Mohon tunggu...
Julius Hizkia
Julius Hizkia Mohon Tunggu... Administrasi - Pemimpi dan Pemimpin

Jika tidak bisa jadi yang terbaik, jadilah yang pertama. Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Mau Dibawa ke Mana Esport Indonesia?

22 Desember 2020   17:08 Diperbarui: 22 Desember 2020   17:20 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia terus mengalami perkembangan yang dinamis dan menuju kepada kecanggihan. Oleh karena itu, kini kegiatan ekonomi tidak hanya mengandalkan sumber daya alam yang ada. Bagi negara-negara yang memiliki sumber daya alam yang kurang, seperti Singapura mereka mengandalkan kekuatan non sumber daya alam, yaitu sumber daya manusia. Sedangkan, negara Indonesia saat ini masih mengandalkan sumber daya alam, seperti tambang, sawit, karet, dan sebagainya.

Untuk itu Indonesia perlu melakukan revolusi dalam kegiatan ekonomi dan kegiatan produksi. Kita harus menyadari bahwa tidak selamanya sumber daya alam ini tetap menghasilkan. Tidak selamanya tambang menghasilkan hasil yang bumi yang baik, bukan. 

Suatu saat semuanya ini akan habis. Terlebih kegiatan industri yang selama ini dilakukan kebanyakan merusak lingkungan. Contoh saja tambang, berapa banyak daerah yang mengalami banjir akibat galian tambang yang tidak bertanggung jawab. Berapa banyak warga yang kehilangan permukiman untuk pembukaan lahan sawit? Berapa banyak lahan pertanian yang rusak akibat kegiatan industri yang asal jadi?

Di tengah kemajuan zaman sekarang ini, kita harus beralih ke ekonomi yang mengandalkan kembali ide kreatif, yaitu ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan aktivitas yang mengandalkan kecerdasan, kekreatifitasan, dan kekuatan manusia untuk menghasilkan sesuatu. 

Dengan kata lain, ekonomi kreatif atau yang disingkat Ekraf adalah kegiatan komersiil yang bermodalkan sumber daya yang utama, yaitu manusia. Konsep ekonomi kreatif ini diperkenalkan pertama kali oleh John Hawkins dalam bukunya The Creative Economy: How people make money from Ideas.

Di Indonesia sendiri ekonomi kreatif mulai berkembang pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006.  Saat itu badan yang menaunginya disebut Badan Ekonomi Kreatif atau disingkat Bekraf. Perkembangan dunia ekonomi kreatif memasuki babak baru pada masa pemerintahan Joko Widodo. Badan Ekonomi Kreatif dilebur menjadi satu menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Parekraf.

Dalam proses perjalanan dan perkembangan tersebut, pelaku industri kreatif beserta pemerintah terus mencari solusi terbaik untuk kedewasaan ekonomi kreatif di Indonesia. Presiden Jokowi memperkirakan bahwa kita akan dapat bersaing dengan negara lain, seperti Jerman, Inggris, Perancis pada 2030. Hal itu dapat terjadi dengan mengandalkan ekonomi kreatif atau sumber daya manusia yang berkualitas. Ditambah kita memiliki kebudayaan yang melimpah yang apabila tahun 2030 generasi muda menggunakan modal ini menjadi kekuatan perekonomian.

Terdapat 17 sub sektor ekonomi kreatif yang dimiliki Indonesia yakni; arsitektur, desain interior, desain-komunikasi-visual (DKV), desain produk, fashion, film-animasi-video, fotografi periklanan, kerajinan (kriya), kuliner, musik, aplikasi, pengembangan permainan, penerbitan, periklanan, tv dan radio, seni pertunjukkan, dan seni rupa. Dari ke 17 itu pemerintah sebagai fasilitator terus mencari kebijakan yang terbaik dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Terlebih dalam bidang permainan. Permainan atau game memiliki potensi dalam pergerakan ekonomi negara. Memang saat ini dunia game masih dikuasai oleh Jepang, China, dan Korea Selatan. Contoh saja Korea Selatan, yang dapat menjual produk game mereka sebagai bentuk dari ekspor budaya. Dahsyatnya, industri game mengalahkan ekspor dari KPOP. Tentu saja Indonesia belum secanggih itu, tetapi kita harus bisa mengelaborasi apa yang dilakukan oleh Korea Selatan. Saat ini kebanyakan game yang berkembang adalah game hasil impor.

Namun, belakangan ini industri kreatif khususnya esport terus mengalami perkembangan yang pesat, bahkan Indonesia mendapatkan perhatian yang besar dari negara lain di dunia. 

Menurut data terbaru dari Newzoo, Indonesia telah menjadi salah satu pasar game terbesar di Asia Pasifik dengan angka mencapai US$941 juta atau sekitar Rp13 triliun dengan populasi online 52,6 juta dan jumlah gamers mencapai 34 juta. Memang terdapat banyak pro kontra yang terjadi di masyarakat mengenai esport, tetapi benar saja esport telah banyak membuka lapangan pekerjaan baru di Industri kreatif dan berdampak pada keuntungan ekonomi.

Industri e-sports jangan dipandang sebelah mata. Kita harus memandang industri ini sebagai peluang ekonomi baru dan sesuatu yang dapat mengangkat nama baik Indonesia di kancah internasional. Selama ini banyak anak muda yang berhasil mengharumkan bangsa Indonesia di internasional dalam bidang esport, sebut saja Evos Esport dan BTR RA.

Esport bukan merupakan industri kecil yang dapat dianggap remeh. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam dunia esport ini. Tak hanya menjadi atlet, seseorang dapat menjadi organizer, shout caster, konten creator, dan lain sebagainya. Dengan peluang demikian, seharusnya kita membuka mata terhadap industri ini. Baik pemerintah maupun masyarakat harus bekerja sama dengan baik, walaupun dalam prosesnya mengalami tantangan dan hambatan.

Upaya yang dilakukan pemerintah selama ini memang sudah baik, seperti mengadakan turnamen bertaraf nasional dan internasional. Namun, hal itu merupakan hal mikro yang berdampak sangat kecil dalam perkembangan ini. Pemerintah seharusnya melakukan kebijakan yang bersifat makro, seperti infrastruktur digital, kebijakan perdagangan ISP, perpajakan, landasan hukum, ataupun yang lainnya yang menguntungkan semua pihak dalam esport.

Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan asosiasi yang benar-benar netral ataupun merumuskan landasan hukum dan perpajakan soal esports. Selain itu, pemerintah harus memberikan edukasi dan pemahaman yang lebih baik atas dunia esport. Contohnya, membantu mengenalkan esports dan dunia gaming ke arah yang baik. Sebagai pekerjaan atau profesi, misalnya. Pasalnya, hal tersebut dapat menghilangkan keresahan orang tua.

Dalam usaha ini pemerintah memiliki tiga upaya untuk mengembangkan industri esport. Pemerintah mengatakan upaya tersebut adalah dengan cara mengurangi peran pemerintah sebagai regulator dan menambah peran pemerintah sebagai fasilitator. Pemerintah telah membentuk Asosiasi Olahraga Video Games Indonesia (AVGI) dan Iespa atau Indonesia esport Association untuk melindungi dan menciptakan ekosistem esport yang sehat, seimbang, dan positif.

Sebagai regulator pemerintah menyederhanakan dan membuat regulasi yang lebih simpel dan tidak berbelit-belit. Contoh yang dilakukan pemerintah adalah penyedia sistem elektronik hanya akan memerlukan registrasi. Selama ini perizinan untuk industri sangatlah susah dan ketat. Oleh karena itu, pemerintah menyederhanakannya seperti industri telekomunikasi, penyiaran, dan pos. Hal itu perlu dilakukan agar esport dapat berjalan dengan mudah, dengan ekosistem yang baik selama ini. Tentu saja sebuah kebijakan atau regulasi yang rumit akan membuat industri esport sulit berjalan dan berkembang.

Pemerintah sebagai fasilitator harus memfasilitasi insfrastruktur pendukung, contohnya saja akses internet. Dukungan pemerintah itu telah nyata dengan proyek Palapa Ring dan 4G yang kini telah selesai. Infrastruktur internet merupakan modal dasar bagi dunia esport. Keterbatasan dan perbedaan fasilitas digital dan internet di Indonesia membuat generasi muda dari lokal sulit untuk berkembang seperti halnya yang memiliki akses yang baik.

Kemudian, pemerintah juga akan mendukung pertumbuhan start up digital. 1.000 start up digital dikembangkan untuk memfasilitasi generasi muda untuk mengembangkan talenta digital. Selain itu, pemerintah juga memberikan apresiasi dengan memberikan 20.000 beasiswa untuk kemampuan digital yang telah berpartner dengan 20 universitas ternama di Indonesia.

Pemerintah juga dapat memberikan pandangan dan roadmap yang jelas. Keseriusan pemerintah tersebut dapat dilakukan dengan membuat anggaran yang lebih dalam pengembangan industri esport. Selama ini banyak atlet esport yang mengikuti turnamen internasional yang belum mendapatkan dukungan dari pemerintah. Hal ini sangat diperlukan sebagai bentuk apresiasi dan penggungah semangat bagi para calon atlet esport.

Pemerintah dapat mengkaji esport untuk dijadikan sebagai ektraskulikuler atau bahkan mata pelajaran. Karena esport bukan hanya dapat dimaknai sebagai permainan biasa. Kini esport memiliki kedudukan yang sama seperti sepakbola, bulutangkis, dan sebagainya. Esport merupakan olahraga. Upaya tersebut dapat dikaji mengingat untuk menjadi atlet yang sukses diperlukan latihan yang terfokus. Dengan demikian, anak muda yang memiliki minat serta bakat dalam bidang ini dapat terfasilitasi.

Pemerintah yang memiliki peranan yang sangat besar dalam industri ini. Pemerintah sebagai regulator harus menyederhanakan kebijakan yang mempersulit perkembangan esport. Selain itu pemerintah harus membuat regulasi yang responsive. Maksudnya pemerintah membuat kebijakan yang dapat mendukung kemajuan esport contohnya saja dengan membuat anggaran khusus, atau tentang hal lain yang berguna bagi esport Indonesia.

Peran pemerintah sebagai fasilitator harus terus diperkuat. Mengadakan turnamen yang bergengsi, membangun infrastruktur digital, mendukung atlet esport dalam kancah internasional. Semuanya itu perlu dilakukan oleh pemerintah guna mendukung kemajuan esport.

Atau bahkan lebih dari itu, pemerintah dapat belajar dari Korea Selatan yang tidak hanya menjadi konsumen game, tetapi pembuat dan pengembang game. Pemerintah memberikan perhatian khusus untuk budaya yang mereka miliki, sehingga budaya tersebut dapat menyebar dengan luas, salah satunya game yang berbasis budaya. Dengan melimpahnya keanekaragaman budaya yang kita miliki, harusnya dapat dikembangkan, agar budaya kita dikenal oleh bangsa luas melalui game. Kenyataan selama ini bahwa kita menjadi penikmat dan pencandu produk luar negeri.

Baik pemerintah, masyarakat, dan seluruh anak muda harus bekerja sama untuk mengembangkan esport. Pemerintah harus membuat kebijakan atau strategi yang sistematis dan terukur untuk perkembangan esport. Masyarakat juga harus membuka mata terhadap industri ini, karena dunia telah berubah. Lebih daripada itu, esport merupakan peluang ekonomi baru bagi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun