Mohon tunggu...
Julius Natalius
Julius Natalius Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dan Penulis

dr. Julius Natalius adalah seorang dokter umum yang berdedikasi, melayani masyarakat di klinik Pemasyarakatan. Kecintaannya pada dunia medis berpadu dengan hasratnya yang besar dalam menulis. Di sela-sela kesibukannya menangani pasien, ia selalu menyempatkan diri untuk menuangkan pemikiran dan pengalamannya ke dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Digital FKTP dan Puskesmas: Strategi Peningkatan Mutu Akreditasi di Era Society 5.0

27 Oktober 2024   21:54 Diperbarui: 27 Oktober 2024   22:17 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transformasi Digital FKTP dan Puskesmas:  Strategi Peningkatan Mutu Akreditasi di Era Society 5.0

Oleh: dr. Julius N. Sumarli, SH., MARS, FIHFAA Surveior LAFKI

A. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan signifikan di berbagai sektor, tak terkecuali sektor kesehatan.  Konsep Society 5.0 yang digaungkan  menempatkan teknologi sebagai instrumen  untuk  meningkatkan  kualitas  hidup manusia,  termasuk  dalam  hal  pelayanan  kesehatan.  Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Puskesmas, sebagai ujung tombak  pelayanan  kesehatan  dan  pemberdayaan  masyarakat,  memiliki  peran  krusial  dalam  menjawab  tantangan  di  era  digital ini.

Society 5.0 adalah sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia di mana kemajuan teknologi, khususnya teknologi digital, dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Konsep ini lahir di Jepang sebagai respons terhadap tantangan sosial dan ekonomi yang muncul akibat perkembangan teknologi yang pesat. Society 5.0 menekankan integrasi antara dunia fisik dan dunia maya (cyber) melalui teknologi seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan robotika. Transformasi digital di FKTP dan Puskesmas bukan hanya sekedar  mengikuti  tren  modernisasi,  tetapi  merupakan  suatu  keharusan  untuk  meningkatkan mutu,  efisiensi,  dan  aksesibilitas  layanan  kesehatan.  Melalui  penerapan  teknologi  digital,  FKTP  dan  Puskesmas  dapat mengoptimalkan  proses  pelayanan,  meningkatkan  kualitas  diagnosis  dan  pengobatan,  memperluas  jangkauan  pelayanan,  serta memberdayakan  masyarakat  dalam  menjaga  kesehatannya.

Akreditasi FKTP merupakan  indikator  penting  dalam  menilai  mutu  pelayanan  dan  keselamatan  pasien.  Standar  akreditasi  FKTP mencakup  berbagai  aspek,  mulai  dari  manajemen  mutu,  pelayanan  klinis,  manajemen  sumber  daya  manusia,  hingga  sarana prasarana.  Transformasi  digital  dapat  menjadi  instrumen  strategis  dalam  memenuhi  standar  akreditasi  dan  mendorong peningkatan  mutu  berkelanjutan.

Dalam  tulisan  ini,  akan  dibahas  mengenai  urgensi  transformasi  digital  di  FKTP  dan  Puskesmas,  aspek-aspek  yang  perlu diperhatikan  dalam  implementasinya,  serta  tantangan  dan  solusi  yang  dihadapi.  Penulis  akan  memberikan  pandangan  dari perspektif  hukum,  medis,  dan  manajemen,  dengan  harapan  dapat  memberikan  kontribusi  pemikiran  dalam  upaya  peningkatan mutu  pelayanan  kesehatan  di  Indonesia.

B. Aspek Hukum dalam Transformasi Digital FKTP dan Puskesmas

Transformasi digital di FKTP dan Puskesmas menuntut perhatian khusus terhadap aspek hukum dan etika. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan kesehatan harus dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku guna menjamin keamanan, kerahasiaan, dan hak-hak pasien. Berikut beberapa aspek hukum yang perlu diperhatikan dalam implementasi transformasi digital di FKTP dan Puskesmas:

  • Perlindungan Data dan Informasi Kesehatan:  Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis  memberikan  landasan hukum  dalam  mengelola  data dan  informasi kesehatan pasien secara digital.  FKTP dan Puskesmas wajib  menerapkan  sistem  keamanan  yang  memadai  untuk menjamin  kerahasiaan  dan  keamanan data pasien.
  • Keamanan Siber:  Implementasi sistem informasi  rentan terhadap  ancaman  siber. FKTP dan Puskesmas perlu  menerapkan langkah-langkah  keamanan  siber  yang  komprehensif,  meliputi  perlindungan  infrastruktur,  aplikasi,  dan  data.
  • Legalitas Telemedicine:  Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Pelayanan Telemedicine Antar Fasilitas Kesehatan  mengatur  pelaksanaan  telemedicine,  termasuk  persyaratan,  standar  layanan,  dan  kewenangan  tenaga  medis. FKTP  dan  Puskesmas  harus  memastikan  bahwa  pelayanan  telemedicine  yang  diberikan  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan.
  • Persetujuan Tindakan Medis Informed Consent dalam Setting Digital:  FKTP  dan  Puskesmas  perlu  mengembangkan  mekanisme informed  consent  yang  sesuai  dengan  konteks  digital,  misalnya  melalui  platform  online  yang  aman  dan  terpercaya.

C.  Aspek Medis dalam Transformasi Digital FKTP dan Puskesmas

Transformasi digital di FKTP dan Puskesmas membuka peluang  bagi tenaga medis untuk  meningkatkan  kualitas  pelayanan kesehatan secara  signifikan.  Pemanfaatan  teknologi  digital  memungkinkan  dokter  dan  tenaga  kesehatan  lainnya  untuk memberikan pelayanan  yang  lebih  akurat,  efektif,  dan  efisien.  Berikut  beberapa  aspek  medis  yang  perlu  diperhatikan  dalam  implementasi transformasi  digital  di  FKTP  dan  Puskesmas:

  • Meningkatkan Akurasi Diagnosis dan Efektivitas Pengobatan:  Pemanfaatan  teknologi  Artificial Intelligence (AI),  machine learning,  dan  big data analytics  dapat  membantu  dokter  dalam  menganalisis  data  pasien,  mendeteksi  penyakit  lebih  dini, dan  memberikan  rekomendasi  pengobatan  yang  lebih  personal  dan  tepat.
  • Memperluas Akses dan Jangkauan Pelayanan:  Telemedicine  memungkinkan  dokter  untuk  memberikan  konsultasi,  diagnosis, dan  pengobatan  kepada  pasien  di  lokasi  yang  berbeda,  sehingga  memperluas  akses  pelayanan  kesehatan,  terutama  bagi masyarakat  di  daerah  terpencil.
  • Meningkatkan  Efektivitas  Pemantauan  Pasien:  Wearable devices  dan  aplikasi  kesehatan  dapat  digunakan  untuk  memantau kondisi  pasien  secara  real-time,  sehingga  memungkinkan  intervensi  dini  dan  pencegahan  komplikasi.  Data  yang dikumpulkan  melalui  perangkat  ini  juga  dapat  digunakan  untuk  evaluasi  dan  perencanaan  pelayanan  kesehatan.
  • Meningkatkan  Edukasi  dan  Konseling  Pasien:  Platform  digital,  seperti  website,  aplikasi  mobile,  dan  media  sosial,  dapat digunakan  untuk  memberikan  edukasi  kesehatan,  konseling,  dan  dukungan  kepada  pasien,  sehingga  meningkatkan  literasi kesehatan  dan  kepatuhan  pengobatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun