Mohon tunggu...
Juliana Saragih
Juliana Saragih Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Psikolog Klinis

Belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Suami dan Istri: Kepingan Puzzle yang Saling Melengkapi

21 Juli 2021   22:02 Diperbarui: 21 Juli 2021   23:35 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidupkan Kembali Cinta Itu

Coba Anda ingat, saat pacaran berapa kali kata-kata I Love You terucapkan? Bandingkan jumlahnya dengan sesudah menikah. Saat pacaran seberapa sering Anda ingin menyentuh, memeluk, menelepon sang pacar? Dan bagaimana setelah menikah, masihkan rasa cinta itu terucap dari bibir dan terekspresikan dari perilaku? Beberapa penelitian tentang cinta menyatakan bahwa cinta dipengaruhi oleh faktor biologis dan akan hilang seiring berjalannya waktu. Salah satunya adalah Emanuele (2011) yang menemukan bahwa senyawa di dalam otak yang bernama NGF (Nerve Growth Factor) akan meningkat seiring dengan meningkatnya perasaan romantis saat seseorang jatuh cinta. Sayangnya tingkat NGF ini akan menurun selama 1-2 tahun berikutnya. Lantas, apakah rasa cinta itu juga akan menurun dan perlahan menghilang? Padahal banyak ditemukan pasangan yang masih terlihat saling mencintai walau sudah menikah bertahun-tahun bahkan sudah menjadi kakek dan nenek. Hakikatnya, perasaan cinta adalah sesuatu yang harus disiram dan dipupuk agar tetap bisa hidup, tumbuh, dan berkembang. Maka hidupkanlah kembali rasa itu, rasa saat Anda pertama melihatnya, menyatakan cinta padanya dan memintanya menjadi pasangan seumur hidup. Kembalikan rayuan-rayuan, sentuhan-sentuhan dan tindakan-tindakan yang dulu Anda lakukan saat benih cinta itu mulai tumbuh. Dan percayalah, saat mengalami masa-masa tersulit dalam pernikahan, rasa cinta yang Anda miliki terhadap pasangan akan menjadi jangkar yang menguatkan untuk menghadapi semuanya. Terkesan klise dan dramatis, tetapi banyak fenomena telah membuktikan hal ini.

Pada akhirnya, suami dan istri adalah pelengkap bagi satu sama lain. Ibarat puzzle, bentuk kepingnya bisa saja berbeda namun justru perbedaan itu yang menjadi pelengkap satu sama lain agar terbentuk gambar yang utuh. Menyatukan keping tersebut tentu saja memerlukan usaha, tetapi akan sebanding dengan hasilnya. Selamat mencoba, dan nikmatilah perjalanan pernikahan Anda.

Daftar Referensi

Duvall, E. M.  & Miller, B. C (1985). Marriage and Family Development: Sixth Edition. New York Harper: Harper & Row Publishers.

Emanuele, E. 2011. NGF and Romantic Love. National Library of Medicine. DOI: 10.4449/aib.v149i2.1367.

Krull, E. 2016. "Marriage Communication: How Does It Work?", https://psychcentral.com/lib/marriage-communication-how-does-it-work#1, diakses pada 20 Juli 2021.

Pease & Pease. (2007). Why Men can only do one thing at one time and women can't stop talking. Jakarta: Ufuk Press

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun