Mohon tunggu...
Julita Hasanah
Julita Hasanah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Masih Mahasiswa

A Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tak Hanya Maudy, Beasiswa LPDP untuk Siapa Saja

6 Agustus 2020   22:52 Diperbarui: 23 Februari 2022   11:05 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maudy Ayunda Saat Wisuda/ Foto : Instagram @maudyayunda

Sebagai Awardee, sebutan bagi penerima beasiswa LPDP, saya tidak jarang mendapatkan berbagai pertanyaan mengenai beasiswa di bawah kementrian keuangan ini. Mulai dari pertanyaan umum hingga pertanyaan mendetail. Jujur senang sekali mengetahui teman-teman antusias untuk studi lanjut melalui beasiswa, apalagi ini memang beasiswa yang disediakan negara sudah semestinya beasiswa ini banyak diburu.

Setelah menjelaskan berbagai tahapan seleksi sesederhana mungkin agar mudah dipahami, tidak jarang justru berujung dengan rasa minder dan insecure.

"Sepertinya Aku masih belum pantas deh kak untuk LPDP"

"Tahapan seleksinya panjang banget, juga susah untuk dilalui ya?"

Hingga...

"Tuh kan, udah kusangka kayaknya beasiswa LPDP ini cuma buat orang-orang sekelas Maudy Ayunda deh..."

Saya pribadi mengakui, ketika berkomitmen untuk mendaftar beasiswa LPDP pada 2018 lalu memang dibutuhkan proses panjang meyakinkan diri sendiri. Maklum, saya yang berasal dari daerah cukup kesulitan untuk memenuhi persayaratan administrasi saat itu. Ada segudang berkas yang harus disiapkan, misalnya standar nilai TOEFL yang harus dikantongi.

Kini kehororan atau bisa kita sebut eksklusivitas Beasiswa LPDP meningkat sejak pemberitaan media mengenai sosok Maudy Ayunda yang berhasil diterima dua universitas terbaik duni sekaligus dengan beasiswa LPDP.

Beberapa orang mempermasalahkan keberadaan Maudy Ayunda sebagai penerima beasiswa LPDP atau Awardee. Bukan dalam rangka menyangsikan kemampuan dan kapabilitasnya,terlebih kepada kondisi finansialnya yang sangat memungkinkan untuk studi lanjut tanpa beasiswa.

Saya pribadi sebenarnya tidak keberatan jika Maudy menerima beasiswa LPDP, toh dia juga mengikuti serangkaian tes yang memang semestinya dijalani tanpa mendapatkan kemudahan karena status artisnya. Saya justru kagum, keterlibatannya dalam seleksi beasiswa menunjukkan kerendahan hatinya untuk menguji kemampuan secara terbuka tanpa jalan pintas.

Foto-foto  Maudy Ayunda ketika mengikuti serangkaian tahapan seleksi cukup banyak beredar di media massa. Tak ada keiswimewaan yang muncul, Maudy antri dan menunggu giliran seperti kandidat lainnya. Bukankah senang mengetahuinya ?

Yang jadi persoalan selanjutnya sosok Maudy Ayunda yang bersinar dengan beragam prestasi digeneresasi menjadi ikon beasiswa LPDP. Positifnya citra beasiswa LPDP di mata publik meningkat, negatifnya banyak anak-anak di daerah utamanya yang jadi ciut duluan sebelum bertanding.

Memang harus kita akui jika keberadaan sosok luar biasa Maudy Ayunda cukup mengintimidasi. Sehingga jika awalnya saya hanya perlu menjelaskan tahapan dan tips untuk lolos beasiswa LPDP, kini saya juga perlu untuk memberi keyakinan bahwa beasiswa LPDP untuk siapa saja. Sebagai anak di daerah yang berhasil mendapatkan beasiswa ini, saya tidak rela jika ada kandidat yang menyerah terlebih dahulu tanpa mencoba.

LPDP cukup banyak membuka mata dan membawa perubahan luar biasa dalam diri saya, selain pembiayaan studi master, beasiswa ini memberikan kesempatan bertemu dan berjejaring sesama awardee di seluruh penjuru dunia. Akibatnya mindset "sulit" dan "suka bertengger di zona nyaman" yang selama ini menghuni raga puluhan tahun sirna.

Beberapa yang "minder duluan" biasanya juga belum banyak mengetahui berbagai jalur yang dapat dipilih ketika mengikuti seleksi. Beasiswa LPDP memang diperuntukkan bagi siapa saja dengan beragam jalur. Mulai dari reguler, afirmasi hingga santri. Pada jalur afirmasi misalnya masih terbagi lagi kedalam beberapa subjalur, beasiswa bagi daerah tertinggal, beasiswa alumni bidik misi berprestasi, dan sebagainya.

Setiap jalur memiliki persayaratan yang disesuaikan. Jalur afirmasi dan reguler memiliki standar minimal skor TOEFL yang berbeda, begitu pula dengan syarat lainnya. Semoga ke depan anak-anak terbaik negeri mengetahui informasi kebeasiswaan lebih mendalam, karena pendidikan adalah alat pembebasan dari kemiskinan, kebodohan, dan kerusakan. Kita butuh lebih banyak sumber daya manusia terdidik, utamanya di daerah.

Saya juga berharap teman-teman media bisa mengangkat narasi akan beasiswa LPDP yang lebih membumi. Tidak sedikit putra daerah yang menerima beasiswa LPDP, bahkan nyatanya memberikan kontribusi luar biasa setelah studi. Misalnya Bang Billy Mambrasar salah satu stafsus Milenial pilihan presiden kita.

Terakhir ijinkan menulis sebuah kutipan berikut sebagai pengingat bersama.

"Gelar sarjana bukan merupakan tanda produk jadi tetapi indikasi seseorang siap untuk hidup." Reverend Edward A. Malloy

Jember, 6 Agustus 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun