Pemindahan ibu kota bukanlah fenomena baru, banyak negara telah berhasil mewujudkannya seperti Brasil, Amerika Serikat hingga negara tetangga, Malaysia. Kini giliran Indonesia mencetak momen historisnya. Perlahan tapi pasti, pemindahan ibu kota mulai terlihat konkrit pada pemerintahan presiden ke-7 RI, Bapak Joko Widodo.
Sinyal pemerintah menunjukkan bahwa ibu kota baru akan berada di wilayah timur, yaitu Pulau Kalimantan. Hal tersebut merupakan kabar segar. Selama ini pembangunan nyaris selalu Jawa sentris, dimana pembangunan berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan dan infrastruktur terkonsentrasi di Pulau Jawa. Dengan dipilihnya Kalimantan sebagai calon bakal ibu kota baru, merupakan sebuah harapan akan tercapainya Indonesia sentris
Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa rencana pemindahan ibu kota Negara RI ke lokasi yang baru sudah masuk ke dalam rancangan teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Pemindahan ibu kota merupakan bagian dari strategi jangka panjang. Untuk itu diperlukan kajian mendalam dan terencana
Spirit Kebangsaan
Satu catatan penting bahwa selain soal pembangunan infrastruktur, banyak hal perlu dikaji terutama "spirit" dari ibu kota yang baru nanti. Ibu kota baru merupakan etalase negeri, tak hanya berfungsi mendukung pelaksanaan administrasi yang prima. Anak bangsa tentunya berharap hadirnya pembangunan infrastruktur kesenian pada ibu kota yang baru.
Banyak pekerja kreatif di bidang kesenian yang tak akan keberatan jika dilibatkan. Bukankah sangat elok jika ibu kota baru kaya akan kantong-kantong kegiatan kesenian. Panggung kesenian menjadikan ibu kota tidak hanya megah tapi juga berjiwa kebangsaan.
Ibu kota yang baru merupakan mega proyek yang merupakan genuine kaya anak bangsa sendiri. Jika kota-kota lain seperti Yogyakarta, Bali dan Banyuwangi mampu membranding dirinya menjadi kota kesenian, begitu juga dengan ibu kota baru kita nantinya.
Ibu Kota Baru: Sustainable Green City
 Pembangunan kerap kali mengorbankan lingkungan, sehingga banyak pihak berharap Pemerintah berkomitmen agar pembangunan ibu kota baru ramah lingkungan. Sejalan dengan penjelasan Kepala Bappenas, bahwa pembangunan ibu kota mengusung konsep green city dimana clean renewable bukan tergantung fossil. Sehingga dalam jangka panjang tercipta ibu kota yang hijau dan berkelanjutan.Â
Keberpihakan pada Sektor TradisionalÂ
Mustahil ibu kota berdiri tanpa infrastruktur yang prima. Menteri PPN/ Kepala Bappenas baru-baru ini menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur besar-besaran akan dieksekusi dalam kurun waktu 2020-2024 guna menyiapkan ibu kota yang baru. Tak main-main dana investasi yang akan digelontorkan sebesar Rp. 446 triliun.
Pembangunan ibu kota baru secara langsung akan menumbuhkan titik-titik ekonomi baru utamanya sektor non tradisional yang akan menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi. Keberpihakan pemerintah kepada sektor tradisional masyarakat Kalimantan juga menjadi syarat utama.
Tanpa pendampingan pemerintah, adanya pembangunan ibu kota baru justru akan menggusur sektor tradisional secara perlahan. Hal ini tidak sejalan dengan master plan pembangunan ibu kota dimana tersisihnya nelayan, petani hingga pedagang pasar.
Saya percaya bahwa Pemerintah tengah menyiapkan pemindahan ibu kota baru pada 2020 mendatang secara serius. Dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam hal ini. Saran dan masukan segenap masyarakat Indonesia akan menambah spirit pemindahan ibu kota baru.