Mohon tunggu...
Julita Hasanah
Julita Hasanah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Masih Mahasiswa

A Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Remote Working" Jadi Tren Masa Depan, Bagaimana Kuasai Komunikasi dari Layar?

24 April 2021   10:08 Diperbarui: 24 April 2021   10:19 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Working From Home (WFH) sumber: https://www.shrm.org/

Tak pernah terbayangkan sebelumnya, bekerja dari layar menjadi keharusan demi kebaikan bersama...

Kompasianer tentu tidak asing lagi dengan istilah Working From Home (WFH) yang sudah Kita tekuni setahun belakangan ini. Saya jadi teringat kata-kata Arundhati Roy, bahwa pandemi yang saat ini Kita hadapi adalah sebuah portal. Diibaratkan pintu gerbang yang menghubungkan Kita ke dunia yang benar-benar baru.

Akibat penyebaran virus yang masif, Presiden Jokowi mengimbau masyarakat untuk disiplin belajar dan kerja dari rumah. Sehingga manusia yang awalnya bekerja dari kantor bergeser ke rumah. Begitu pula dengan para pelajar dan mahasiswa, terhubung melalui jaringan untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Remote Working diprediksi Menjadi Tren di Masa Depan 

Secara global, nyaris tidak ada negara yang lolos dari serangan virus Covid-19. Sehingga Working From Home tak hanya diberlakukan di Indonesia tapi juga di hampir seluruh dunia. Meminjam data survei dari Eurofound, lembaga Uni Eropa, yang berperan memberikan pengetahuan untuk pengembangan kebijakan sosial, dan ketenagakerjaan, mengungkapkan sebesar 40 persen pekerja di Eropa bekerja dari jarak jauh secara full-time akibat pandemi.

Saya kemudian menemukan fakta menarik. Review42 dalam "28 Need-To-Know Remote Work Statistics Of 2020" menuturkan jika saat ini, sebanyak 55 persen bisnis secara global menawarkan pekerjaan yang sifatnya jarak jauh atau remote working.

Entah berita baik atau berita buruk, berdasarkan data tersebut terdapat kemungkinan besar jika remote working atau bekerja jarak jauh akan menjadi banyak pilihan orang maupun perusahaan ke depan. Ya rupanya pandemi memang benar-benar akan membawa Kita pada dunia baru, dimana bekerja secara mobile akan menjadi tren di kemudian hari.

Remote Working dan Tantangan Komunikasi dari Layar

Perubahan bekerja dari kantor ke rumah merupakan suasana yang benar-benar baru bagi sebagian masyarakat. Jika sebelumnya Kita bisa leluasa berdiskusi secara tatap muka dengan rekan kerja dan atasan. Kali ini segala bentuk komunikasi dilakukan secara virtual.

"Kita belum terbiasa berkomunikasi lewat aksara, sehingga bekerja dari rumah perlu usaha ekstra lebih dari biasanya."

Inilah dunia baru yang sedang Kita hadapi. Dulu Kita bisa bertanya kepada senior atau atasan ketika menemukan kendala dalam menyelesaikan pekerjaan, sekarang harus memutar otak karena keterbatasan ruang tanya jawab virtual. Apalagi jika sampai salah mengirim pesan waduh bisa jadi problema.

Masalahnya tak hanya bagaimana komunikasi yang dilakukan selama bekerja dari rumah bisa efektif, namun juga sampai ke hati. Bagaimanapun bekerja dalam tim mensyaratkan keakraban untuk bisa meraih tujuan bersama. Tentu saja hal ini sangat mudah dibangun dengan tatap muka, namun bagaimana jika tanpa temu seperti kondisi yang kini sedang dan akan Kita hadapi ?

Kiat Komunikasi Efektif dari Layar Sampai ke Hati 

Komunikasi bersifat irreversible dimana kata-kata yang diucapkan tidak bisa Kita tarik kembali. Benar adanya, "mulutmu adalah harimaumu", salah bicara bisa jadi masalah besar. Begitu pula komunikasi melalui layar, Kita harus berhati-hati agar lawan bicara tak salah paham, apalagi jika berhadapan dengan bos besar di kantor waduh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun