Sehingga pada zaman-zaman tersebut kita dapat menginterpretasikan bahasa sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya karakter masyarakat dan berbagai kebiasaan-kebiasaan yang ada di dalam komunitas kemasyarakatan
Sehingga kata-kata perempuan nakal yang diinterprestasikan pada zaman sekarang masuk ke zaman yang ada dahulu tidak masuk juga demikian ketika bahasa itu masuk ke zaman yang ada sekarang Sehingga bagaimana kita menginterpretasikan bahasa tersebut harus menggali kultural budaya historical bahasa yang ada pada saat
Dalam buku spiral hermeneutika analisis bahasa tersebut merupakan bagian sintesa atau sintesis dari berbagai keterhubungan budaya juga dapat dihubungkan dengan historical historical lain pada saat zaman tersebut
Sehingga proses evaluasi terhadap kata tersebut menjadi sebuah bentuk pemahaman yang tepat
Selanjutnya adalah pada zaman sekarang hal tersebut mungkin menjadi beberapa istilah yang berbeda seperti perempuan cabe-cabean atau dikenal dengan istilah lain yang disebut jablay dalam artian sebuah singkatan Jarang dibelai
Bila melihat konteks ini secara bahasa disebutkan bahwa istilah tersebut bus similarkan dengan sebuah konteks perempuan non profesional yang bekerja sebagai perempuan nakal
Sederhana saja adalah penjajah seksual non profesional atau dalam Google kita bisa mengatakan istilah ini digunakan untuk pelacur non profesional
Disebutkan pula istilah jablay muncul ketika tahun 2006 Dan ini juga dipopulerkan oleh sebuah lagu yang mengakronimkan arti kata tersebut
Pada zaman-zaman tertentu juga kita mengenal istilah perempuan eksperimen atau disebut dengan perek
Bila kita melihat kata ini muncul dimulai dari munculnya berbagai hiburan malam yang disebut dengan karaoke malam di Jawa Timur dan pemandu lagu atau sekarang kita disebut dengan PL itu diistilahkan dengan paras atau perempuan eksperimen
Dalam konteks lain di Jawa Barat dan sekitarnya menjadi perempuan nakal atau perempuan pelacur non profesional