Mohon tunggu...
Juliharto Riduan
Juliharto Riduan Mohon Tunggu... Karyawan BUMN -

whatever you think, think creative

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Senyum Seterang Cahaya, Sehangat Pelukan

11 Oktober 2016   14:45 Diperbarui: 11 Oktober 2016   15:15 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya kabel pun dipasang untuk mengganti kabel kecil yang memasok listrik ke pesantren pimpinan Ustadz Mansyuri Adam tersebut. Selanjut, ‘Byar’ listrik yang mengalir ke pesantren AL-AZHAR pun menyala dengan tegangan normal 220 volt setelah kabelnya diganti dengan kabel baru. Alhamdulillah, dalam tiga minggu persoalan listrik di pesantren yang diasuh ustadz Mansyuri Adam dapat terselesaikan dengan baik. Ada kepuasan bathin yang tak terhingga dalam diri ini, terima kasih ya Allah atas bantuan dan rahmat-Mu, syukur saya dalam hati.

Esoknya, setelah selesai memberikan briefing pagi kepada seluruh pegawai, saya menerima kedatangan Ustadz Mansyuri Adam di kantor saya. Beliau datang untuk mengucapkan terima kasih kepada PLN yang sudah menyelesaikan masalah tegangan drop yang bertahun-tahun dirasakan oleh pesantren yang dipimpinnya. Ia pun memuji saya dengan sebutan pahlawan bagi pesantrennya, karena dengan listrik yang tegangannya kembali normal komputer-komputer yang diperoleh dari bantuan donatur yang lama menganggur sekarang sudah dapat dioperasikan untuk proses belajar oleh murid-muridnya. 

Saya pun tersipu dengan pujian yang saya rasakan sangat berlebihan tersebut, dan saya pun berbalik memuji pak ustadz yang dengan kesabaran yang tinggi telah rela menunggu sangat lama untuk perbaikan listrik di pesantrennya itu. Dan saya nyatakan bahwa pekerjaan yang kami selesaikan tersebut karena atas bantuan do’a dari pak ustadz yang didengar oleh Allah, dan karena pertolongan-Nya kami pun berhasil. Saya lihat ada senyum yang mengembang dari bibir pak ustadz, senyum yang terang, seterang cahaya listrik yang tak lagi redup. Ia pun tak sungkan memeluk saya tiap kali ada kesempatan bertemu, pelukan yang hangat penuh persaudaraan.

Sampai saat ini walaupun saya tak lagi menjabat sebagai manajer rayon di PLN Rayon Lubuklinggau, persahabatan saya dengan ustadz Mansyuri Adam masih terjalin baik. Dalam beberapa kesempatan bertemu beliau masih suka memberikan pujian kepada saya di depan teman-temannya bahwa saya telah menjadi pahlawan untuk pesantrennya. Ada-ada saja pak ustadz ini memberikan pujian, terasa berlebihan dan membuat saya merasa sangat tersanjung, tetapi pelajaran yang saya dapatkan dalam kisah ini adalah jika kita bersungguh-sungguh ingin menyelesaikan suatu masalah pasti ada jalan keluarnya, dan jika kita tulus dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan kita, dan ketika mereka merasa puas atas pelayanan tersebut maka pelanggan pun akan memberikan pujian dan penghargaan yang tinggi atas kerja terbaik kita. Maka bekerjalah optimal, setinggi harapan pelanggan. Kejarlah senyum pelanggan, dan rasakan keeratan hubungan dengan pelanggan, karena senyum pelanggan adalah api dalam tungku dapur kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun