanda.Â
Ditambah lagi terdapatnya perbedaan pendapat diantara pimpinan PKI. Tidak semua setuju dengan rencana pemberontakan tersebut Amir Sjarifuddin dan Musso berkecimpung di bidang politik sedangkan Sumarsono di bidang militer.
Adanya perbedaan pendapat diantara pimpinan PKI mengakibatkan pemberontakan PKI Musso yang direncanakan akan diadakan bulan November 1948, tetapi kurang pengendalian sehingga cepat meletusnya perang akibatnya mengalami kegagalan.Â
Kegagalan ini menurut D.N Aidit diakibatkan karena mereka tidak mengambil kesempatan yang baik kemerdekaan RI dengan mempengaruhi tenaga-tenaga bersenjata. Kekurangan dan keterlambatan dalam mempengaruhi tenaga bersenjata itu mengakibatkan lambatnya pembangunan partai.Â
Dengan terjadinya pemberontakan Madiun, maka secara nyata telah terjadi pula Rasionalisasi dan Rekonstruksi TNI dalam arti mental dan fisik. Pemberontakan di Madiun telah mempersatukan segala potensi yang masih ada menjadi satu kebulatan tenaga yang lebih kompak. Pemerintah RI dapat mengakhiri segala macam dualisme di Indonesia.
Dalam penumpasan PKI Musso ini, pemerintah menggunakan pasukan yang sebenarnya adalah kesatuan cadangan yang dipersiapkan untuk mengadakan perlawanan terhadap Belanda. Dari penumpasan PKI Musso di Madiun ini telah menguntungkan RI diantaranya:
- Dunia telah menyaksikan bahwa diantara rakyat Indonesia memiliki demokrasi yang mendalam,
- Belanda tidak lagi memakai alasan "momok komunisme' untuk menakut-nakuti dunia internasional, supaya simpati terhadap revolusi bangsa Indonesia lenyap.
Adapun kesalahan pemerintah RI saat itu adalah tidak segera mengambil tindakan tegas membubarkan organisasi politik PKI, sehingga selanjutnya terjadilah Pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965. PKI tidak dibubarkan secara tertulis. Namun sebenarnya pemerintah sudah merencanakan pembubaran PKI secara tertulis, namun karena adanya Agresi Militer Belanda, pembubaran PKI pun rampung. Meskipun secara militer pemberontakan PKI Musso di Madiun dapat dilumpuhkan akan tetapi secara ideologi komunis tetap masih ada.***
Artikel ini dibuat ketika mendengar kuliah dosen dan dibuatkan menjadi makalah yang kemudian didukung sumber-sumber buku sejarah.
Diedit, Jumat, 15 April 2022.