Mohon tunggu...
Julkhaidar Romadhon
Julkhaidar Romadhon Mohon Tunggu... Administrasi - Kandidat Doktor Pertanian UNSRI

Pengamat Pertanian Kandidat Doktor Ilmu Pertanian Universitas Sriwijaya. Http//:fokuspangan.wordpress.com Melihat sisi lain kebijakan pangan pemerintah secara objektif. Mengkritisi sekaligus menawarkan solusi demi kejayaan negeri.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Masyarakat Masih Berburu Beras Organik?

18 Februari 2018   08:54 Diperbarui: 18 Februari 2018   08:59 1708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini telah terjadi pergeseran selera konsumen, dari yang mengutamakan kuantitas sekarang telah beralih kepada kualitas. Masyarakat telah sadar akan pentingnya kesehatan yang dapat bersumber dari makanan. Salah satu sumber bahan makanan yang tidak mengandung zat kimia atau berbahaya adalah beras organik. Sumber pangan ini didapatkan dari pertanian organik yang dalam praktik budidayanya tidak menggunakan pestisi dan dan pupuk kimia.

Perubahan selera tidak hanya terjadi di Indonesia. Namun Negara-negara maju yang tersebar dibenua Erofa, Amerika dan sebagian  Asia telah beralih kepada produk pertanian organik. Negara-negara tersebut merupakan negara kaya dengan pendapatan penduduk yang tinggi. Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat Pendapatan Nasional Bruto Perkapita atau GDP yang dihasilkan setiap tahunnya. GDP menunjukkan tingkat pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk. Dengan pendapatan yang tinggi tentu penduduk pada negara-negara kaya tersebut memiliki daya beli atau permintaan dengan selera tinggi yang sangat mengutamakan kualitas bukan kuantitas lagi.

Pertanyaannya sekarang, lalu faktor apa sebenarnya yang menjadi daya tarik masyarakat luar sana mengkonsumsi beras organik? Apa kelebihannya?

Banyak faktor sebenarnya yang mempengaruhi permintaan beras organik masyarakat, baik dalam negeri maupun luar negeri. Faktor tersebut antara lain adalah karena sesuai dengan gaya hidup sehat yang dijalani selama ini. Gaya hidup sehat tentu pula akan seiring dengan tingginya kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Masyarakat beranggapan bahwa dengan mengkonsumsi beras organik berarti mereka telah ikut serta dalam penurunan penggunaan pestisida dalam pertanian.

Alasan penting lainnya adalah akibat mahalnya biaya kesehatan penyakit. Masyarakat sudah pandai menghitung, jika mereka mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung bahan kimia seperti pengawet, pemanis, pewarna dan lainnya tentu nanti pada usia tua penyakit tersebut akan datang. Nah, biasanya penyakit tesebut biaya pengobatannya akan mahal seperti kanker, diabetes mellitus, ginjal, jantung dan penyakit lainnya. Oleh karena itulah, untuk mengantisipasinya dilakukan tindakan preventif atau pencegahan dengan mengkonsumsi beras organik walaupun dirasa mahal harganya diawal.

Beberapa penelitian mengungkapkan faktor lain mengapa masyarakat pindah mengkonsumsi beras organik. Masyarakat yang mulai berpindah ke produk pertanian organik selain didasari faktor kesehatan, juga didasari oleh faktor lingkungan. Banyak masyarakat mulai sadar penggunaan bahan kimia tidak hanya berbahaya bagi kesehatan namun juga berbahaya bagi lingkungan karena dapat mencemari lingkungan. Konsumen yang memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan akan memilih produk-produk yang ramah lingkungan dan mau membayar lebih karena harganya yang relatif mahal. Selain itu konsumen yang memiliki pengetahuan tinggi terhadap produk organik cenderung rela membayar lebih untuk konsumsi.

Rakyatku.Com
Rakyatku.Com
Pertanyaan selanjutnya bagaimana prospek permintaan pertanian organik di Indonesia dan prospek pendapatan petani organik kita?

Dalam berbagai laporan penelitian bahwa permintaan akan beras organik terutama di kalangan masyarakat kelas menengah di tanah air teridentifikasi cukup tinggi. Indikasinya terlihat dari tingginya permintaan supermarket yang menyediakan beras organik. Salah seorang distributor beras organik mengaku setiap hari kewalahan untuk memenuhi pesanan. Rata-rata dalam sehari harus memenuhi permintaan minimal 50 kantong beras organik di salah satu supermarket besar di Kota Denpasar.

Bahkan prospek pasar pertanian organik mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berdasarkan data hasil Research Institute of Organic Agriculture Movements (IFOAM) tahun 2015, Amerika menjadi pasar produk organik terbesar dengan nilai mencapai 27,04 milliar dollar AS. Di posisi kedua ada Jerman dengan nilai 8,45 dollar AS, Prancis 4,8 milliar dollar AS dan China 2,67 miliar dollar AS.

Lalu ekspor kita  bagaimana?  Selain Belgia, beras organik Indonesia sudah menembus pasar di beberapa negara, seperti Italia, Amerika, Singapura, Malaysia dan Uni Emirat Arab (UEA). Kecenderungan negara luar menyukai produk organik memang sejalan dengan meningkatnya pasar produk tersebut. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa beras organik akan menjadi masa depan pertanian Indonesia. Harga jualnya yang tinggi dinilai akan lebih menguntungkan petani.

Menurutnya harga jual beras organik yang tinggi di pasar dunia dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani. Nilai jual beras organik per kilogram bisa mencapai Rp. 90.000 atau enam Euro di Erofa. Artinya, bisa 15-20 kali lipat dengan harga beras biasa atau naik 1500 persen. Sedangkan harga jual di petani sendiri berkisar Rp. 20.000/kg. Bila dibandingkan dengan harga jual beras biasa, angka tersebut lebih tinggi tiga kali lipat atau naik 300 persen. Jadi jawabannya sudah bisa dibayangkan, prospek yang sangat menjanjikan jika pertanian organik dikembangkan di tanah air.

*) Kandidat Doktor Ilmu Pertanian Universitas Sriwijaya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun