Mohon tunggu...
Julinda Jacob
Julinda Jacob Mohon Tunggu... Konsultan - Orang rumahan

Seorang ibu rumah tangga yang menuangkan hasil pandangan mata dan pendengaran dalam kehidupan keseharian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paraji (Dukun Bayi) Alternatif Pengobatan Stuip Pada Anak?

27 Oktober 2016   20:46 Diperbarui: 27 Oktober 2016   21:20 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya ragu, tapi  Bapak meyakinkan saya, sudah banyak yang sembuh dari stuip setelah berobat disana. “Mumpung badannya sedang panas begini, lebih mudah mengobatinya” ujar si Bapak. Ketika suami datang menjenguk saya berdiskusi mengenai hal ini, suami setuju. Dengan bismillah, kami menandatangani surat keterangan keluar RS atas inisiatif sendiri. Dokter tidak bertanggung jawab dengan akibat yang akan timbul. Kami sudah bertekat, Bondan harus sembuh, kasihan hidupnya jika di dera sakit berkepanjangan dan tergantung pada obat. 

Suami mencari alamat paraji dan menjelaskan semuanya. Keluar dari  RS, kami langsung ke rumah paraji. Sebetulnya praktek paraji sudah tutup pukul 11.00 pagi, karena masalahnya khusus beliau bersedia membantu. Seluruh tubuh Bondan di pijat terutama pada syaraf-syaraf seputar kepala.  Alhamdulillah, suhu tubuhnya berangsur normal. Kami merasakan kelegaan luar biasa dan berharap Bondan segera sehat.  Menurut paraji Bondan harus dipijat sebanyak 9 kali berturut-turut di pagi hari tanpa putus dan hari ke 10 ditutup dengan ritual adat.

Setiap pagi sebelum ke kantor, saya dan suami membawa Bondan ke paraji, dia di urut dan dicekok obat herbal. Kami harus memegang Bondan yang berontak karena obatnya sangat pahit. Bertambah hari, badannya bertambah sehat. Malah sangat cepat, diluar perkiraan kami. Ada noktah hijau diantara dua alis Bondan. Menurut paraji tidak baik, itu pertanda sering sakit dan harus dibuang. 

Di hari ke 10 paraji membuang noktah hijau, pengobatan ditutup dengan tumpeng nasi kuning dan ayam kampung hitam yang sudah didoakan, disedekahkan ke anak yatim atau kaum duafa.  Setelah pengobatan dan ritual selesai, kesehatan Bondan terus membaik, dia sudah mau makan dan daya tahan tubuhnya mulai kuat. 

Sudah mulai duduk di teras, main di luar rumah tanpa cemas akan muntah atau panas tinggi. Kami sekeluarga bahagia melihatnya lepas dari infus dan obat-obatan. Dan setiap sakit kami membawanya ke paraji, dia sudah tidak stuip lagi. Bondan sugesti, tak bisa sembuh ditangani dokter, sehingga, di setiap daerah tempat suami mutasi yang pertama kami cari adalah paraji.

So, para orang tua, banyak alternative pengobatan dan semua harus kita usahakan demi kesembuhan buah hati tersayang.  Orang tua perkotaan, tak perlu malu jika anak harus berobat ke paraji atau istilah daerahku “dukun kampung”. Saat anak sakit kita harus banyak bertanya pada orang-orang yang lebih tua. Mereka punya banyak pengalaman dan cerita, tidak melulu menggunakan pengobatan modern. 

Kadangkala pengobatan tradisional dengan obat herbal lebih manjur daripada pengobatan modern yang menggunakan obat-obat kimia. Tetap damping anak saat sakit, abaikan pekerjaan kita dan harus yakin setiap penyakit ada obatnya. Ibu adalah obat kuat bagi anak. Salam sehat…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun