Mohon tunggu...
Julita Naila Pradana Putri
Julita Naila Pradana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MEMBACA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengolahan Limbah Ampas Tahu menjadi Bahan Pangan Inovatif: Tempe Gembus menjadi Solusi Berkelanjutan

23 April 2024   21:10 Diperbarui: 23 April 2024   21:14 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Gundik, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu sentra pembuatan tahu. Banyaknya produksi tahu setiap harinya di Desa Gundik akan menimbulkan banyak permasalahan lingkungan, seperti pembusukan ampas tahu yang tidak diolah sehingga menimbulkan bau busuk yang mencemari udara. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, masyarakat Indonesia sering memanfaatkan ampas tahu sebagai pakan ternak, bahan pertanian, dan pembersih lantai.

Pemanfaatan limbah ampas tahu untuk membuat tempe gembus merupakan inovasi baru dari masyarakat Desa Gundik. Ampas tahu merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu. Ampas tahu mengandung banyak zat gizi, seperti protein (17,77%), lemak (2,62%), karbohidrat (66,24%), fosfor (0,29%), kalsium (0,19%), zat besi (0,04%), dan air (0,09%) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002). Oleh karena itu, ampas tahu masih dapat digunakan sebagai bahan dasar atau campuran pada saat pengolahan produk tertentu.

dok. pri
dok. pri
           Masyarakat Desa Gundik percaya bahwa membuat tempe gembus dari ampas tahu lebih mudah dibandingkan membuat tempe kedelai. Selain itu, proses pengolahan hingga fermentasinya lebih cepat, yaitu memutuhkan waktu sekitar 2 hari 2 malam. Untuk memudahkan dalam menyaring ampas tahu, ampas tahu yang diambil memiliki tekstur yang kasar. Masyarakat Desa Gundik masih menggunakan peralatan sederhana untuk membuat tempe gembus. Hal ini meliputi penyiapan bahan baku, pencucian, pengepresan untuk mengurangi jumlah air pada ampas tahu, pengukusan, pendinginan, pencampuran tepung eras dan ragi, pengemasan, dan fermentasi. Tujuan dari pengukusan ampas tahu yaitu untuk membunuh mikroba berbahaya.

dok. pri
dok. pri
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memasukkan adonan ampas tahu ke dalam plastik. Plastik harus diberi lubang untuk memberikan ruang udara untuk fermentasi dan agar rasanya tidak asam. Alat yang digunakan untuk melubangi plastik yaitu menggunakan alat yang berbahan dari kayu, karena untuk menjaga adonan ampas tahu agar tetap sehat.

Besar kemungkinan inovasi ini menawarkan cara lain untuk memanfaatkan limbah ampas tahu yang melimpah di Desa Gundik, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo untuk dijadikan tempe gembus. Selanjutnya, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan perekonomian wilayah Desa Gundik, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo. Dengan inovasi baru ini, masyarakat di sekitar bisa meningkatkan pendapatan dan mengurangi limbah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun