Â
Saat masih anak-anak, hobiku ada dua, pertama makan nasi goreng buatan Ibu tepat jam tujuh pagi. Kedua, sebagai anak dengan rasa ingin tahu yang besar Aku kerap bertanya-tanya soal proses bersalin kepada Ibu menjelang tidur seusai dongeng "Sepatu Raksasa" atau "Si Kancil" selesai dibacakan.
"Ibu, melahirkan itu pasti sakit ya?" tanyaku ingin tahu.
"Enggak, justru senang dong kak" jawab Ibu sederhana.
"Bohong,pasti sakit..." bantahku seraya kesal.
"Iya, sakit sudah pasti, tapi setelah melihat si malaikat kecil lahir seketika rasa sakitnya hilang diganti bahagia" jawab Ibu sembari menepuk-nepuk pantatku supaya segera terlelap.
Kira-kira begitulah gambaran percakapanku menjelang tidur bersama Ibu. Percakapan yang menjadi saksi bahwa Ibu sosok yang kuat namun penuh kasih sayang. Maka ketika ditanya ingin jadi apa setelah dewasa nanti, jawabanku selalu sama "Aku ingin sekuat Ibu".
Semua Ibu adalah Teladan, Paling Tidak Bagi anak-anaknyaÂ
Setelah tumbuh menjadi perempuan dewasa, Aku banyak bertukar pikiran dengan teman di bangku kuliah dan juga teman kantor. Ternyata mereka setuju bahwa Ibu adalah sosok panutan. Selain itu, nilai-nilai yang diajarkan Ibu merupakan bekal dalam mengarungi kehidupan.
Ada yang tak mudah patah semangat karena nasehat Ibu,
Ada yang handal mengelola keuangan berkat ajaran Ibu,
Ada yang berani melangkah ke depan karena dorongan Ibu,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!