Banyak pelajaran yang harus beliau tempuh saat bekerja di detik.com. Salah satunya adalah tentang periklanan. Maklum, Sapto sama sekali tidak memiliki basicpemasaran secara offline apalagi online. Namun hal ini menjadi sebuah tantangan yang harus bisa ditaklukkannya. Bagaimana pun, beliau harus memberikan bukti kepada tim dan juniornya.
Pusing? Tentu saja. Namun beliau selalu mencari cara dan membuat strategi baru yang pada akhirnya membuahkan hasil.
Meskipun telah berhasil, Sapto tidak lantas puas begitu saja. Banyak tantangan lain yang ingin diraihnya. Karirnya sebagai direktur di detik.com pun ditinggalkan dan mencoba peruntungan di bisnis kliping digital yang masih eksis sampai sekarang.
Karirnya kemudian berlanjut ke merdeka.com. Beliau menjadi partner strategis. Sapto yang menyusun strategi  sehingga  merdeka.com mampu berada di urutan tiga besar di Indonesia.
Sukses di merdeka.com, Sapto pun membuat Tirto.id. Tak lama setelah itu, beliau  membuat Padepokan ASA.
Padepokan ASA merupakan tempat berbagi mereka yang memiliki keahlian secara terbuka. Mereka berbagi ilmu tanpa dibayar. Sesuai dengan tagline Padepokan ASA itu sendiri yaitu house of sharing and incubation.
Sejak  tahun 2015 hingga sekarang, Padepokan ASA sudah memiliki banyak sekali program.
Perjalanan Karir Sapto Anggoro
Dulu pernah menjadi tukang cuci cetak foto hitam putih, kini menjadi pengusaha media digital
Ketika posisinya menanjak, beliau malah berpikir untuk turun membangun bisnis media yang baru
1984 Gagal masuk Akpol, Sapto mengambil kuliah bidang Jurnalistik untuk menjadi  Wartawan di Surabaya