Pernah kita bercakap-cakap tentang musim saat hujan tumpah ruah di awal bulan Juni
Saat kau berusaha memenjarakan hujan dalam kamera yang kau kalungkan di dadamu
“Kukira, musim selalu sama, tetapi...”
Katamu dengan mata penuh mendung
Saat itu sedang kutebak-tebak, apa hatimu punya musim?
Dua musim? Atau empat musim kah?
Kira-kira musim apa yang sedang mengunjungi hatimu?
Saat itu, ada banyak tanya dan kalau saja yang memenuhi udara lembap di antara kita
Aku takut, kalau saja hatimu serupa musim gugur
Ataukah hatimu musim dingin? Musim semi?
Bagaimana caraku hidup di sana?
Jika aku hanya terbiasa dengan kemarau dan hujan bergantian
Lama sekali kita diam
Hingga sisa gerimis tiba juga di penghujung Agustus
Sebab itu, ingin kukirim sekalimat
Yang tak sempat dibisikkan angin kering di pertengahan September ke gendang telingamu
Bahwa “Aku mencintaimu”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H