Dunia kini punya wajah baru sebagai potret berbagi kebahagiaan. Pandemi mengharuskan kita terus berjarak. Social distancing menjadi wajib untuk saling menjaga diri. Lagi-lagi, cara berbagi kebahagiaan mengalami perubahan. Tak lagi bertatap muka, berbagi kebahagiaan harus dapat dilakukan dari kejauhan.Â
Berikut kisahku berbagi kebahagiaan di tengah episode pandemi.
Mengukir Senyum "Akung" dari KejauhanÂ
Di tengah gempuran berita kematian dan lonjakan kasus Covid-19, Aku mendapat kabar suatu sore. Sambil sedikit terbata-bata Akung, panggilan untuk Ayah dari Ibu, mengatakan jika beliau sedih karena ibadah umroh yang awalnya dijadwalkan pada Bulan Februari mendatang dibatalkan. Berkenaan dengan pandemi, Pemerintah menyeleksi usia calon jamaah yang boleh diberangkatkan ke tanah suci. Akung yang berumur di atas 50 tahun termasuk golongan lansia yang harus menunda keberangkatan hingga waktu yang tak ditentukan.
Sejujurnya Aku setuju dengan kebijakan tersebut, demi keselamatan keputusan ini memang perlu diambil. Tapi mendengar kekecewaan Akung dari sambungan telepon, hatiku runtuh. Akung adalah satu-satunya orang tua dari Ayah dan Ibu yang masih tersisa, sehingga kesedihan beliau adalah luka bagiku. Jika saja pandemi tak sedang berkecamuk, Aku jelas sudah memesan tiket menuju kampung halaman dan memeluk beliau erat. Namun, hal tersebut tak mungkin Aku lakukan karena sangat berisiko.
Ah... tapi jaman bukannya memang sudah berubah, berbagi kebahagiaan di era milenial dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kemudian ide brilian muncul, Aku akan mengirimkan hadiah untuk mengukir senyum beliau yang jauh di sana.
Hadiah yang istimewa ini harus sampai dengan selamat dan tak boleh rusak sedikitpun. Yang harus dipikirkan adalah menentukan jasa pengiriman yang paling amanah. Aku mengingat kembali beberapa catatan jasa pengiriman barang yang pernah Aku gunakan.
"Hanya JNE yang nyaris tanpa catatan buruk. Pengiriman tepat waktu, paket terjamin aman sampai tujuan baik itu mengirim makanan, maupun barang elektronik dan layanan tersebut diperoleh dengan harga yang tidak memberatkan konsumen."
"Oh ya, kurirnya sangat amanah. Akung masih di sawah ditunggu sampai rumah untuk menerima paketnya lho..."