Mohon tunggu...
Julio Agung Prasetyo
Julio Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Andalas

Menulis merupakan suatu proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental yang tinggi, termasuk merenung, menyusun, merancang, menguraikan, mengembangkan, mengorganisasi, dan memperbaiki yang kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata yang tepat, untuk menyampaikan informasi, ide, dan pemikiran sehingga bisa dipahami oleh pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Kuno Jepang: Periode Kamakura hingga Meiji

2 Juli 2024   13:29 Diperbarui: 2 Juli 2024   13:29 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Periode Kamakura (1185-1333)

Pada periode ini Dinasti Yuan dibawah pemerintahan Mongol mulai menginvasi Jepang yang terjadi tahun 1274-1281, invasi yang dilakukan sampai terjadi dua kali dan akhirnya gagal karena pertahanan dari samurai yang kuat dan juga adanya angin taufan yang besar (kamikaze), Jepang berhasil bertahan.

Periode Kamakura berakhir, pada saat kaisar Go-Daigo (1288-1339) berhasil mengalahkan kekuasaan shogun pada peristiwa yang dikenal dengan "Restorasi Kenmu". Tetapi hal ini hanya bertahan sementara, karena Ashikaga Takauji berhasil menggeserkan kekuasaan Kaisar Go-Daigo dengan bantuan para samurai, lalu Ashikaga mendirikan keshogunannya sendiri.

Pada periode ini, agama Buddha juga berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan karena adanya ketakutan yang dirasakan masyarakat akibat runtuhnya keluarga bangsawan periode Heian yang selanjutnya dikendalikan oleh golongan samurai. Masyarakat mendekatkan diri pada sang Buddha karena berakar dari religious mereka seperti mendapatkan perlindungan dari sang Buddha.

Periode Muromachi/ Periode Ashikaga (1467-1568)

Periode Ashikaga ini akhirnya mengalami krisis kepemimpinan yang memicu perang singkat yang dikenal dengan "Perang Onin" (1467-1477). Perang Onin sendiri juga merupakan perang yang terjadi dalam negeri atau perang saudara yang menyebabkan semakin berkurangnya kekuasaan Ashikaga serta suatu keadaan desentralisasi dalam sistem feodalisme jepang. Yang mengakibatkan melemahnya otoritas shogun dan memicu era baru yang disebut Sengoku Jidai (1467-1615) atau periode perang antarnegara.

Para daimyo saling berperang satu sama lain untuk menguasai Jepang secara keseluruhan. Hal ini merupakan salah satu peride yang sangat dikneal pada sejarah panjang Jepang, samurai memiliki peranan yang penting dalam negara. Dari kekacauan yang terjadi, muncul seorang daimyo dari Provinsi Owari yang bernama Oda Nobunaga, yang mampu mempersatukan banyak wilayah dengan inovasi dan keterbukaan teknologi eropa waktu itu, Oda mampu mengalahkan para daimyo lain.

Oda Nobunaga tewas dalam insisden Honno-Ji oleh Akechi Mitsuhide (1582) karena pengkhianatan yang dilakukan oleh jenderalnya sendiri. Oda Nobunaga terbunuh, lalu kampanye militernya dilanjutkan oleh salah satu jenderalnya yang arif yaitu Toyotomi Hideyoshi. Toyotomi berhasil mempersatukan seluruh Jepang dari sekian banyak konflik yang pernah terjadi. Kemudian Hideoyosi melancarkan invasi ke Korea pada tahun 1592-1598, tetapi sayangnya gagal dan menyebabkan Hideoyoshi tewas terbunuh. Invasi yang dilakukan Jepang ke Korea ini dikenal dengan nama "Perang Imjin". Kegagalan invasi ini malah memicu perang saudara di Jepang. Tokugawa Ieyashu kemudian berhasil mempersatukan Jepang kembali dan menjadi Shogun lalu membawa kestabilitasan pada Jepang saat itu. Lalu keshogunan Tokugawa dimulai atau memasuki Zaman Edo.

Periode Tokugawa( 1600-1868)

Masa awal Zaman Edo adalah masa awal penuh kedamaian dan kemakmuran. Populasi Masyarakat pada waktu itu meningkat dan tingkat literasi sangat tinggi. Seni dan kebudayaan Jepang mengalami perkembangan yang pesat.

Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa sangat anti dengan ajaran agama Kristen. Orang-orang Portugis yang sedang menyebarkan misi agama Kristen diharuskan segera meninggalkan Jepang. Pemerintah tidak suka dengan ajaran asing yang mendesak ajaran asli, karena mengakibatkan menurunnya Tenno dan kebudayaann Jepang. Perbuatan daimyo Tozama yang dulu pernah menjalin hubungan erat dengan Vatikan dan juga menganut ajaran baru yang dibawa oleh Portugis membuat Tokugawa membuat sebuah kebijakan baru untuk Jepang terkait keluar masuknya orang barat ke wilayah ini.

Jepang mengeluarkan kebijakan Isolasi (negara tertutup) atau disebut dengan Sakoku. Dengan kebijakan yang dibuat ini, masyarakat dapat dikendalikan oleh pemerintahan Tokugawa karena hanya ada satu komando yang didengar. Tapi sayangnya, Jepang mengalami stagnasi sehingga menyebabkan ketertinggalan dibandingkan negara-negara industri lainnya.

Tahun 1853, seorang Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat melakukan misi perdagangan secara paksa, lalu Jepang akhirnya membuka dirinya pada dunia luar, lalu mengadopsi teknologi dari Eropa dan terjadi  modernisasi di wilayah ini.

Terjadi peperangan saudara antara, fraksi pro kaisar dan fraksi pro shogun atau yang dikenal dengan "Perang Boshin" (1868-1869) dan dimenangkan oleh kubu pro-kaisar, keshogunan Tokugawa kemudian berakhir dan Restorasi Meiji kemudian dimulai. Kekaisaran Jepang kembali memiliki kekuasaan, dan bukan hanya sekedar pemimpin seremonial setelah sekian lama.

Periode Meiji

Kejatuhan rezim Tokugawa sudah tidak bisa dihindarkan lagi, hal ini menimbulkan kebangkitan kepercayaan masayrakat untuk kembali menyerahkan urusan politik dan pemerintahan kepada keluarga kaisar. Era Meiji ini adalah masa dimana kekuasaan kembali jatuh ke tangan kekaisaran setelah runtuhnya kekuasaan Shogun Tokugawa. Pada masa inilah diadakan perubahan besar-besaran terhadap pemerintahan jepang yang dikenal dengan Restorasi Meiji. Perombakan inilah yang membawa bangsa Jepang ke era teknologi dan industri yang maju seperti sekarang.

Pemerintahan yang baru yang dikendalikan kaisar Meiji, juga melakukan penghapusan klan, karena akan membahayakan eksistensi pemerintah yang baru. Dimasa sebelumnya, mereka menguasai tanah beserta para samurai.

Kebijakan selanjutnya juga, merubah posisi samurai menjadi setara dengan pedagang, petani, dan tukang. Hal ini untuk mendukung penghapusan sistem feodalisme yang ada. Semua tanah yang dikuasai oleh para daimyo dan orang-orang mesti diserahkan kepada kaisar.

Sistem pemerintahan mulai berubah, dari feodalisme menjadi demokratis. Hal ini menimbulkan pertentangan dari bekas para samurai. Dulunya secara status, mereka sangat disanjung dan pada masa ini mereka memiliki status yang setara dengan golongan pedagang. Samurai diberikan pensiunan berupa obligasi yang berlaku secara turun temurun dan memperbolehkan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi. Karena hal ini, agar Jepang tetap memiliki pasukan militer, pemerintah melakukan wajib militer bagi semua laki-laki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun