Mohon tunggu...
Julius Hizkia
Julius Hizkia Mohon Tunggu... Administrasi - Pemimpi dan Pemimpin

Jika tidak bisa jadi yang terbaik, jadilah yang pertama. Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jiwo Bakulan Terus "Forming" sebelum "Performing" Menjadi Desa Preneur yang Berkelanjutan

11 Juni 2022   20:55 Diperbarui: 11 Juni 2022   21:41 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Dokumen Pribadi

"Ya, kami akan terus berupaya untuk forming sebelum akhirnya kami performing", begitu ucap Josh Handani selaku Ketua Jiwo Bakulan.

Jiwo Bakulan saat ini sedang dalam proses mempersiapkan dan membangun mekanisme serta sistem dinamika komunitas, agar dapat tampil dan berkembang menjadi komunitas UMKM yang berkelanjutan.

Jiwo Bakulan merupakan Desa Preneur yang berada di Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

 Desa Preneur adalah program strategis Pemerintah Daerah Istimewa melalui Dinas Koperasi dan UKM yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi ekonomi desa untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi di pedesaan. 

Desa Preneur Jiwo Bakulan hadir menjadi jawaban untuk melakukan pendampingan dalam rangka menumbuhkan semangat kewirausahaan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki masyarakat.

Dukungan oleh Pemerintah

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terus memberikan dukungan penuh untuk mendorong kegiatan-kegiatan Desa Preneur, baik melalui pendanaan, maupun menyediakan pendampingan dan pelatihan.

Desa Preneur mendapatkan dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Dana Istimewa sebesar 400 juta rupiah.

Segenap pengurus serta anggota Jiwo Bakulan juga diberikan pendampingan dan pelatihan untuk mengembangkan UMKM, seperti pendampingan dengan pendekatan K45PAK (Kiblat Papat Limo Adiluhung Kawentar, pendampingan Ecopreneurship dan green packaging, dan lain sebagainya.

Permasalahan Jiwo Bakulan

Josh Handani, Ketua Jiwo Bakulan mengatakan bahwa saat ini segenap pengurus harus berupaya lebih ekstra untuk meningkatkan partisipasi anggota serta rasa kebersamaan dalam komunitas.

Permasalahan ini muncul disebabkan karena Jiwo Bakulan merupakan komunitas yang relatif baru, yaitu terbentuk pada tahun 2021.

Karena Jiwo Bakulan baru saja "lahir", maka untuk saat ini belum tersedia pedoman spesifik seperti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang mengatur mengenai dinamika komunitas, operasional, serta mekanisme pertemuan rutin.

Selain itu, jarangnya pertemuan rutin dan kegiatan bersama yang dilakukan berpengaruh pada kurangnya partisipasi anggota. Pertemuan-pertemuan ini juga sulit untuk direalisasikan karena tiap anggota memiliki kesibukan tersendiri untuk mengurus UMKMnya masing-masing.

Kurangnya partisipasi anggota dan sense of belonging di internal komunitas akan berdampak pada terhambatnya proses mencapai tujuan komunitas.

Beberapa anggota komunitas menceritakan bahwa belum dapat berpartisipasi banyak karena awalnya hanya diajak, sehingga "ngikut-ngikut saja".

Dengan demikian, perlu dibangun kembali kesamaan visi dan sense of belonging pada setiap anggota sehingga terwujud anggota komunitas yang partisipatif-aktif.

Pentingnya Partisipasi dalam Komunitas

Histiraludin (2004, h. 15) menyebutkan bahwa partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses kegiatan, sebagai media penumbuhan kohesifitas antar masyarakat dengan pemerintah juga menggalang tumbuhnya rasa memiliki dua tanggung jawab pada program yang dilakukan.

Senada dengan pendapat tersebut, Cohen & Uphoff (1977) menyampaikan bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara kerjanya; keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program; dan keterlibatan masyarakat menikmati manfaat dari pembangunan serta evaluasi pelaksanaan program

Berdasarkan definisi tersebut, maka partisipasi harus dipahami sebagai alat untuk mencapai tujuan besar, termasuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Partisipasi juga bukan hanya sekadar salah satu tujuan dari komunitas, tetapi harus menjadi bagian yang integral dalam proses pembangunan komunitas tersebut.

Partisipasi merupakan elemen yang sangat penting yang harus dimiliki dalam suatu komunitas karena memberikan dua keuntungan (Helena & Sugiri, 2014). 

Pertama, keputusan yang dihasilkan mudah untuk diimplementasikan yang mencerminkan minat dan nilai masyarakat. Kedua, membangun kemampuan jangka panjang untuk menyelesaikan dan mengelola tantangan sosial.

Tujuan Jiwo Bakulan

Memahami pentingnya partisipasi anggota dalam komunitas, Jiwo Bakulan saat ini sedang dalam tahap forming, yaitu mempersiapkan atau membentuk sistem di Jiwo Bakulan. 

Dengan demikian, Jiwo Bakulan dapat performing dalam beberapa tahun mendatang menjadi komunitas UMKM yang berkelanjutan.

Upaya forming ini dilakukan di antaranya dengan merestrukturasi internal komunitas, membuat AD/ART, bersama-sama menentukan visi-misi, serta mengatur mekanisme pertemuan rutin.

Dengan upaya-upaya tersebut harapannya dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi anggota komunitas dalam upaya mencapai tujuan.

Adapun tujuan dari Jiwo Bakulan adalah menjadi wadah bagi para pelaku UMKM di Kelurahan Bangunjiwo.

Salah satu bagian dari upaya forming tersebut, dilaksanakan kegiatan capacity building Desa Preneur Jiwo Bakulan pada tanggal 27 hingga 28 Mei 2022.

Kegiatan ini berlangsung untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan para anggota dalam dunia kewirausahaan.

Dalam kesempatan yang sama, kegiatan ini juga dimanfaatkan oleh pengurus beserta anggota untuk merumuskan visi Jiwo Bakulan secara musyawarah. Kesamaan visi ini penting agar Jiwo bakulan bisa berjalan bersama dengan baik.

Berdasarkan diskusi tersebut disepakati bahwa visi Jiwo Bakulan adalah "Menjadi Desa Preneur yang Mengembangkan Bisnis Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan"

Akhirnya, visi tersebut menjadi landasan bagi Jiwo Bakulan dalam upaya memperoleh tujuan serta melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan UMKM di Kelurahan Bangunjiwo.

Jiwo Bakulan, Siap Bakulan! 

Daftar Pustaka

Cohen, J., & Uphoff, N. (1977). Rural development participation concept and measure for project design implementation and evaluation. New York: Cornell University.

Helena, A. Z., & Sugiri, A. (2014). Kajian partisipasi komunitas marginal dalam penataan kawasan kota lama semarang. Jurnal Teknik PWK, 3(4), 964-978.

Histiraludin, M. (2004). Bergumul bersama masyarakat (Berbagi cerita proses perencanaan partisipatif di kota solo). Solo: Indonesian Partnership on Local Governance Initiatives-Solo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun