Untuk teknologi yang digunakan harus disesuaikan penggunaannya dengan lahan sub optimal, karena teknologi yang tidak efisien tidak akan bermanfaat bagi masyarakat dan tidak bisa meningkatkan penghasilan para petani. Teknologi yang dianjurkan adalah teknologi yang spesifik lokasi dimana teknologi ini harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat sehingga penggunaannya akan efisien dan tidak mubazir.
Pada tahun-tahun mendatang peningkatan produktivitas tidak hanya diarahkan pada lahan yang optimal (irigasi), tetapi juga pada lahan sub optimal seperti lahan sawah tadah hujan, lahan kering dan lahan rawa lebak/pasang surut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan teknologinya antara lain :
- Lahan sawah beririgasi : peningkatan mutu intensifikasi (PMI) dengan pendekatan PTT melalui penggunaan varietas unggul spesifik (VUS) terbaru, padi hibrida (VUH) dan padi tipe baru (VUTB) yang berdaya hasil tinggi dan bermutu, termasuk pemupukan berimbang dan cara budidaya spesifik lokasi.
- Lahan sawah tadah hujan : perbaikan komponen teknologi PTT terutama pola tanam, pengendalian gulma, varietas unggul baru (VUB) sesuai lokasi, pengelolaan hara spesifik lokasi (PHSL) termasuk pemanfaatan bahan organik.
- Lahan kering (gogo) : melalui PTT yang mempertimbangkan aspek konservasi lahan, pola tanam, pengelolaan hara spesifik lokasi (PHSL) dan VUB sesuai lokasi.
- Lahan rawa pasang surut : melalui PTT dan introduksi varietas padi sesuai  lokasi, sawit dupa/duwit dupa, tata air mikro, konservasi lahan dan PHSL + ameliorasi.
Pada masa-masa mendatang tantangan kebutuhan pangan di tanah air akan semakin berat. Budaya konsumsi beras yang tidak memudar ditambah lagi cepatnya laju pertambahan penduduk, membuat kita harus mencari solusi alternatif dalam meningkatkan produktivitas pangan di tanah air.
Diperlukan kerjasama antara berbagai pihak yang saling sinergi untuk mengatasi tantangan tersebut. Peran serta peneliti, korporasi, akademika dan masyarakat sangat dibutuhkan pemerintah agar program tersebut berjalan sebagaimana mestinya demi mencapai ketahanan pangan nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H