Perubahan kelembagaan yang semula berbentuk Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perusahaan Umum, mau tidak mau telah membuat lembaga ini melakukan penyesuaian. Menurut Undang-Undang BUMN, Perusahaan diwajibkan mencari keuntungan sendiri untuk menghidupi kegiatan operasional perusahaannya.
Sangat jauh sekali perubahan yang terjadi di era BULOG sekarang. Waktu ketika masih berbentuk LPND, dalam melakukan segala aktivitasnya BULOG menggunakan biaya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), juga diberi kemudahan dengan menggunakan Kredit Lunak Bank Indonesia (KLBI) berbunga rendah. Namun ketika berubah menjadi Perusahaan Umum, maka segala kegiatan BULOG harus menggunakan biaya komersial. Bunga yang dikenakan juga sama dengan perusahaan swasta umumnya dengan tingkat bunga umum dan tidak ada perlakuan khusus bagi BULOG. Â
Sungguh ironi sekali, jika kita melihat tugas BULOG yang berbentuk Perum sekarang yang dikenakan kredit  bunga komersial. Satu sisi harus melaksanakan kegiatan Public Service Obligation (PSO) dan satu sisi harus melaksanakan kegiatan komersial. Anehnya lagi justru PSO yang merupakan penugasan dari pemerintah, proporsinya jauh lebih besar ketimbang komersialnya.
Semua informasi diatas, didapatkan ketika lebih kurang 20 orang Kompasianer diundang acara KITA Ngopiwriting Bareng BULOG yang diadakan pada tanggal 3 Mei 2018 di coffee Tanaya Jakarta Selatan.Â
Dalam kegiatan tersebut, tidak tanggung-tanggung yang datang langsung adalah Bapak Tri Wahyudi Saleh, Direktur Komersial Perum BULOG. Selain itu, hadir juga Sekretaris Perusahaan Ibu Siti Kuwati, Kepala Divisi (Kadiv) Penjualan Ibu Febby Novita, Kadiv Penjualan Distributor Bapak Ermin Tora dan Kadiv Pengembangan Anak Perusahaan (PAPPU) Bapak Akhwarudin Widiarso.
Image Masyarakat Terhadap BULOG
Hampir semua masyarakat masih menganggap BULOG sebagai sebuah lembaga yang powerfull. Maksudnya disini adalah BULOG tetaplah dikenal dengan wajah lama dengan segala kewenangannya.Â
Ambil contoh ketika harga beras di pasaran naik, BULOG pasti langsung mengambil tindakan cepat dengan mengguyuri pasar. Namun sekarang, ketika kondisi yang sama terjadi BULOG tidak serta merta langsung melakukannya, tetapi harus diputuskan terlebih dahulu lewat rapat tingkat Kementerian serta rekomendasi dari pemerintah setempat.
Diawal dikatakan tadi, dengan berbentuk Perum maka ada dua tugas yang harus dilakukan oleh BULOG yaitu pelayanan publik dan komersial. Tugas pelayanan publik BULOG sekarang hampir sama ketika masih berbentuk LPND. Tugas itu antara lain; melakukan pembelian gabah beras petani, melakukan stabilisasi harga, menyalurkan beras bagi rakyat miskin hingga mengelola cadangan beras pemerintah. Sedangkan komersialnya adalah meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran.
Walaupun kewenangannya terbatas, BULOG terus berusah maksimal untuk melaksanakan stabilisasi harga kebutuhan pokok ditengah-tengah masyarakat. Perum BULOG melaksanakan kegiatan bisnis dengan beberapa kegiatan, antara lain pengelolaan komoditi Beras, Gula, Kedelai, Daging, Ikan dan Komoditi lainnya.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 48 tahun 2016 tentang Penugasan Pemerintah Kepada Perum BULOG Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional. Peraturan Presiden menyebutkan 11 (sebelas) pangan pokok yang harus dijaga ketersediaan dan stabilisasi harganya oleh Perum BULOG. Pemerintah dengan tegas menetapkan kesebelas pangan pokok tersebut untuk dijaga pasokan dan harganya yaitu beras, jagung, kedelai, gula, terigu, minyak goreng, bawang merah, cabai, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam.
Tiga komoditas pertama, ditugaskan langsung oleh Pemerintah (Presiden) kepada Perum BULOG. Sedangkan delapan pangan lainnya, diberikan kewenangan kepada Menteri Perdagangan untuk memerintahkan kepada Perum BULOG maupun BUMN Pangan lainnya.
Namun seiring berjalannya waktu, tugas pelayanan publik yang ditugaskan pemerintah semakin berkurang. Beras sejahtera (rastra) yang selama ini menjadi tulang punggung perusahaan pada tahun 2018, sudah beralih ke program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Namun, dengan terjadinya perubahan tersebut, Perum BULOG tetap dituntut untuk melaksanakan tugas pokoknya. Tugas itu adalah mengamankan harga pembelian pemerintah ditingkat petani dan mengamankan harga ditingkat konsumen.
Mengamankan harga ditingkat petani tetap dilaksanakan oleh BULOG dengan melakukan pembelian gabah beras ditingkat petani. Sedangkan untuk mengamankan harga ditingkat konsumen, BULOG meluncurkan produk-produk sembilan bahan pokok dengan brand"KITA". Saat ini BULOG sudah meluncurkan produk brand "KITA" seperti beras, gula, terigu, minyak goreng dan daging. Semua kebutuhan tersebut tersedia di sekitar kita, baik melalui supermarket, Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai outlet binaan BULOG, pasar hingga warung-warung retailer.
Berikut produk kebutuhan bahan pokok yang sudah dipasarkan oleh BULOG:
a. Beras "KITA"
Beras merupakan komoditas pangan utama masyarakat Indonesia, hampir seluruh penduduk di negara ini mengkonsumsi beras setiap harinya. Oleh karena itu, pemerintah sangat berkepentingan untuk memastikan agar beras selalu tersedia setiap saat dan disetiap tempat.
Terkait komoditas beras, Perum BULOG mendapat tugas untuk mengelola komoditi beras. Â Selain mengelola beras untuck ebutuhan masyarakat berpendapatan rendah, Perum BULOG juga menjalankan bisnis dan perdagangan beras premium.
Beras premium ini berlabel beras "KITA". Â Selain sehat dan bergizi beras ini juga bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau dan mudah didapatkan disekitar kita. Beras KITA bersumber dari hasil pengadaan beras dalam negeri premium BULOG, yang diperoleh melalui pembelian langsung dari penggilingan padi dan beras lokal unggulan produk UPGB (Unit Penggilingan Gabah Beras) BULOG.
Harga yang terjangkau dan kemudahan mengakses, merupakan keunggulan produk beras KITA dalam upaya menciptakan stabilisasi harga. Produk beras "KITA" BULOG sekarang bisa didapatkan di pasaran umum secara retail dan wholesale, koperasi, hypermarket, supermarket serta melalui distribution center (DC) dan Rumah Pangan Kita (RPK).
Gula merupakan salah satu sumber kalori dalam struktur konsumsi masyarakat selain bahan pangan. Pentingnya gula bagi masyarakat di Indonesia tercermin pada kebijakan pemerintah yang menetapkan bahwa gula pasir adalah salah satu dari sembilan bahan pokok kebutuhan rakyat banyak. Â
Manis "KITA" merupakan merk produk gula  BULOG yang diluncurkan oleh Perum BULOG. Gula manis KITA bersumber dari produksi petani dalam negeri. Pembelian gula dalam negeri merupakan wujud BULOG melaksanakan amanah penugasan dari pemerintah. Sehingga petani tebu merasa terlindungi dan stabilisasi harga ditingkat produsen dapat tercapai.
Sedangkan ditingkat konsumen, diharapkan produk gula manis "KITA" dari BULOG bisa menjadi penyeimbang pasar ditengah persaingan produk gula yang begitu sengit. Â Namun dengan dukungan titik penjualan yang ada tersebar di seluruh Provinsi Indonesia, maka upaya pemenuhan kebutuhan gula masyarakat/industry dapat terlaksana. Â Selain itu, keunggulan lain yang membuat gula manis KITA bisa bersaing adalah harga yang lebih murah serta kualitas gula yang sangat baik.
Tepung terigu dibuat dari biji gandum (wheat flour) yang dikupas dan dihaluskan. Berwarna putih sedikit kekuningan dan mengandung protein yang disebut gluten. Kandungan gluten inilah yang membedakan tepung terigu dengan tepung lain seperti tepung beras, tepung kentang, tepung jagung, tepung tapioka dan tepung lainnya.
Masyarakat Indonesia sangat gemar mengkonsumsi aneka masakan dari produk olahan terigu seperti donat, roti dan kue. Apalagi biasanya disaat hari besar keagamaan tentu permintaannya akan semakin meningkat. Saat ini rata-rata konsumsi terigu 24 kilogram/tahun per kapita. Masih jauh bila dibandingkan beras yang menjadi makanan pokok orang Indonesia yang mencapai 100 kilogram per kapita
Sementara itu, United States Development of Agriculture (USDA) menyebut Indonesia sebagai negara pengimpor gandum terbesar dengan total volume sekitar 12,5 juta ton di 2017-2018. Peningkatan terjadi karena permintaan makanan yang tumbuh oleh banyaknya populasi Penduduk Indonesia. Meningkatnya pendapatan masyarakat juga disertai oleh kebutuhan akan pasta, mie instan, serta kebutuhan pakan.
Dengan melihat tingginya tingkat konsumsi masyarakat akan terigu, maka Perum BULOG juga ikut masuk sebagai pemain dengan meluncurkan produk Terigu KITA. Produk yang diluncurkan ini tidak hanya bersifat komersial atau mengejar keuntungan semata tetapi ada fungsi stabilisasi harga. Oleh karena itulah, mengapa harga tepung terigu KITA selain sehat juga agak lebih murah jika dibandingkan dengan terigu yang ada di pasaran.
Harga daging sapi selalu mengalami lonjakan disaat hari raya besar keagamaan. Bahkan dua tahun terakhir, harga daging sapi sempat menembus angka Rp 140 ribu/kg. Melihat hal itu, Presiden Jokowi memerintahkan Kementerian terkait agar harga daging sapi berada di angka Rp 80 ribu/kg.
Oleh karena itulah, Perum BULOG diamanatkan pemerintah untuk melakukan kegiatan perdagangan daging sapi impor untuk stabilisasi harga daging sapi di dalam negeri.
Pembelian daging sapi impor yang dilakukan BULOG disimpan disimpan di cold storage di wilayah DKI Jakarta yang mendekati wilayah-wilayah pasar penjualan daging sapi BULOG. Selain itu, daging sapi impor ini sudah dikemas dalam kantong 1 kiloan dengan label daging KITA. Pendistribusian daging sapi impor dilakukan ke pasar pencatatan, pasar tradisional, asosiasi pedagang mie dan bakso, hotel, restoran dan catering (HOREKA), pasar murah, bazaar, pasar mingguan serta pameran produk pangan, yang dijual secara retail.
Tidak dapat dipungkiri, dalam kegiatan sehari-hari masyarakat Indonesia selalu menggunakan minyak goreng  Apalagi permintaan minyak goreng akan semakin tinggi seiring dengan makin dekatnya bulan Ramadan dan Lebaran.
Bila bulan-bulan sebelumnya rata-rata kebutuhan minyak goreng kemasan sebanyak 13 juta liter hingga 14 juta liter per bulan, saat Ramadan dan Lebaran permintaan akan naik menjadi 20 juta liter.
Oleh karena itulah, BULOG yang ditugaskan dalam stabilisasi minyak goreng juga turut andil agar tidak terjadi kelangkaan pasokan di pasaran. BULOG sudah menyiapkan langkah untuk mengantisipasinya dengan meluncurkan produk Minyak Goreng KITA. Dengan kualitas yang baik, sehat serta harga yang bersaing di pasaran maka diharapkan Minyak Goreng KITA menjadi pilihan dan mendapat tempat di hati masyarakat.
Tidak hanya kelima produk itu saja, yang sudah di launching Perum BULOG ke pasaran umum. Masih ada produk olahan lain seperti produk ikan bandeng dengan merk KITA, olahan daging berupa bakso dengan merk KITA serta kebutuhan pokok olahan lainnya. Hal ini dilakukan oleh BULOG, selain menjadi perusahaan yang dituntut mencari keuntungan serta unggul dalam bidang pangan, namun dituntut juga untuk menciptakan stabilisasi harga baik ditingkat produsen maupun konsumen.
Oleh sebab itulah, masyarakat tidak perlu heran jika produk-produk BULOG dengan brand KITA, selain berkualitas dan sehat, harganya juga lebih murah di pasaran.
Selain itu dengan dukungan jaringan kantor, gudang dan sumber daya manusia yang tersebar di seluruh Provinsi Indonesia, membuat produk BULOG merk KITA mudah didapatkan di sekitar kita. Pengalaman puluhan tahun mengurusi kebutuhan pokok rakyat ternyata juga menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat dan perusahaan swasta untuk bekerjasama dengan BULOG dalam menyalurkan produk KITA.
Pemerintah mengharapkan agar masyarakat Indonesia menjadi konsumen cerdas. Buat apa membeli produk mahal, jika disekitar kita ada produk yang dijual dengan kualitas baik namun harganya lebih murah. Membeli produk sembako BULOG merk KITA, selain mengefisiensikan pengeluaran kita, maka kita juga turut membantu pemerintah dalam menciptakan stabilisasi harga pangan. Ingat, bahwa stabilisasi harga merupakan jaminan pemerintah dalam menggerakan roda perekonomian bangsa.
Sepulang dari diskusi Ngopiwriting kompasianer bersama BULOG, peserta mendapatkan oleh-oleh dari BULOG berupa beras, minyak, gula, terigu dengan brand "KITA". Sebenarnya saya tidak asing lagi dengan produk dari BULOG ini, karena isteri saya selalu menggunakannya setiap memasak. Selain itu, produk ini sangat mudah didapatkan, karena tetangga saya membuka Rumah Pangan Kita (RPK) dan menjual produk ini.
Untuk beras BULOG dengan brand KITA, selain warnanya putih alami namun ketika dimasak terasa kepulenannya. Serta yang menjadi kelebihan tersendiri adalah terasa enak waktu dimakan. Isteri saya sangat suka sekali membeli beras KITA, selain tanpa pemutih, mudah dimasak dan enak saat dikonsumsi.
Produk gula KITA tidak juga kalah menarik. Kopi yang setiap pagi saya konsumsi, terasa bertambah nikmat jika memakai gula KITA. Yang menjadi nilai tambah dari gula produksi BULOG ini adalah selain harganya murah, rasanya juga sangat terasa manis alami. Hal ini sangat wajar, karena menggunakan tebu lokal hasil tanaman petani. Membeli gula KITA, itu sama saja kita telah membantu meningkatkan kesejahteraan petani tebu dalam negeri dan menolong mereka dari jerat kemiskinan.
Minyak dan tepung KITA, langsung isteri saya coba untuk membuat empek-empek. Memang sangat terasa jika kedua produk ini dipadu padankan. Minyak kita sangat jernih, walaupun sudah dipakai buat dua kali penggorengan. Begitu juga dengan tepung KITA, empek-empek yang dibuat isteri saya terasa lembut merata dan enak dimakan. Malahan semenjak menggunakan produk Minyak dan Tepung KITA, isteri saya langsung jatuh hati dan tidak mau berpaling kepada produk sejenis merk lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H