Mohon tunggu...
Julita Manurung
Julita Manurung Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Sistem Informasi Universitas STMIK Triguna Dharma

Saya hobi nonton, hobi makan. Pokoknya hobi yang membuat batin saya bahagia itu udah pasti.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menolak Menjadi Wanita Bucin

26 Mei 2020   00:13 Diperbarui: 26 Mei 2020   00:12 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman sekarang, memang banyak sekali wanita yang rela jadi bucin demi mempertahankan pacarnya, yang katanya kelak akan jadi suaminya nanti. Padahal, pacaran kan belum tentu jodoh. Lalu, buat apa menjadi wanita bucin kalau sebenarnya, kita ini bisa lebih kuat dari itu.

"Takut jomblo?"  tanyaku kepada Rere, salah satu sahabat dekatku dikampus.

"Mungkin iya!"

 "Tapi, mau sampai kapan sih kamu jadi wanita bucin?"

"Ya, gak tau sih sampai kapan! Yang pasti, aku rela deh lakuin apa aja, yang penting dia bahagia terus sama aku."

"Kamu ngerasa gak sih, kalau kamu itu sebenarnya hanya nyakitin diri kamu sendiri?"

"Maksud nya?"

"Kamu selalu berusaha untuk nyenengin hati pacar kamu, sedangkan dia? Pernah gak, dia berfikiran yang sama untuk bisa nyenengin hati kamu juga?"

"Gini ya, selama aku senang menjalani hubungan dengan dia, kenapa aku harus repot mikirin dia, yang entah kapan akan membuatku menjadi wanita paling spesial, seperti yang selama ini aku buat ke dia."

"Berarti, kamu kan yang menganggap dia spesial banget. Sedangkan dia, ya biasa aja ke kamu. Jadi, buat apa sih kamu terus-terusan jadi wanita bucin demi dia?"

"Menjadi wanita bucin itu gak salah kok. Yang salah itu, menjadi wanita egois yang hanya memikirkan perasaannya sendiri. Sedangkan perasaan pasangan, hanya diabaikan gitu aja."

"Pemikiran kamu ini salah banget lho! jawabku dengan nada tegas.

"Salahnya di mana sih jul?"

"Salahnya, kamu itu terlalu bucin dalam menjalani hubungan. Cinta boleh, tapi gak usah sampai berlebihan kayak gitu ah! Coba deh, kamu ingat-ingat, apa aja pengorbanan yang dia lakuin untuk kamu?"

"Pengorbanan yang selama ini dia lakuin ke aku itu, ya selalu antar dan jemput aku dari tempat kerja dan juga kampus."

"Terus nih, misalkan kamu suatu saat nanti putus sama dia, apa kamu akan cari cowok lagi buat bisa antar jemput kamu tiap hari dari tempat kerja dan juga kampus?"

"Iya pasti aku cari yang baru dong. Malu ah sama temen-temenku, kalau aku yang biasanya diantar jemput, sekarang gak lagi karena udah gak punya cowok."

"Mau sampai kapan , gengsi dalam diri kamu tetap kamu pertahankan? Kamu harus ingat satu hal, kalau kita gak bisa menjamin hidup sama pasangan itu sampai kapan. Entah nanti Tuhan panggil dia duluan, atau kita yang Tuhan panggil duluan.

Jadi, sebelum waktunya terlambat, coba deh kamu belajar menjadi wanita mandiri. Biar kedepannya, kamu enggak harus lagi bergantung sama pasangan kalau mau kemana-mana. Terus, kamu juga harus bisa berpenghasilan sendiri, manakala pasanganmu kelak tidak bisa menafkahimu lagi. 

Dan juga, kamu harus bisa kuat menjalani kehidupanmu sendiri secara keseluruhan, jika nanti kamu dan pasanganmu tidak lagi bersama. Oh iya, selain pengorbanan yang dia lakuin ke kamu, aku mau tanya lagi nih, tentang pengorbanan apa yang udah kamu lakuin ke dia?"

"Setahun kita pacaran, dia pernah minta sesuatu yang diluar kemampuan dan akal sehatku."

"Terus kamu turutin keinginannya dia?"

"Iya, aku turutin. Soalnya kalau enggak, dia bakal mutusin aku."

"Yang lalu biarlah berlalu. Yang terpenting sekarang, apapun permintaan pasangan kamu nanti kedepannya, yang gak kamu suka sama sekali melakukannya, ya tolak aja. Tapi, tolak dia dengan alasan yang wajar ya. Biar dia juga gak terlalu sakit hati dengan penolakan kamu."

"Kalau nanti aku tolak keinginan dia, dan akhirnya dia mutusin aku gimana jul?"

"Kalau dia marah dan akhirnya mutusin kamu, yaudah biarin aja. Jangan takut enggak punya pacar, toh ini untuk sementara waktu aja. Sembari menunggu cinta yang baru, kamu juga harus terus memperbaiki diri. Temukan apa yang menjadi kelebihanmu, apa yang menjadi potensimu, asahlah bakatmu, dan libatkanlah Tuhan dalam setiap rencana hidup mu. Percayalah, kelak Tuhan akan berikan kamu cowok yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Jadilah wanita yang bahagia, wanita yang tidak bergantung pada pasangan dan jadilah wanita yang tangguh. Ingat, jangan jadi wanita bucin, karena kita sangat berharga di mata Tuhan.

Mari berteman online :)

Instagram                                : @julitamnrg [DM biar difoolback]

Facebook                                 : Julita Manurung

Twitter                                    : @JulitaWidyaSari

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun